Nathan tampak celingak-celinguk keluar dari stasiun, membaca petunjuk Singgih lewat pesan singkat yang ia kirimkan.
Keluar stasiun sebetulnya bisa naik angkutan, tapi kau mungkin akan sedikit bingung, jadi lebih baik naik ojek saja, atau becak.
Nathan pun kemudian kembali celingak-celinguk sambil keluar Stasiun.
Matanya jelas mencari tukang ojek, dan untungnya ada beberapa tukang ojek yang menawarkan diri untuk mengantar Nathan sampai tujuan.
Nathan memilih salah satunya, tentu saja setelah ia memastikan dulu siapa diantara para tukang ojek yang paham alamat yang hendak dituju Nathan.
"Oh, rumah Pak Raharjo, paham sekali saya Mas, kebetulan itu tetangga mertua saya."
Kata salah satu tukang ojek yang mendekati Nathan, yang akhirnya dipilih Nathan untuk mengantarnya ke rumah keluarga Singgih.
"Ternyata di sini juga sama macam di Jakarta ya Bang, panas."
Ujar Nathan pada si tukang ojek karena dirasanya memang matahari cukup menyengat siang ini.
Terdengar tukang ojek yang mengantar Nathan terkekeh,
"Ya mataharinya kan sama yo Mas."
Kata si tukang ojek, membuat Nathan pun jadi tertawa mendengarnya.
Tentu saja, itu jawaban sederhana yang tak bisa dibantah.
Motor melaju kencang, meliak-liuk di atas jalanan beraspal. Sesekali menyalip angkutan, kadang juga delman, kadang becak, bahkan sepeda ontel, membuat Nathan merasa telah benar-benar jauh dari Jakarta.
Ya...
Meskipun seperti yang tukang ojek bilang, bahwa di sana matahari yang bersinar sama, tapi pada akhirnya Nathan menemukan sesuatu yang berbeda di kota yang akan ia tinggali sementara waktu untuk menjalankan tugas barunya.
Asik menikmati suasana sepanjang jalanan kota baru yang akan ia tinggali, sadar-sadar motor telah memasuki jalanan perkampungan yang kini menghadirkan panorama hamparan sawah ladang yang hijau.
Tentu saja ini semakin memanjakan kedua mata Nathan yang sejak kecil lagi-lagi hanya memandangi bangunan-bangunan tinggi di Jakarta.
Jika toh ia ingin menikmati suasana alami, ia harus rela bermacet ria menuju ke puncak Bogor, yang makin hari makin malas jika harus ke sana karena sudah lelah di perjalanan lebih dulu.
"Itu rumahnya Mas."
Kata si tukang ojek pula tiba-tiba, sambil membawa motornya masuk ke halaman luas sebuah rumah khas Jawa yang cukup besar.
Motor lantas berhenti di depan rumah tersebut, Nathan pun turun dari boncengan motor si tukang ojek.
Tukang ojek membantu menurunkan tas pakaian Nathan dari motor, yang memang di letakkan di antara kedua kakinya di bagian depan motor.
Nathan menatap bangunan rumah khas Jawa yang tampak persis dengan foto yang dikirimkan oleh Singgih.
"Saya bantu panggilkan Bu Raharjo nya Mas."
Kata si tukang ojek, yang lantas naik ke teras untuk mengetuk pintu utama rumah.
Namun, belum lagi tukang ojek itu mengetuk pintu, tiba-tiba pintu itu lebih dulu terbuka, dan tampak seorang gadis berdiri di sana.
"Oh Mbak Bunga ya,"
Si tukang ojek yang tentu saja mengenal Bunga karena rumah mertuanya memang sangat dekat dengan rumah Eyangnya Bunga itupun langsung memasang senyum ramah.
"Oh Mas Sunarto,"
Bunga tampak tersenyum pula,
"Ini lho Mbak Bunga, saya nganter Mas dari Jakarta,"
Ujar tukang ojek yang ternyata bernama Mas Sunarto itu,
Nathan tampak naik ke teras, dan tampak kedua mata Nathan dan Bunga pun bertemu pandang.
**------------**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Bintang kejora
Eheeem..., ingat Nathan. Ada istrimu di Jakarta 🤭🤭..
Ayo Bunga, awas calonmu nti bs jd +posesif 😂😂..
2022-08-03
1
Karoh Mucharomah
hadiiiir kal cila
2022-08-01
1
marni sumarni
ihirrrr...icikkiwir.. asyek2... akan ada badai di antara bunga dan tunagannya.. wkwkwkekekkkkkk....
2022-08-01
1