Kisah Cinta Arif

POV Arif

Permasalahan cintaku begitu rumit dan panjang, mencintai wanita dengan sepenuh hati, tetapi selalu sakit yang ku rasakan berulang-ulang, seolah-olah dunia tidak memberiku izin menyatu dengan orang yang kucintai.

Dulu aku mencintai Tasya sahabat masa kecilku, kami selalu bersama sehingga seiring berjalannya waktu, cinta itu tumbuh dengan begitu saja.

Aku dan Tasya saling mencintai, tapi cinta itu masih cinta anak-anak, waktu kami kecil kami selalu bermain bersama, Tasya adalah anak yang cantik, cerewet dan juga sangat manja padaku.

Orang tua kami adalah sahabat, jadi wajar kalau aku dan Tasya juga ikutan bersahabat. Waktu kami kecil pernah berjanji akan menjadi suami istri ketika dewasa, seperti kisah cinta dalam dongeng, seorang pangeran dan putri yang hidup bahagia.

Aku masih teringat waktu kami memasuki SMP yang sama, membuat kami berdua semakin dekat, banyak kisah yang kami lalui bersama, senang, bahagia, sedih, canda dan tawa, selalu menghiasi hari kami.

Tasya adalah salah satu orang terpenting dalam kehidupanku. Aku dan Tasya bagaikan seorang sahabat, tanpa satu hubungan yang pasti, tapi banyak sekali janji-janji masa depan yang kami janjikan.

Pernah suatu hari Tasya sedang bersedih, padahal pada hari itu adalah hari ulang tahunnya. Aku berusaha untuk menghiburnya, dengan berbagai macam kelucuan. Akan tetapi itu tidak mengurangi kesedihannya sama sekali.

"Ta...kenapa sih kamu sedih, hari ini adalah hari ulang tahunmu, ayo senyum dong... masa mukanya dari tadi kayak gitu, jelek banget tahu." ucapku sambil mencubit pipinya yang lumayan tembem itu.

" Ih... Arif... sakit tau, aku tidak ingin di ganggu saat ini" ucapnya cemberut

"Ayo cerita padaku kenapa?" Tasya hanya menghela nafas panjang, sambil memelukku tiba-tiba ia terisak di dalam pelukanku. Aku tahu kenapa Tasya bersikap seperti ini, pasti karena di hari ulang tahunnya kali ini, orang tuanya sibuk lagi seperti ulang tahun Tasya yang sudah-sudah.

"Hay.. kenapa menangis?" tanyaku.

"Arif kamu janji ya... jangan pernah ninggalin aku, kamu tahu sendiri kan... mama dan papa selalu sibuk dengan pekerjaan. Seolah-olah aku bukan anak mereka, di hari bahagiaku saja mereka tidak ada, aku hanya punya dirimu, please.. apapun yang terjadi jangan pernah kamu meninggalkan aku." ucap Tasya mengangkat kepalanya menatap wajahku.

Aku menghapus air mata itu dengan lembut, sambil mengangguk dan tersenyum. "Iya aku janji." ucap ku.

Aku dan Tasya semakin dekat, layaknya sepasang kekasih tanpa suatu ikatan, hingga seseorang merebut Tasya dariku. Namanya Tama, sosok yang perlahan menggantikan aku dalam kehidupan Tasya.

Perlahan-lahan Tasya mulai menjauhiku, dan menjalani hubungan dengan Tama tampa sepengetahuanku. Janji-janji yang kami ucapkan mungkin Tasya sudah melupakannya.

"Ta... kamu mau kemana?" tanyaku yang baru saja sampai di rumah Tasya. Aku melihat Tasya sudah siap-siap ingin berangkat.

"Aku mau jalan sama kak Tama Rif, aku senang sekali, akhirnya aku jadian sama kak tama." ucapnya sambil tersenyum.

"Kamu jadian sama tama, terus bagaimana dengan janji-janji kita Ta, apa aku tidak ada arti apa-apa lagi di dalam hidupmu." tanyaku padanya.

