17

Bu ... tuan muda demam, dia hanya merengek sejak selesai makan malam -Ima-

Iya, makasih infonya, kabari ibu terus yah -Stella-

Sejak menerima kabar dari Ima, Stella otomatis tak bisa lagi memejamkan matanya, hanya menatap kosong langit langit kamarnya, yang ada dipikirannya hanya dipenuhi semua tentang putra sulungnya.

Stella bangkit dari tempat tidurnya, berkali kali ia mencoba menenangkan diri, 'tak apa Stella, Kevin pasti hanya demam biasa' Stella berujar dalam hati, berharap kalimat itu mampu menghilangkan gelisah nya.

Stella terus berjalan mondar mandir mengelilingi kamarnya, semakin malam bukannya semakin tenang, justru ia merasa semakin gelisah, bayangan Kevin menangis tiba tiba melintas di pelupuk matanya.

jam dua belas malam Ima kembali mengirimkan pesan singkat, bukan hanya pesan singkat, Ima juga mengirimkan video yang ia buat secara sembunyi sembunyi ketika Kevin menangis histeris.

Semakin tinggi demamnya bu, padahal sudah minum turun panas, dan tangis nya semakin kencang. -Ima-

Tanpa sadar air mata Stella menetes, ditambah lagi rekaman suara Kevin membuat hatinya tersayat sayat, apakah ini ikatan batin seorang ibu dengan anaknya?

"Apa kamu juga merindukan mommy nak?" Stella bergumam sendiri manakala melihat kembali video berdurasi dua menit tersebut, naluri keibuannya ingin segera memeluk putra nya tersebut, namun apalah daya, mereka terpisah jarak. "mommy juga merindukanmu."

Stella memeluk ponselnya erat erat, rasa rindu, bersalah, namun tak berdaya bercampur menjadi satu, tiba tiba sebuah rencana melintas di benak nya.

'Haruskah aku mendatangi Kevin?'

'Yah mungkin Harus seperti itu'

'Tapi bagaimana jika kak Richard tahu?'

'Akankah kak Richard mengizinkan?'

'Ini sudah terlalu malam'

'Tapi kan aku bisa pergi sendiri, tanpa perlu sopir untuk menemani'

Setelah beberapa saat bermonolog sendiri dalam hati, Stella pun meninggalkan kamar nya, tak lupa ia menyambar sling bag nya.

Penerangan yang remang remang, tak membuat Stella kesulitan berjalan, karena Stella sangat hafal setiap sudut di rumah yang sudah ia tempati sejak kecil.

Ketika sampai di ruang tengah, tiba tiba lampu utama menyala terang, Stella diam mematung di tempatnya, perlahan lahan ia menoleh dan mendapati Richard tengah berdiri di dekat saklar lampu.

"Kenapa kamu berjalan mengendap endap dalam gelap?, seperti pencuri saja."

Suara Richard bagai petir yang menyambar telinga Stella.

"Kak, aku ... " Stella berucap ragu.

"Kamu kenapa?" Richard berjalan santai menuju ruang makan, kemudian menuang air putih kedalam gelas yang ia bawa sejak keluar dari kamarnya.

"Kak, bolehkah aku keluar sebentar?" Stella memberanikan diri bertanya, apapun hasilnya, setidaknya ia sudah mencoba.

"Kemana tujuanmu?.

Stella mulai gugup, tangannya mengeluarkan keringat dingin.

"Kevin demam kak, dia terus menerus menangis." Stella berujar sedih.

Namun hal itu sama sekali tak berpengaruh pada Richard, "lalu...?"

"Aku ingin menemuinya untuk terakhir kali, tolong izinkan aku kak," Stella memohon penuh harap agar Richard setidak nya berbelas kasih pada putra sulungnya.

"Tidak ku izinkan, kembalilah kekamar mu," perintah Richard.

Stella terdiam sesaat, benar benar tidak menyangka, Richard akan setega ini dengan keponakannya.

"Kak, kenapa kakak tega, dia anakku kak, keponakan kakak, cucu mama dan papa, apa kakak tega membiarkannya sakit?"

Richard memiringkan senyum nya, "Sejak awal sudah aku katakan, bawa saja kedua anakmu, kenapa kamu bersikeras menyerahkannya pada Alex, dan sekarang ... lihat?"

Stella yang sejak tadi menangis, kini hanya bisa sesenggukan memikirkan ucapan Richard.

Stella terduduk di sofa, namun pikirannya melayang memikirkan kondisi putra sulungnya.

Tiba tiba ponselnya kembali berbunyi, panggilan dari Ima, dengan cepat Stella menjawab, tak lupa menghidupkan mode loudspeaker, agar Richard mendengar suara Ima, dan berhenti berpikir bahwa Stella sedang berbohong.

"Gimana kondisi Kevin sekarang?" tanya Stella tanpa basa basi.

