4# Sang Dominan

Happy Reading~

*

*

*

"Kok lo bisa jadian sama ka Bara? " tanya Sherin.

Keduanya sedang berjalan menuju parkiran sekolah uuntuk pulang ke rumah masing-masing.

"Gue dipaksa Rin.. gue harus terima dia kalo gak gue bakal di dorong dari rooftop. " jawab Zara lesu.

Sherin berhenti melangkah dan menghadap ke arah Zara, "serius? sampe segitunya?kok ngeri yahh.. " ucap Sherin dengan ekspresi bergidik ngeri.

"Ya gitu. "

Mereka kembali berjalan menuju parkiran sekolah.

"Itu bukannya ka Bara dkk? dia jalan kearah kita Zara.. gimana dong gue takut. " panik Sherin saat melihat Bara dan teman-temannya menuju kearah mereka.

"Kita lari ke mobil gue.. "

"Zara Adistya mau kabur?? "

Belum sempat pergi dari sana ia sudah dihentikan dengan suara tegas penuh peringatan milik Bara.

"Kenapa ka? " tanya Zara berusaha santai dengan menggenggam tangannya agar tidak bergetar.

"Pulang sama gue. " ucap Bara tegas

"Maaf ka, aku pulang sama Sherin.. iyakan Rin?? " ucap Zara menatap Sherin berharap gadis itu mengangguk mengiyakan.

Sherin terdiam bingung ia sebenarnya takut dengan tatapan Bara namun ia lebih kasihan dengan sahabatnya itu, "i-iya ka dia pulang sama aku, lagian kita udah bawa mobil kok. "

Zara bernapas lega mendengar jawaban Sherin.

"Gue gak lagi bertanya, itu sebuah perintah.. " ucap Bara

"Oooh hehe.. " kikuk Sherin

Bara menyeret Zara begitu saja namun segera ditahan oleh gadis itu, "bentar! aku bawa mobil ka dan harus antar Sherin pulang. " tolak Zara

"Bukan urusan gue. "

Zara menatap Bara dengan pandangan berharap, membuat cowok itu memerintahkan sahabatnya untuk mengantar Sherin.

"Niko antar dia pulang. " suruh Bara

"Jangan gue deh, Gani aja. " sahut Niko menatap Gani jahil.

"Napa muka lo? kena ayan? " celetuk Gani saat melihat ekspresi Niko.

"Yaelah lo mah gitu sama sahabat sendiri. " sahut Niko

"Antar dia pulang, sekalian bawa mobil Zara kerumahnya. Itu perintah! " tegas Bara

"Gak bisa gitu kak, aku mau antar Sherin pulang! " tolak Zara berani.

Mendengar suara tinggi milik Zara air muka Bara yang tadinya dingin kini kembali semakin dingin dengan muka tak enak dipandang.

"Eh mending lo ikut aja sama Bara, biar kita yang antar mobil lo. " ucap Dion saat melihat ekspresi siap meledak milik Bara, bisa bahaya sampai membuat singa itu mengamuk.

"Tapi-"

"Lo naikin nada di depan gue? dan lo nolak permintaan gue? "

"Bu-bukan gitu ak-"

"Cukup! ikut gue sekarang. "

Bara menyeret Zara kasar bahkan ia sampai terseok-seok menyeimbangkan jalan Bara, pergelangan tangannya dicengkam sangat kencang membuat tangannya perih.

"Sherin tolong gueee.... " teriak Zara berharap Sherin menolongnya, namun itu mustahil.

"Masuk! " suruh Bara saat sudah berada disamping mobilnya.

"Gak mau kak! "

"Masuk Zara Adistya!! " bentak Bara membuat Zara terkejut dan menunduk takut.

"Masuk." ucap Bara menurunkan nada bicaranya.

Zara memasuki mobil Bara disusul dengan Bara yang duduk di bangku pengemudi. Tanpa banyak bicara keduanya pergi dari halaman sekolah.

"Zara..kak Zara gak bakal kenapa-napa kan? " tanya Sherin khawatir

"Gak tau, do'ain aja biar bisa balik utuh. " ucap Dion dengan nada bercanda namun dianggap serius oleh Sherin.

"Kak tolong temen aku.. "

"Lo sih, jangan buat anak orang nangis ngapa. " tegur Niko pada Dion

"Gue bercanda kok, jangan nangis nanti dikira kita ngapa-ngapain lo. " panik Dion sambil melihat sekitar.

"Dia bakal baik-baik aja. " ucap Gani membuat Sherin berhenti menangis.

