Menggoda

Malam ini adalah malam pertama kami pindah ke rumah baru, suasana yang baru dan kehidupan yang baru juga. Mas Arif sedang di dalam kamar mandi, ini kesempatan untukku menggoda nya.

Aku bangun dari duduk ku menghampiri lemari dan ku buka lemari tersebut, dan melihat beberapa baju tidur. ku ambil baju tidur yang lumayan terbuka yang ku beli di mall waktu itu, sama sekali belum sempat ku pakai.

"Apakah ini waktu yang pas aku memakai baju ini?" tanya ku di dalam hati.

Walau dengan rasa malu dan enggan ku ambil baju itu dan memakainya. berhubung mas Arif lagi di dalam kamar mandi, dengan gerakan cepat aku telah berhasil memakai baju tersebut.

Baju tidur dengan celana pendek dan lengan pendek, yang terbuat dari kain yang lembut dan agak tipis, baru kali ini aku memakai baju seperti ini. Biasanya baju tidur ku semua berlengan panjang dan celana panjang.

Setelah memakai pakaianku, aku duduk di depan cermin kubuka hijab ku, dan terlihat lah mahkotaku yang selama ini ku sembunyikan. Ku sisir rambutku yang panjang dan ku oleskan sedikit make up tipis di wajahku, aku tersenyum tipis melihat penampilan ku di depan cermin.

ceklek

Suara pintu kamar mandi yang terbuka. Keluarlah mas Arif di dalam kamar mandi, Tampa melirik ke arah ku.

" Nay kamu.." ucapan mas Arif terhenti, ketika iya menatap ke arahku dengan tatapan kaget dan juga bingung.

" iya mas ada apa?." tanya ku kepada mas Arif sambil tersenyum.

"Ti.. tidak.. ada apa-apa Nay." jawab mas arif dengan gugup dan salah tingkah, mengabaikan aku yang berada di hadapannya.

Mas Arif langsung merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Apa dia tidak tergoda dengan penampilan ku ini, padahal aku menahan rasa malu ku demi berpakaian seperti ini di hadapannya. Kenapa mas arif tidak melirik ke arah ku sedikitpun, batin ku.

"Sudahlah Nay, biarlah ini mengalir begitu saja seperti air sungai, tidak perlu kamu paksakan, kamu harus semangat terus Nay memperjuangkan mas Arif." ujar ku lirih dan melirik ke arah mas Arif.

Aku langsung menyusul mas Arif ke tempat tidur, ku rebahkan juga tubuhku di sampingnya mas Arif. yang menyamping kan tubuhnya dariku.

"Mas." panggil ku dengan lembut tetapi mas Arif tidak juga menjawab.

"Mas." panggil ku lagi sambil menepuk bahunya dengan lembut.

Mas Arif membalikkan tubuhnya menghadap ya arahku. "Ada apa Nay?" tanyanya kepadaku.

Berhadapan dengan mas Arif seperti ini membuatku merasa sangat malu, tetapi keiginanku untuk menjadi istri sesungguhnya membuatku dengan berani melakukan ini.

"Kenapa kamu memakai baju seperti ini Nay, apa kamu ingin menggoda.?" tanya mas Arif kepadaku.

Rasanya benar-benar malu, sepertinya wajahku sudah memerah seperti kepiting rebus. Ingin sekali ku sembunyikan wajahku jauh dari hadapan mas Arif.

Sambil tersenyum ku angkat wajahku menghadap ke arah wajahnya mas Arif.

"Apa kamu tidak tergoda mas?, apa kamu tidak menginginkan aku malam ini.?" tanyaku dengan berani kepadanya. Walaupun rasa malu membuat sekujur tubuhku terasa dingin.

"Sebagai seorang lelaki, jujur saja aku tergoda melihat penampilanmu seperti ini di hadapanku Nay, tetapi sebagai seorang suami aku tidak bisa melakukan kewajiban ku kepadamu. Sekarang rasa cinta itu belum tumbuh Nay, maafkan aku Nay, kalau aku belum bisa menjadi suami yang baik untukmu, aku butuh waktu Nay, berikan aku waktu.?"