"Pak Alex sedang bersiap membawa tuan muda ke rumah sakit bu," Jawab Ima, dari suaranya Stella bisa menduga bahwa Ima sedang berbisik, agar ia tak ketahuan memberikan informasi.

"Rumah sakit mana?" tanya Stella lagi.

"Saya kurang tahu bu, tapi sepertinya William Medical Center, karena itu rumah sakit terdekat."

"Baiklah,"

"STELLAAAAA"

Belum sempat stella mematikan panggilan teleponnya, suara Richard sudah menggelegar memanggil namanya.

Stella yang terkejut, hanya bisa mendekati Richard.

Dengan takut takut, di genggamnya tangan saudara tertuanya tersebut, berharap Richard bisa diluluhkan dengan sentuhannya.

"Aku mohon kak," pinta Stella berurai air mata.

Namun Richard tetap kukuh pada pendiriannya, Pria itu menggeleng kuat.

Tubuh Stella lemas, seketika genggaman tangannya lepas dan dia hanya bisa terduduk di lantai.

"Dengarkan keputusan terakhirku, satu langkah saja kamu bergerak menjauhi pintu, maka kakak akan mengirim Andre ke tempat yang jauh,"

Stella tercengang, matanya terpejam dan air matanya semakin deras mengalir.

Akhirnya ia hanya bisa pasrah, dengan keputusan Richard, walaupun hatinya sungguh hancur, hati ibu mana yang tega melihat anaknya menderita.

Stella meneteskan air mata, namun bibir nya menampakkan senyum miris, "sejak kapan kakak berubah menjadi pria kejam, aku tak ingin melawan mu kak, aku hanya ingin memastikan anakku baik baik saja, apa begitu berat hanya untuk mengizinkanku menemui anakku?"

"Jangan salahkan sikapku, aku hanya ingin melindungi mu, coba saja kalau kamu berani keluar dari rumah ini, kamu pasti menyesali nya."

Richard yang tak ingin lagi mendengar bantahan Stella, kemudian ia berjalan kembali menuju kamar.

...✨✨✨...

Alex terpekur menatap wajah putra sulung nya, bayi kecil itu akhirnya terlelap karena kelelahan menangis, bayangkan saja ia menangis sejak jam tujuh malam, walaupun tidak histeris seperti semalaman, namun tetap saja, untuk ukuran bayi berusia satu tahun kekuatan tangisnya sungguh luar biasa.

Semalam, Kevin bahkan tak mau di tidurkan, pelukan Alex adalah satu satunya tempat ia bisa mengistirahatkan tangisnya, karena ketika di peluk oleh Alex dia hanya menangis lirih, namun ketika di tidurkan di kasur, dia histeris hingga membuat siapa pun tak tega mendengar tangis nya.

Alex menempelkan punggung tangannya di kening Kevin, badannya masih terasa panas walau tidak sepanas malam sebelumnya.

Alex meraih tangan mungil Kevin lalu menempelkannya di pipi, sejak semalam tak ada kata lain yang mampu ia ucapkan selain kata maaf.

Sentuhan di punggung nya, membuat Alex menoleh ke belakang, ternyata Lani sudah sang mama sudah tiba, semalam ia hanya pergi ke rumah sakit bersama Ima, dan sekarang Lani datang, pasti untuk menggantikan ia menjaga Kevin.

Senyuman Melani menyambut tatapan lelah Alex, "istirahatlah, mama akan menggantikanmu,"

"Tidak mah, Alex tidak akan beranjak dari sisi Kevin,"

"Baiklah jika itu yang kamu inginkan, mama akan menamanimu di sini." Lani mengambil kursi agar ia bisa duduk disisi Alex.

"Sudah menghubungi Stella?" tanya Lani pelan.

Alex menggeleng, bibirnya tersenyum getir, "Alex malu mah, dulu Alex menghianatinya, tapi sekarang setelah berpisah, Alex menelepon dia hanya untuk mengabarkan bahwa Kevin sedang sakit, sungguh sangat keterlaluan jika Alex melakukan itu,"

Lani tersenyum lembut, diusapnya helai helai rambut Alex, "Apa sekarang kamu merasakannya, jika keberadaan istrimu sangat berharga?"

tiba tiba Alex ter isak, "iya mah, maaf, maafkan sikap Alex ma, kini Alex menyesal sekali, andai waktu bisa berulang kembali, tak akan kusia siakan keberadaan Stella disampingku."

.

.

.

.

.

.

.

.

Sampai sejauh ini, terimakasih banyak yang sudah like ... progres populer nya pun terus meningkat ... mohon dukungannya terus yah 🥰🥰💪💪 terus terang othor takut kalo ikut crazy up, takut gak sesuai dengan permintaan editor, dan gak bisa memenuhi target, tapi othor janji ... sesekali mau kasih bonus 2 bab buat para readers tersayang 😘😘😘

Terpopuler

Comments

sharvik

sharvik

pdhal alex tdk mlkukan kdrt tp kok ricard jd sngt egois. .stella jg mau aj d kekang bgitu

2024-12-15

1

💜🌷halunya jimin n suga🌷💜

💜🌷halunya jimin n suga🌷💜

kasian anak ank hrs hidup terpisah. ..akibat perceraian .,.Ricard knp JD kejam begitu ye

2024-11-18

1

Cuy

Cuy

Richard terlalu keras gak sih?? Kasian si kembar.

