jawaban

Jawaban apa yang harus kuberikan?, jika aku mengiyakan maka aku akan menikah dengan mas Arif, menjadi istrinya adalah impian terpendam ku. Apakah aku akan bahagia dengan pernikahan ini, sedangkan cinta dari masa Arif tidak dapat kumiliki?, apakah setelah menikah aku akan mendapatkan cintanya mas Arif, lalu bagaimana dengan Sintia?.

Ini sangat sulit bagiku terlalu banyak hal yang aku pikirkan, bagaimana jadinya kelak hubungan rumah tanggaku? jika aku menjawab iya, apakah nanti rumah tangga ku akan berakhir dengan perceraian, aku hanya ingin menikah sekali seumur hidupku, dengan orang yang kucintai yang tentunya juga mencintaiku.

Aku pikir setelah mas Arif menikah dengan Sintia aku bisa mendapatkan pengantinnya, dan bisa melupakan bayang-bayang mas Arif, aku tidak menyangka Sintia akan kabur dan keluarga masa Arif meminta aku untuk menjadi pengantin pengantin untuk mas Arif.

Ya tuhan, jawaban apa yang akan aku berikan, aku sangat takut menjawab iya atau tidak, karena ini menyangkut masa depanku, impianku, dan juga surga. ku lirik ke arah semua orang yang ada disini, semuanya menatap ke arahku menantikan jawaban yang akan aku berikan.

Pandanganku beralih ke arah kak Nathan kakak laki-lakiku satu-satunya, tatapannya yang sangat aneh dapat ku artikan bahwa kakakku itu sedang menahan amarah nya, apa dia tidak menyetujui permintaan tante Dania dan om Radit.

"Apa jawabanmu Nay" tanya tante Dania.

Aku melirik ke arah keluargaku satu persatu apa yang harus ku jawab, semua ini membuatku bingung.

"Tante tidak bisa memaksa Nayla untuk menikah dengan Arif, adik saya tidak akan bahagia kalau menikah dengan Arif, apa jadinya pernikahan Tampa adanya cinta, saya tidak mau pernikahan ini berlangsung.Tante boleh mencari pengantin pengganti untuk Arif, tetapi bukan Nayla orangnya, saya menentang keras pernikahan ini terjadi." ujar kak Nathan keberatan dengan permintaan tante Dania dan om Radit.

Aku sangat terharu mendengar pembelaan kak Nathan padaku, dia adalah sosok kakak yang paling baik dan melindungi adik-adiknya, jika itu menyangkut tentang aku dan Nabila, dia yang akan berdiri paling depan untuk membela kami.

"Mama setuju dengan rencananya om Radit dan tante Dania, bukan keluarga Alvaro saja yang akan menanggung malu, tetapi keluarga kita juga akan menanggung malu, karena Sintia juga bagian dari keluarga ini.

Seperti kata tante Dania, tidak mungkin pernikahan ini dibatalkan begitu saja, pernikahan ini juga akan mempengaruhi saham perusahaan kita, mama setuju kalau Nayla menjadi istrinya Arif, masalah cinta itu bisa kapan saja datang setelah menikah. bagaimana pendapat papa, apakah papa setuju dengan pernikahan Arif dan Nayla?" Tanya mama.

"Kalau papa setuju saja ma, memang benar lebih baik pernikahan ini tetap dilanjutkan." jawab papa membenarkan pertanyaan mama.

"Kenapa kalian tega sekali melakukan ini kepada Nayla, apakah kalian tidak memikirkan perasaan Nayla, Nayla anak papa sama mama seharusnya kalian memikirkan kebahagiaan Nayla, bukan menjebak dia dalam pernikahan bodoh ini, Sintia yang melakukan kesalahan ini dengan kabur sebelum pernikahannya, kenapa Nayla yang harus membayar semua kesalahan Sintia."

Kak Nathan kali ini benar-benar marah, itu terlihat jelas dengan nafasnya naik turun dan wajah yang merah, sebenarnya aku juga merasa kecewa dengan orang tuaku yang tidak dapat mengerti perasaanku sama sekali, malah mereka setuju dengan pernikahan ini, memang aku mencintai mas Arif tapi bukan dengan cara ini aku memiliki mas Arif.

" kita tanyakan saja langsung kepada nayla tidak perlu berdebat seperti ini, bagaimana naik kamu mau kan menikah dengan arif.?" tanya om Radit.