Malu sekali rasanya, mendapat penolakan dari suami sendiri. Pertahanan ku benar-benar runtuh, tak terasa air mata ini mengalir dengan sendirinya, tangan mas Arif terulur mengusap air mata ku.

"Jangan menangis Nay, maafkanlah aku, beri aku waktu agar dapat mencintai, biarlah pernikahan ini berjalan dengan sendirinya, mengalir seperti air dari hulu ke sungai." aku hanya mengangguk mengiyakan pernyataan mas Arif.

Kata-kata mas Arif benar pernikahanku belum juga berjalan 1 bulan, kenapa aku harus buru-buru, masih banyak waktu dan cara yang dapat kulakukan untuk mendapat cinta suamiku.

"Besok-besok kamu jangan pakai lagi baju ini Nay, malam ini aku bisa menahan hasrat ku sebagai seorang lelaki ketika melihat seperti ini. Tetapi aku tidak bisa janji, kalau kamu terus pemakaian pakaian ini di depanku, aku bisa menahannya." ujar mas Arif menggoda.

aku benar-benar malu rasanya ku cubit sedikit lengannya mas Arif. "Auu sakit nay, kamu menyakiti suami mu." ujar mas Arif sambil terkekeh.

"jangan menggodaku mas, aku malu,"

"Kalau begitu jangan lagi kamu memakai pakaian seperti ini."ujar mas Arif sambil mengusap kepala ku.

"Aku nggak mau mas, aku akan tetap memakai pakaian seperti ini." jawab ku.

"Kenapa.?" tanya mas Arif.

"Jangankan pakaian seperti ini, seluruh tubuhku pun itu halal jika kamu yang melihat nya mas." jawabanku dengan sedikit kesal

"Jadi kamu ingin aku melihat lebih dari pada ini Nay?." tanya mas Arif menjewer hidungku.

"Sakit mas."ucap ku dengan manja.

"Bukannya kamu sering melihat cewek cewek yang berpakaian seperti ini, malahan lebih dari pakaianku, ini juga termasuk sopan mas." ujar ku.

"Itu beda Nay, mereka hanya orang luar bagiku. tidak ada rasa apapun. Walaupun aku belum mencintaimu, tetapi kamu adalah istriku." ujar mas Arif tersenyum.

"Mas aku cantik tidak kalau berpakaian seperti ini.?" tanyaku kepadanya.

"Sangat sangat cantik Nay, kamu sangat cantik. Beruntung sekali aku mendapatkan istri sepertimu, cantik, solehah, baik dan seorang dokter yang selalu menolong. Kamu sempurna Nay."

"Kalau kamu bilang sesempurna itu aku di matamu mas, kira-kira kapan aku bisa mendapatkan hatimu mas?."tanya ku.

"Entahlah Nay, aku pun tidak tahu, hatiku ini rasanya seperti sudah mati rasa." jawab mas Arif.

"Aku tahu mas, cintamu kepada Sintia tidak akan dengan mudahnya hilang dari hatimu, hubungan yang kamu binaan bersama dengan Sintia cukup lama, aku hanya orang baru yang mampir di dalam hidupmu, tetapi kumohon mas bukanlah pintu hatimu untukku, agar di dalam hatimu terukir indah namaku." ucap ku kepada mas Arif.

Mas arif menarik tubuhku ke dalam pelukannya, dipeluk nya tubuhku sambil di usapnya punggung ku. Rasanya begitu indah tidak dapat dibayangkan dengan kata-kata.

Jantungku berdegup sangat sangat kencang, ketika berdekatan seperti ini dengan mas Arif.

"Mas.." panggil ku kepada mas Arif.

"Tidurlah Nay mimpi yang indah, mimpikan mas di dalam mimpimu, jangan terlalu memikirkan yang tidak perlu dipikirkan, biarlah waktu yang menjawab semua doa-doa mu." ucap mas Arif sambil memelukku.

Aku tersenyum di dalam pelukannya mas Arif.

" aku mencintaimu mas, sangat sangat mencintaimu." ucap ku bahagia didalam pelukannya.

semoga suka dengan karyaku 🥰

mohon dukungannya agar lebih semangat lagi dalam menulis 🙏🙏

Terpopuler

Comments

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

Semoga mimpi mu jasa nyata Nay

2022-10-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!