Pikiranku terus terbayang perkataan Marissa, yang menyarankan untuk memakai pakaian yang lebih terbuka ketika bersama mas Arif, yang menurutku tidak ada salahnya jika aku mencoba saran dari Marissa itu.
Aku berencana setelah pulang dari rumah sakit akan mampir sebentar ke mall, untuk mencari beberapa pakaian tidur yang pendek, aku tidak ingin memakai lingerie seperti pakaian yang mama berikan untukku. setelah mendapatkan beberapa pakaian tidur, langsung saja aku pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah langsung aku masuk ke dalam kamarku, kubuka barang-barang yang aku beli kan tadi, aku Juga membeli beberapa barang selain baju tidur, seperti parfum dan alat make up lainnya.
Malam ini aku akan menggoda mas Arif, akan ku liat apakah dia kan tergoda atau tidak. aku harus lebih bersemangat untuk mendapatkan cintanya, apapun akan aku lakukan untuk mendapatkan cintanya mas Arif.
Sekarang baru pukul 05.00 sore. sebentar lagi mas Arif akan pulang, ku simpan baju yang sudah ku belikan tadi di mall di dalam lemari, akan kupakai saat aku akan tidur.
Tidak berapa lama terdengar suara mobilnya mas Arif memasuki halaman rumah, segera Aku keluar untuk menyambut kedatangan suamiku tercinta. aku melihat penampilan ku sudah cantik dengan balutan gamis berwarna coklat muda dengan warna hijab yang senada.
"udah cantik, semangat Nayla," ucap ku tersenyum melihat penampilan ku didepan cermin.
Aku menghampiri mas Arif yang ingin masuk ke dalam, "Mas sudah pulang, kamu pasti capek kan, sini tasnya aku bawain," ku salam tangannya dan kuambil tas yang di bawanya, ku ikuti langkah nya menuju ke dalam kamar kami.
"Mas kamu mandi dulu ya, udah aku siapin air hangatnya," ujar ku kepada mas Arif lagi. Tanpa menjawab pertanyaan ku mas Arif langsung masuk ke dalam kamar mandi.
Hingga adzan maghrib berkumandang, kami sholat maghrib secara berjamaah berdua saja. Impian yang aku impikan ternyata terkabul juga mas Arif mau menjadi imam ku.
"Mas" panggil ku padanya, dia hanya melirik sekilas ke arahku.
"Mas aku ingin kita memulai pernikahan ini dari awal, kita bisa saling belajar mencintai, dan menghargai pasangan kita masing-masing, walaupun pernikahan kita tidak didasari dengan cinta, aku ingin pernikahan kita diakhiri dengan cinta," ucap ku.
Sejenak mas Arif menarik nafas panjang dan menghembuskan secara perlahan-lahan, aku tahu ini berat untuk mas Arif memulai pernikahan ini, dengan pernikahan yang sebenarnya.
"Aku tidak bisa Nay, aku tidak bisa melakukan semua yang kau katakan itu, rasanya hatiku sudah mati rasa,"ujar nya.
"Aku tahu mas, kamu masih mencintai Sintia, tetapi akulah jodohmu mas, yang namanya jodoh itu tidak ada yang tertukar, Sintia hanyalah wanita yang kau jaga sebelum menikah. Maka dari itu lupakanlah Sintia mas, kita mulai pernikahan ini dari awal, berikan aku kesempatan menjadi istrimu." ucap ku.
"Aku tidak tahu Nay, apakah aku bisa menjalani pernikahan ini denganmu?, aku tahu dalam hukum agama kita, pernikahan bukanlah hal yang dapat dipermainkan, aku sudah berjanji di hadapan Allah, bahwa aku akan mencintaimu, menyayangimu, dan memberikanmu hak dan kewajiban sebagai istriku. Tetapi aku tidak tahu apa apakah aku bisa melakukan itu, dan aku tidak mau menjadi suami yang dzolim kepada istrinya,"
Kulihat mas Arif dengan mata yang berkaca-kaca, terlihat jelas bahwa mas Arif sekarang sedang dalam keadaan yang sangat rapuh.
