pernikahan

Hari ini adalah hari yang dinantikan oleh sintia dan juga mas Arif, hari yang menjadi awal dari perjuangan ku untuk mencapai cintanya mas Arif dan juga perjuangkan memuai kebahagiaan di dalam surgaku. Ku tatap penampilan ku di depan cermin, "sangat cantik" batinku ku, balutan gaun impian Sintia melekat indah di tubuhku, sehingga membuat penampilan ku sangat cantik.

Beberapa kali ku menghembuskan nafas panjang untuk menenangkan diriku, yang dari tadi merasa gugup. "Benarkah keputusan yang ku ambil ini." tanyaku pada diri sendiri.

Pernikahan adalah menyatukan dua hati dalam suatu ikatan yang suci, meninggalkan segala ke keegoisan yang tinggi yang dapat merusak hati, serta melangkah menuju ketaatan agar mencapai keridhaan robby, dalam memperoleh jannah yang dinanti.

Siap tidak siap, atas izin Allah akan perjuangkan pernikahan ini, karena mas Arif akan menjadi milikku setelah akad dan ijab di ucapkan nanti, akan ku pastikan cintanya hanya untukku cinta yang halal, akan ku terima segala kekurangan dan kelebihannya.

" Nay sudah siap sayang,?" mama dan Nabila menghampiriku mereka berdua melihatku dengan tatapan kagum.

"Masya Allah... kakak cantik banget." ujar Nabila. aku hanya tersenyum mendengarkan perkataan Nabilah.

"Terima kasih dek, kan kakaknya Nabila jadi harus cantik seperti kamu yang comel ini." ujar ku sambil mencubit gemes pipi Nabila mereka hanya tersenyum ringan mendengarkan candaan ku.

"Nay semuanya sudah menunggumu di luar, kamu sudah siapkan, ayo sekarang kita keluar." mama dan nabila mendampingi ku keluar, ku langkahkan kakiku perlahan-lahan dengan tatapan menunduk ke bawah, aku tidak tahu bagaimana keadaan di luar, karena aku tidak berani untuk melihat kenyataan semua ini. Perlahan mama mengiringi ku duduk di samping mas Arif.

"Kalian sudah siap untuk melaksanakan akad nikahnya sekarang" aku hanya mengangguk pertanda jawabannya siap, dan tidak kudengar jawaban dari mas Arif sepertinya dia hanya mengangguk juga sepertiku.

"Tolong nak Arif menjabat tangan saya". ujar papa

"Saya nikahkan dan kawinkan ananda Arif Febrian Alvaro bin raditya alvaro dengan putri saya Naila Anggita Wijaya binti farhan alfarizi wijaya dengan mas kawin emas seberat 100 gram dan seperangkat alat sholat di bayar tunai."

"Saya terima nikah dan kawinnya Nayla Anggita Wijaya binti farhan alfarizi wijaya dengan mas kawin emas seberat 100 gram dan seperangkat alat sholat dibayar tunai,"

"Bagaimana para seksi saaaah?." tanya penghulu

"sah"

"sah"

" Alhamdulillah"

Suasana haru menyelimuti acara hari ini, tak dapat ku pungkiri betapa senangnya hatiku, saat mendengar ijab kabul yang diucapkan oleh mas arif dengan lantang. Tak terasa air mataku menetes dengan sendirinya, ya tuhan hari ini aku resmi menjadi milik mas Arif, cintaku dalam diam, kekaguman ku dari berjauhan, dan doaku setiap malam tak sia-sia, kini ku dapatkan sosok yang ku impikan semoga hubunganku ini menjadi awal yang kebahagiaan antara ku dan suamiku mas Arif.

Mas Arif mengulurkan tangannya di hadapanku, ku sambut tangan itu dengan sedikit bergetar, inikah tangan suamiku, cinta pertamaku, sosok yang kucintai dalam diam, ku salam tangan tersebut dengan takzim, kurasakan bibir kenyal mas Arif menempel di dahi ku, aku benar-benar bahagia sehingga kebahagiaanku tak dapat ku ungkapkan dengan kata-kata.