Tasya membelikan badannya dan menatap ke arahku sambil tersenyum. "Kamu sangat berarti bagiku Arif. kamu adalah sahabat terbaikku, masalah janji kita dulu.. itu hanya janji anak-anak saja, waktu itu kita tidak mengetahui apa-apa, dengan yang namanya hubungan, aku pergi dulu ya Rif,... maaf aku nggak bisa nemenin kamu, soalnya aku udah janjian." ucapnya tanpa merasa bersalah meninggalkan aku di rumahnya

Pada saat itu hubunganku dan Tasya mulai menjauh, karena Tasya banyak menghabiskan waktu dengan Tama, hingga Tamat sekolah Tasya melanjutkan sekolahnya di Malaysia, mengikuti orang tuanya, dan kami tidak lagi memberi kabar.

Ketika aku masuk SMA aku menjadi pribadi yang lebih pendiam dan cuek, dengan yang terjadi di sekitar, semangatku telah hilang karena Tasya tidak ada lagi di sampingku.

Banyak siswi-siswi yang mendekati ku, dan menyatakan perasaannya kepada ku, tapi semuanya aku abaikan, hingga aku bertemu dengan Sintia, calon istriku yang menghilang sebelum Akat nikah terucapkan.

Kehadiran sintia membawa warna lagi di dalam kehidupanku, hari-hariku yang suram karena tidak adanya Tasya, waktu itu di gantikan oleh sintia.

Kepribadian Sintia hampir sama dengan Tasya, sehingga mudah bagi Sintia untuk bisa masuk dalam kehidupanku. Perlahan aku bisa mencintai Sintia, sehingga Aku sangat mencintai Sintia.

Tetapi lagi-lagi aku merasakan kekecewaan yang sama, di tinggalkan begitu saja dengan banyaknya janji dan juga impian. Aku juga mulai tidak mempercayai dengan yang namanya hubungan dan janji, bagiku janji hanyalah pemanis saja.

Hingga pada saat itu Sintia menghilang, sebelum acara pernikahan kami, padahal semua sudah dipersiapkan. Duniaku hancur sekali lagi, dengan menghilangnya Sintia, pada hari itu nafasku terasa sesak, dan tubuhku terasa sangat lemah.

Sehingga keputusan terakhirnya, keluargaku memaksa ku menikahi Nayla, agar keluarga kami tidak malu. Mau tidak mau aku terpaksa menikah dengan Nayla, sahabat dari sintia.

Nayla adalah gadis cantik yang berhijab, lembut, baik, dan religius. Sangat berbeda dengan Sintia yang cerewet, keras kepala dan manja, Tetapi aku suka dengan cewek seperti itu terkesan sangat imut.

Aku tidak terlalu akrab dengan Nayla, aku dan dia sering bertemu, ketika sintia mengajaknya di saat kami ingin pergi bersama. Nayla juga pernah beberapa kali ke rumahku bersama Sintia. dia sangat akrab dengan mama, melebihi akrabnya mama bersama Sintia, yang jelas saat itu adalah pacarku.

Sekarang Nayla adalah istriku, dia adalah istri yang baik dan juga sangat sabar, menghadapi tingkat ku yang kadang berubah-ubah. Walaupun demikian tetap rasa cintaku belum hadir untuknya.

Nayla ingin memulai pernikahan dari awal, saling menerima satu sama lain, dan ingin menjadi istri yang sesungguhnya bagiku.

Perasaan ku untuk Nayla sangat susah untuk di jelaskan, aku senang dengan kehadirannya Yang selalu menemaniku, aku juga senang dengan kesabarannya yang selalu sabar menghadapi ku, aku sangat nyaman bila berdekatan dengan Nayla, tetapi ku rasa itu bukan cinta.

walaupun begitu cintaku kepada sintia sangat besar, sehingga sangat sulit menerima cinta Nayla yang baru hadir untuk ku. Aku juga ingin memulai hubungan yang baru dengan Nayla, dan menerimanya sebagai istriku, tetapi aku sering merasa bahwa aku tidak pantas untuk menjadi suaminya, karena Nayla terlalu sempurna untukku.

.

.

.

jangan lupa like, komen, dan favorit.

Kalau baik hati boleh juga vote 🥰

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!