"Mas aku adalah istrimu kamu adalah suamiku, kita adalah sepasang pasangan, kita pasti bisa saling melengkapi kekurangan masing-masing, aku percaya kepadamu bahwa kamu adalah imam yang baik. bimbingan lah aku mas, bimbing aku menjadi istrimu yang Sholehah. agar kita kelak ditetapkan di dalam Jannah yang sama, kamu mau kan?" nyatanya ku lembut kepada mas Arif
Aku mengambil tangannya kucium dengan lama dan lembut. "Aku akan mencoba menjadi suami yang baik untukmu Nay, aku akan menjadi memimpin mu." aku sangat terharu mendengar ucapan mas Arif.
Mas Arif sudah mau menerima kehadiranku, walaupun kenyataannya cintanya belum kumiliki. Langsung ku tatap menik matanya yang berkilauan itu, mata yang sangat indah, sungguh indah ciptaan mu Tuhan, engkau ciptakan sesosok pria tampan seperti suamiku ini.
Aku memeluk mas Arif dengan begitu erat, dan mas Arif membalas pelukanku juga dengan erat. Aku menangis tersedu-sedu di dalam pelukannya.
"Terima kasih mas, terima kasih banyak, walaupun aku belum berhasil mendapatkan cintamu, tetapi aku sangat bersyukur kau mau menerima kehadiranku di sisimu, aku berjanji kepadamu akan menjadi istri yang baik untukmu."ucap ku penuh haru.
"Sama-sama nay, aku juga berterima kasih karena kamu sudah mau menerimaku juga, lelaki yang ditinggalkan di hari pernikahannya." ujar mas Arif.
ku lepaskan pelukanku padanya. ku angkat wajahnya supaya mas Arif menatap mataku, sambil tersenyum kuhapus air matanya dengan penuh kasih sayang dan cinta.
"Jangan bilang seperti itu mas, kamu adalah sosok lelaki yang hebat, kamu adalah imam ku, pemimpin surgaku, jadi kamu tidak boleh berbicara seperti itu, kita akan melewati suka dan duka bersama." ucapku
Mas Arif hanya mengangguk saja mendengar ucapan ku, ditarik nya kepalaku dengan lembut dan dikecupnya ubun-ubun ku. Aku benar-benar sangat bahagia, seolah-olah aku terbang ke angkasa lepas dengan sejuta keindahan dan kenikmatan.
"Gimana menurutmu Nay, kalau kita pindah rumah?" tanya mas Arif tiba-tiba.
"Aku akan selalu ikut ke mana pun kamu melangkah mas, karena kamu adalah imanku petunjuk jalan ku. Jika hal itu benar maka aku akan selalu mengikuti mu, dan jika kamu salah jalan, maka aku akan berusaha menjemput mu dan kita akan memulai dari awal lagi," ucap ku dengan lembut.
"Terima kasih banyak Nay, kalau kamu sudah bilang begitu, kita akan pindah secepatnya dari sini, aku sudah membeli sebuah rumah yang tidak terlalu besar, kamu maukah?" tanya mas Arif menatap mataku dengan penuh harap.
"Apapun itu, asal selalu bersama mu aku mau mas, mau itu susah, senang, sedih dan duka aku mau, atas Restu Allah aku akan mendampingi mu sampai ajal menjemput ku, aku adalah makmum yang selalu mengikuti imam,"
Aku sangat senang mas Arif mengajakku untuk pindah rumah, impian yang selalu di impikan oleh setiap istri. Karena akan lebih mandiri dan leluasa mengabadikan hidup kepada suami, dan membangun surga impianku,
"I love you mas." hening ketika aku mengucapkan kalimat itu, mas Arif diam saja Tampa menjawab, aku tahu hati mas Arif belum terbuka untukku, tetapi itu tidak masalah bagiku akan ku buka hatinya walaupun sesusah apapun itu.
Akan selalu ku ucapkan kata-kata cinta tersebut, dan berharap suatu saat akan mendapatkan balasan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Hanipah Fitri
lanjutkan
2022-10-18
0