Kami saling memakaikan cincin pernikahan lambang dari cinta kami, walaupun cinta itu belum tumbuh untukku di dalam hatinya mas Arif. Cincin pernikahan sebagai makna bahwa kami sebagai pasangan saling mencintai, saling membutuhkan, memiliki kasih sayang satu sama lain untuk membentuk suatu hubungan yang utuh.

setelah mas Arif memakaikan cincin di jari manis ku, baruku angkat kepalaku menatap ke arahnya dan jantungku berdegup dengan kencang ini sungguh nyata seorang lelaki tampan di depanku memakai jas putih yang sangat pas di tubuhnya sekarang adalah suamiku.

Acara berlangsung cukup meriah banyak pasang mata menatap kearah kami dengan kagum, beberapa kameraman mengabadikan momen sakral kami tentunya dengan berbagai protokol yang harus dipatuhi.

Aku dan mas Arif bangun dari tempat duduk kami dan menghampiri orang tua kami, untuk sungkeman. Suasana lagi-lagi diselimuti haru, setelah itu kami menuju ke atas panggung, dekorasi yang sangat indah dan mewah penuh dengan bunga bunga mengiringi langkah ku dan mas Arif.

Dengan bergandengan tangan kami melangkah bersama, sangat serasi seolah-olah kami pasangan pengantin yang bahagia, tidak ada yang tahu bahwa pernikahan ini adalah pernikahan yang tidak diinginkan. Satu persatu tamu menghampiri kami mengucapkan selamat atas pernikahan ini, tamu yang hadir pada hari ini sangatlah banyak, karena berasal dari dua belah pihak keluargaku dan mas Arif.

ku lirik ke arah mas Arif yang dari tadi diam dan sesekali tersenyum kearah para tamu undangan, membuat suasana antara kami sangat canggung.

Tiba-tiba dari arah samping terdengar suara wanita, dengan penuh semangat memberikanku ucapan selamat sambil memelukku.

"Selamat ya Nayla sayang, nggak nyangka kamu bakalan nikah dadakan seperti ini, pasti pak David bakalan syok jika tahu kamu sudah menikah, kasihan banget pak David yang udah lama ngebet sama kamu beb." ujar Marissa dengan mulutnya tampa di rem itu.

Aku mencubit sedikit lengan Marissa dan memberi isyarat mata agar dia dapat mengontrol kata-katanya sungguh malu rasanya kepada mas Arif, didepan mas Arif kenapa marissa bisa menceritakan pak David.

Pak David adalah pemilik yayasan rumah sakit tempat ku bekerja, pak David sempat nyatakan perasaannya kepadaku waktu itu, seluruh rumah sakit juga tahu tentang masalah itu, termasuk Marissa teman dekatku, tetapi aku menolak perasaan cinta pak David karena di hatiku saat itu hanya ada mas Arif, walaupun mas Arif sudah bertunangan dengan Sintia.

Mas Arif yang mendengar perkataan dari teman terdekat ku Marissa hanya bersikap biasa saja, sudah jelas dia tidak akan keberatan jika ada orang yang mencintaiku.

Marissa kita adalah teman terdekat ku di rumah sakit tempatku berkerja, hanya Marissa yang kundang pada hari pernikahan ku ini, aku tidak ingin banyak orang yang mengetahui, biarlah pernikahan ini dirahasiakan dulu.

"UPS maaf beb aku keceplosan" ujar marissa sambil tersenyum bersalah memperlihatkan giginya yang putih.

"Pokoknya selamat atas pernikahan mu beb, semoga kamu selalu bahagia dan segera memberiku keponakan yang imut-imut." tambahnya

"Iya terima kasih kamu udah datang mar, aku senang banget, aku doakan semoga kamu cepat cepat menyusul, jangan kelamaan jomblo nanti gak laku," ujar ku meledeknya.

"Ah kamu beb, mentang-mentang udah nikah"

ujar marissa sambil mendorong bahuku dengan sedikit kencang, karena kakiku yang kesemutan gara-gara berdiri terlalu lama, membuat tubuhku tidak seimbang sehingga oleng ke samping,

Degg

kurasakan tangan kekar itu memeluk tubuhku aku mengangkat kepalaku, wajah mas Arif tepat berada di depan wajahku, dan ternyata mas Arif yang sedang memelukku agar tidak jatuh.

"kuatkan lah jantung hamba ya allah," ujar ku di dalam hati

Terpopuler

Comments

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

Pernikahan yg tdk di inginkan untuk Arif.... semoga Arif menerimanya

2022-10-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!