Happy reading ♥️
Takut-takut Nayla berjalan melalui Elang menuju perpustakaan, ia tak sadar jika Elang mengangkat wajahnya dan memperhatikan Nayla sambil melengkungkan senyuman samar di bibirnya hingga gadis remaja itu menghilang di balik pintu barulah Elang kembali fokus pada gitarnya.
Ruang perpustakaan pribadi milik keluarga Wiguna cukup luas, di dalamnya terdapat sekitar 5 rak buku berukuran besar dan tinggi. Setiap buku disusun dengan rapi berdasarkan nama penulisnya dan sesuai dengan urutan alphabet.
Buku yang Nayla pinjam adalah karya Aghata Christie, karena berdasarkan alphabet maka buku itu harus Nayla simpan di rak nomor satu dengan letak rak paling atas. Nayla sendiri pernah membantu Amelia dan Maminya saat menyusun buku di perpustakaan ini. Hampir semua anggota keluarga Amelia gemar membaca buku, termasuk Elang. Lelaki itu sangat menyukai buku-buku fantasi seperti trilogi 'The Lord of The Ring' karya J.R.R Tolkien. Ia memiliki semua bukunya dan disimpan dengan baik di salah satu rak. Buku-buku itu tersampul plastik dan kondisinya sangat baik karena Elang benar-benar merawatnya.
Nayla pun menyukainya, tapi ia tak pernah berani untuk meminjamnya. Yang Nayla lakukan hanya mengambil buku itu lalu membaca dan merabaa nama 'Elang' yang tertulis pada sampulnya dan menyimpannya kembali ke dalam rak.
Dari hasil Nayla menabung, ia membelikan Elang buku karya J.R.R Tolkien yang lain yang berjudul 'The Silmarillion' tapi Nayla tak pernah berani untuk memberikannya pada Elang. Bagi Nayla, Elang itu terlalu "out of reach" (sulit untuk digapai) jadi ia hanya menyimpannya dalam lemari agar tak seorang pun tahu tentang perasaannya.
Nayla edarkan pandangannya mencari tangga kayu yang biasanya di gunakan sebagai pijakan untuk bisa meraih dan menyimpan buku yang terletak di bagian atas rak tapi setelah mencari-carinya tetap tak ketemu juga. Padahal Nayla telah menjelajahi seluruh isi ruang perpustakaan itu.
Rak yang ingin Nayla raih letaknya terlalu tinggi, ia pun mengamati dan menimbang-nimbang apakah aman jika ia menaiki satu pijakan rak kayu itu agar bisa menyimpan buku yang sudah dipinjamnya dan mengambil buku yang lain untuk dibacanya.
"Sepertinya aman," gumam nayla mengingat berat badannya yang berkepala 4 itu sepertinya tak akan menjadi beban yang terlalu berat karena rak-rak buku milik Amelia terbuat dari kayu jati.
"bismillah...," Nayla mulai memijakkan satu kakinya ke atas bagian rak yang menjadi titiannya saat ini. Merasa aman, ia pun menaikan kakinya yang lain dengan satu tangan berpegangan dan tangan yang lain berusaha menyimpan buku yang ia pinjam.
Tapi ternyata rak yang ingin Nayla raih masih terlalu tinggi hingga tangannya tak sampai untuk menyimpan bukunya itu, yang ada pijakannya menjadi tak seimbang dan tanpa sengaja kedua tangan Nayla malah berusaha berpegangan pada jajaran buku hingga buku-buku itu terjatuh di susul oleh tubuhnya sendiri yang ikut terjatuh ke atas lantai hingga menimbulkan bunyi yang cukup nyaring.
"aawwww," pekik Nayla ketika ia terjatuh dan salah satu buku menimpa kepalanya. "mati aku...," rutuk Nayla saat ia melihat banyak buku berserakan di sekitarnya. Ia takut suara bising yang dibuatnya menjadikan Elang terganggu.
Rasa peningnya belum hilang, juga sakit di salah satu kakinya tapi pintu perpustakaan sudah terbuka lebar dan menampakkan Elang yang berdiri tegak di sana.
Pandangan mata mereka kembali bertemu, dan Elang pun melangkahkan kakinya memasuki perpustakaan dan berjalan menghampiri Nayla yang masih terduduk di atas lantai dengan buku berserakan.
"Maaf," cicit Nayla hampir tak terdengar.
Elang tak mengatakan apapun, bahkan ia tak bertanya pada Nayla tentang apa yang telah terjadi hingga gadis itu bisa berada di atas lantai dengan buku-buku berserakan.
Yang Elang lakukan hanya mengumpulkan dan membereskan buku-buku itu satu persatu tanpa berkata-kata. Lalu ia pun mulai menyimpan kembali buku-buku itu pada tempatnya semula.Nayla berdiri masih dengan buku yang ia pinjam sebelumnya dalam genggaman tangan.
Dengan tangan gemetar Nayla membantu Elang merapihkan buku. Tak ada pembicaraan apapun dari mulut keduanya, yang terdengar hanya bunyi buku-buku yang beradu dengan rak yang menjadi tempat diamnya.
Setelah beberapa waktu berlalu dan rak buku pun sudah terlihat rapi seperti sedia kala, Nayla menengadahkan kepalanya melihat rak atas yang menjadi tujuannya semula dengan menarik nafas dalam. "semua gara-gara kamu," ucap Nayla dalam hatinya. Ia menyalahkan rak yang terlalu tinggi letaknya itu atas kejadian yang baru saja menimpanya hingga ia harus terjebak dengan Elang disini.