2025-01-28

1

lihat semua
Episodes
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39.
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46. Menguntit Part 1.
47 47. Menguntit Part 2.
48 48. Setelah 14 Tahun Berlalu.
49 49. Sama Sama Canggung
50 50. Pertanyaan Yang Sama.
51 51. Sarapan Pagi.
52 52. Membuat Kehebohan.
53 53. Bersikap Seenaknya.
54 54. Pagi Yang Memalukan
55 55. Membujuk Kevin
56 56. Kevin Sakit.
57 57. Kembali Ke Indonesia
58 58. Bertemu Alan.
59 59.
60 60.
61 61.
62 62
63 63.
64 64.
65 65.
66 66.
67 67.
68 68.
69 69.
70 70.
71 71.
72 72.
73 73.
74 74.
75 75.
76 76.
77 77.
78 78.
79 79.
80 80.
81 81.
82 82.
83 83.
84 84.
85 85.
86 86.
87 87.
88 88.
89 89
90 90.
91 91
92 92.
93 93. Wedding Bos.
94 95. Oh, Dimas.
95 95. Oh, Dimas.
96 96. Oh, Dimas
97 97. Oh, Dimas.
98 98. Oh, Dimas.
99 99. Oh, Dimas.
100 100. Oh, Dimas.
101 101. Oh, Dimas
102 102. Oh, Dimas.
103 103. Oh, Dimas.
104 104. Oh, Dimas.
105 105. Oh, Dimas.
106 106. Oh, Dimas.
107 107. Oh, Dimas.
108 108. Oh, Dimas.
109 109. Oh, Dimas.
110 110. Oh, Dimas.
111 111. Oh, Dimas.
112 112. Istri Untuk Alan.
113 113. Istri Untuk Alan.
114 114. Istri Untuk Alan.
115 115. Istri Untuk Alan.
116 116. Menanti kelahiran.
117 117. Menanti Kelahiran.
118 118. a. Kejutan.
119 118. b. Kejutan.
120 Promo Novel Baru
121 119. a. Landing.
122 119. b. Landing.
123 120. The End.
124 Promo Novel Baru, Restu.
125 PROMO !!! SEPASANG MANTAN 2
126 PROMO CERITA BARU, ANAK KE 3 ALEX DAN STELLA
127 NEW NEW NEW!!!
Episodes

Updated 127 Episodes

1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39.
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46. Menguntit Part 1.
47
47. Menguntit Part 2.
48
48. Setelah 14 Tahun Berlalu.
49
49. Sama Sama Canggung
50
50. Pertanyaan Yang Sama.
51
51. Sarapan Pagi.
52
52. Membuat Kehebohan.
53
53. Bersikap Seenaknya.
54
54. Pagi Yang Memalukan
55
55. Membujuk Kevin
56
56. Kevin Sakit.
57
57. Kembali Ke Indonesia
58
58. Bertemu Alan.
59
59.
60
60.
61
61.
62
62
63
63.
64
64.
65
65.
66
66.
67
67.
68
68.
69
69.
70
70.
71
71.
72
72.
73
73.
74
74.
75
75.
76
76.
77
77.
78
78.
79
79.
80
80.
81
81.
82
82.
83
83.
84
84.
85
85.
86
86.
87
87.
88
88.
89
89
90
90.
91
91
92
92.
93
93. Wedding Bos.
94
95. Oh, Dimas.
95
95. Oh, Dimas.
96
96. Oh, Dimas
97
97. Oh, Dimas.
98
98. Oh, Dimas.
99
99. Oh, Dimas.
100
100. Oh, Dimas.
101
101. Oh, Dimas
102
102. Oh, Dimas.
103
103. Oh, Dimas.
104
104. Oh, Dimas.
105
105. Oh, Dimas.
106
106. Oh, Dimas.
107
107. Oh, Dimas.
108
108. Oh, Dimas.
109
109. Oh, Dimas.
110
110. Oh, Dimas.
111
111. Oh, Dimas.
112
112. Istri Untuk Alan.
113
113. Istri Untuk Alan.
114
114. Istri Untuk Alan.
115
115. Istri Untuk Alan.
116
116. Menanti kelahiran.
117
117. Menanti Kelahiran.
118
118. a. Kejutan.
119
118. b. Kejutan.
120
Promo Novel Baru
121
119. a. Landing.
122
119. b. Landing.
123
120. The End.
124
Promo Novel Baru, Restu.
125
PROMO !!! SEPASANG MANTAN 2
126
PROMO CERITA BARU, ANAK KE 3 ALEX DAN STELLA
127
NEW NEW NEW!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!