Tiba-tiba jantungku berdetak sedikit agak kencang, tenggorokanku terasa kering, dan bibirku sedikit susah ku gerakan. Jawaban apa yang harus ku berikan, karena aku tidak ingin salah langkah dalam mengambil keputusan besar ini,semua ini menyangkut dengan masa depanku, kebahagian ku, hidupku dan juga surgaku.

Nabila yang berada di sampingku memegang tanganku yang sudah dingin dan juga berkeringat, ku lirik ke arah Nabila adikku satu-satunya, ia hanya mengangguk kan sedikit kepalanya pertanda bahwa aku harus kuat untuk menjawab pertanyaan ini, pertanyaan yang sederhana tapi bagiku adalah pertanyaan yang sangat sulit, lirik arah keluargaku satu per satu.

"Bagaimana Nay jawabanmu" Tanya tante dania lagi.

"Tidak Tante, aku tidak bisa menikah dengan mas Arif, cinta mas Arif bukanlah untukku, tetapi untuk Sintia sahabat ku." Ujar ku berusaha menyakinkan Tante Dania mamanya mas Arif.

" Apakah kamu tega Nay, melihat Tante menanggung malu pada hari yang berbahagia ini, Tante gak sanggup Nay, Tante mahon menikahlah dengan Arif Nay, untuk menebus kesalahan Sintia sahabatmu."

Apakah aku harus marah kepada Sintia sahabatku yang menghilang entah kemana di hari pernikahannya. Ini semua suatu hal tidak terduga bagiku bagaimana aku bisa menikah dengan kekasih sahabatku sendiri, yang sudah jelas tidak memiliki perasaan untuk ku.

Ku tatap mata mas Aris yang juga sedang menatap ke arahku, seolah-olah aku bertanya lewat tatapan mata ini, apakah aku harus mengiyakan permintaan dari tante Dania mamanya. Tetapi mas Arif langsung membuang pandangannya ke arah lain aku tahu mas Arif sangat tidak menginginkan pernikahanku dengannya terjadi, tetapi apakah aku tega menolak permintaan orang tuaku yang juga orang tuanya.

"Baiklah tante saya akan menerima pernikahan ini insya allah saya ikhlas, saya juga tidak ingin membuat keluarga tante dan keluarga saya sendiri malu."

Jawabanku membuat orang tua mas Arif dan juga orang tuaku tersenyum sangat bahagia kecuali anak-anaknya.

" Kamu memang harus menerima pernikahan ini Nay, ini demi kedua keluarga, Alvaro dan Wijaya." ujar mama.

"Tapi Naila ini menyangkut dengan kebahagiaanmu, coba kamu pikirkan dengan baik-baik, kakak tidak ingin kamu menyesal ataupun tidak bagian nantinya, kakak sangat sayang kepadamu dan juga Nabila, jika kamu tidak ingin menikah dengan Arif kamu jangan takut menyatakan nya kakak yang akan menentang pernikahan ini untukmu." ujar kak Nathan.

"Tidak kak aku sudah memikirkannya mantang-mantang, aku terima permintaan dari keluarganya mas Arif, aku ikhlas menjalani semua ini, ini adalah keputusanku sendiri, kakak tidak usah khawatir dengan kebahagiaanku aku pasti akan bahagia" ujar ku menyakinkan kak Nathan

"Kita akan menjadi keluarga mbak yu, anak-anak kita akan menikah besok, saya sangat bahagia karena Nayla mau menerima pernikahan ini, saya sangat sayang kepada Nayla, Nayla sudah saya anggap seperti anak saya sendiri." Ujar tante dania.

Selama ini tante dania memang sangat menyayangiku, bahkan dia lebih akrab dengan ku dibandingkan dengan Sintia yang saat itu menjadi calon menantunya. tetapi mas Arif yang duduk di samping Tante Dania tetap saja tidak mengatakan apa pun dari tadi,

"Apakah aku sanggup untuk memperjuangkan cintamu mas, hatimu sudah sepenuhnya untuk Sintia, tidak kah ada tempat untukku di dalam hatimu sedikit saja mas". Ujar ku di dalam hati sambil menatap sendu ke arah mas Arif

Terpopuler

Comments

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

menikah tanpa cinta... mungkinkah dapat bahagia

2022-10-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!