Tiba-tiba Elang berdiri tepat di belakang Nayla meraih buku dalam genggaman gadis itu dan menyimpan buku itu di rak paling atas dimana buku itu harus berada.
"Sekarang mau baca yang mana ?" tanya Elang sembari menundukkan kepalanya hingga ia bisa melihat puncak kepala Nayla dengan jelas bahkan wangi sampo beraroma bunga yang menguar dari rambut panjang Nayla bisa Elang cium dengan jelas.
Nayla terperanjat karena merasa tak percaya, ia menengadahkan kepalanya melihat kepada Elang. Tinggi Nayla yang hanya 160cm membuat kepala gadis itu menempel pada dada Elang. "Eh ?" Nayla salah tingkah dengan dadanya yang berdegup sangat kencang. Bila saja Elang lebih menunduk lagi, Nayla yakin lelaki itu bisa mendengarkan debaran jantungnya yang menggila.
"mau baca yang mana ?" tanya Elang lagi karena Nayla tak kunjung menjawab pertanyaannya.
"The- the ABC murders," cicit Nayla terbata menyebutkan salah satu judul novel dari pengarang yang sama yaitu Agatha Christie yang letaknya di rak paling atas itu.
Dengan tinggi badan Elang yang 190cm membuatnya mudah untuk memilih buku, ia membaca judul buku satu-persatu dan mengambil yang Nayla inginkan, masih dengan posisi tubuh Nayla yang berdiri tegak di depan tubuhnya. Sedangkan Nayla menuggu dengan debaran jantungnya yang bertalu-talu. Waktu terasa begitu lambat berlalu.
"ini," Elang menyerahkan buku itu dan Nayla meraihnya dengan tangan yang gemetar. "Terimakasih," cicit Nayla pelan dengan pipi bersemu merah jambu karena malu-malu.
Elang tersenyum samar, merasa gemas karena senyuman si gadis dengan pipinya yang merona. "lain kali hati-hati," ucap Elang sebelum ia pergi meninggalkan Nayla.
"I-iya, terimakasih banyak kak, El," ucap Nayla menghentikan langkah Elang dan melihat ke arah gadis itu dan melengkungkan sedikit senyum di bibirnya tanpa satu katapun terucap, kemudian berlalu pergi.
Nayla meluruhkan tubuhnya di atas lantai dingin perpustakaan itu, senyuman Elang membuat kedua kakinya lemas bagaikan jelly. Nayla mengatur nafasnya dan ia rasakan rasa panas di pipinya hanya karena sebuah senyuman yang Elang berikan untuknya.
"Kamu ngapain duduk di lantai, Nay ?" tanya Amelia yang muncul dari balik pintu.
"Hah ? aku gak pa-pa," jawab Nayla.
"Eh tadi aku lihat bang El keluar dari ruangan ini. Apa dia gangguin kamu ?" tanya Amelia penuh selidik.
"Ng-nggak... tadi aku jatuh sama buku-buku, Kak Elang bantuin aku beresin semua," jawab Nayla terbata.
"Si es balok itu bantuin kamu ?" tanya Amelia tak percaya. "Gak mungkin deh, Nay. jangan bohong !" lanjutnya.
"I-iya, masa aku bohong sih, Mel ?"
"Bang El mana mau nolongin kecuali Mami yang minta. Dia kan orangnya nyebelin," jawab Amel.
"Nay, ayo kita pergi. Aku udah siap," ajak Amelia.
Nayla menelisik penampilan Amelia yang sudah rapi itu, sepertinya ini suatu prestasi karena Amelia bisa bersiap-siap dalam waktu yang cukup singkat.
"Oke, kita pesan taksi online dulu," sahut Nayla.
"Gak usah !!! hari ini bang El yang akan jadi supir pribadi kita !" ucap Amelia sambil tertawa.
"Hah ??" Nayla berkerut alis tak paham.
"Tadi malam bang El pulang telat jadi Mami menghukumnya dengan menjadikan dia sebagai supir pribadi kita di hari ini. Kamu gak keberatan kan ?" tanya Amelia dan Nayla pun menggelengkan kepalanya pelan.
"Oh iya, dia juga ikut kita nonton dan jalan ,gak pa-pa ya ? kata Mami kasian kalo bang El harus nunggu di dalam mobil," lanjut Amelia.
Nayla menyunggingkan senyum yang dipaksakan, tak terbayang apa yang akan terjadi dengan hatinya dihari ini. Insiden perpustakaan tadi saja sudah membuatnya tak berdaya.
to be continued ♥️
thanks for reading ♥️
jangan lupa like, komen, hadiah dan vote
tq ♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
yg jelas, jantung kamu bukan cuma berasa lagi sprint Nay .... tapi triathlon kalik yak .... 🤭
jangan sampe megap megap ya Nay ... apalagi harus nafas buatan ...
🤣🤣🤣
2023-08-08
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
wadtttaaawww .... itu mah bukan hukuman buat Elang ateuh Mam ... tapi anugrah yg tak terhingga ... 😅😅😅
2023-08-08
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
tapi tadi aslik gak nyebelin, Mel .. malah bikin aku mlehoy panas dingin .....
😁😁
2023-08-08
0