"Pulang bareng gue, kunci mobil ada di lo? " tanya Gani dijawab anggukan oleh Sherin.

Sebelumnya Zara telah memberikan kunci mobilnya pada Sherin sebelum mereka bertemu dengan Bara dkk.

*

*

*

Zara membuka matanya , hal yang pertama kali ia lihat adalah dinding putih bercampur dengan abu-abu. Gadis itu mengerjapkan matanya berkali - kali ,ternyata ia ketiduran.

" Udah bangun ? " ucap seseorang membuat Zara terkejut , dengan cepat ia langsung mengganti posisinya menjadi duduk .

Pandangannya kini jatuh pada seorang lelaki yang sedang duduk di sofa , siapa lagi kalau bukan Bara .

"Kak Bara? " ucap Sella pelan.

"Enak tidurnya? iyalah kasurnya mahal. "ucapnya datar

"Maaf kak, "

"Gue gak butuh maaf dari lo. "

Zara menatap lelaki itu sedikit takut kemudian beranjak dari kasur, "kalo gitu aku pulang aja ya kak. "

"Gue gak nyuruh lo pulang. " tekannya

"Tapi ini udah sore kak, aku gak bi-" ucapan Zara terpotong oleh suara dingin milik Bara.

"Lo bantah gue lagi, udah berani sekarang? " ucap Bara dengan aura intimidasi nya.

Zara menunduk sambil memilih ujung seragamnya, "apa mau kakak? "

"Mau gue? lo nanya apa mau gue,? " Zara mengangguk.

"Lo! gue mau lo. " ucap Bara enteng.

Zara semakin menundukkan kepalanya.

"Gue laper. " ucap Bara tiba-tiba

"Buatin gue makanan. " suruhnya

Zara mengangguk kemudian berjalan menuju pintu kamar dan membukanya, "gue belum nyuruh lo pergi. " ucap Bara

"Tapi katanya kakak mau makan? " tanya Zara bingung dengan tingkah kak Bara.

"Yaudah sana pergi. "

Zara memejamkan matanya sambil mengatur napas, "sabar Zara. " gumamnya kemudian pergi meninggalkan kamar Bara.

Zara berjalan mencari dapur namun belum juga menemukannya, "mana dapurnya? "

"Ngapain lo mondar-mandir kaya setrika? " tanya Bara dari atas tangga apartemen.

"Anu dapurnya dimana? "

"Bego! kenapa gak nanya dari tadi. " sindir Bara menuruni tangga .

Ia berjalan duluan sementara Zara mengikutinya dari belakang.

"Nih dapur. "

Zara melihat dapur kecil di apartemen milik Bara yang cukup kotor mungkin dia jarang menggunakannya.

"Gue jarang masak. " ucap Bara mengetahui arah pikiran gadis itu.

Zara mengangguk dan berjalan menuju lemari es, ia terkejut saat melihatnya hanya ada mie instan dan beberapa bir saja tak ada bahan untuk memasak.

"Kak di dalam kulkas gak ada bahan untuk memasak, adanya mie instan. "

"Terus? " tanya Bara santai

"Aku gak bisa buat makanan buat kaka. " jawab Zara

"Terus gue peduli? gue gak nyuruh lo masak. " ucap Bara datar

"Tapi tadi-" Lagi-lagi perkataan Zara dipotong oleh Bara.

"Udah gue gak selera makan lagi, itu ada Ayam bakar buat lo. " tunjuk nya pada meja makan.

Zara masih saja diam ia sedang bingung dengan ucapan Bara, "buat kaka aja, kan kaka yang lapar. " tolak Zara halus

"Lo bantah gue lagi? "

"Ah iya nanti aku makan. " jawab Zara cepat saat melihat ekpresi suram milik Bara.

"Sekarang."

Zara pasrah berjalan ke arah meja makan dan memakan ayam bakar itu.

"Habisin semua, " perintahnya

"Ini terlalu banyak kak." protes Zara

"Zara Adistya... " ucap Bara dengan nada rendahnya membuat Zara memakan makanan itu dengn lahap. Membuat singa marah didalam kadangnya sendiri itu hal yang paling konyol.

*

*

*

Hai🙋‍♀️

⚠️Jangan lupa like, vote, favorit, coment dan beri hadiah....

baca juga karya pertamaku Aurora Transmigration👐

see you next chapter!!

Terpopuler

Comments

Rini Maryani

Rini Maryani

cerita sklh tp sadis mls

2022-08-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!