permintaan

Masih teringat di pikiranku kejadian tadi, bagaimana rapuhnya mas Arif ketika mengetahui Sintia kabur, sebelum acara pernikahannya besok berlangsung tanpa ada alasan.

Mas Arif seperti seorang lelaki yang kehilangan arah jalan, baru kali ini aku melihat mas Arif meneteskan air matanya, itu membuat hatiku juga ikut bersedih. Andai aku jadi Sintia tidak akan pernah aku melakukan hal seperti ini, apapun alasannya.

Pada saat itu mas Arif seperti orang bingung, dengan terburu-buru menghampiriku yang sedang berada di dalam apartemennya Sintia, terlihat jelas di wajahnya bahwasanya dia seperti sedang ketakutan dan juga sangat panik.

" Di mana Sintia Nay...di mana dia..?" tanya mas Arif sambil memeriksa beberapa ruangan yang ada di dalam apartemen Sintia.

Padahal sudah kukatakan bahwa Sintia tidak ada di apartemennya. Kepanikan mas Arif seolah-olah tidak percaya perkataan ku, padahal kenyataannya memang benar Sintia tidak ada di sini.

"Sintia nggak ada di sini mas, aku udah mencari Sintia di apartemen ini, dia hanya meninggalkan surat ini mas." kataku

Sambil mendekat ke arah mas Arif, kuberikan surat itu kepadanya, mas Arif melihat surat itu dan membacanya, dengan wajah yang panik dia melihat ke arahku.

"Nggak... nggak mungkin... Sintia tidak mungkin melakukan ini Nay, ini impiannya menikah dengan aku, kami saling mencintai Nay, bagaimana dia bisa meninggalkan aku? Besok adalah hari yang sangat kami nantikan, aku tidak bisa hidup tanpa dia Nay, Aku mohon bantu aku mencari Sintia." Ujar mas Arif histeris dan meneteskan air mata.

Untuk pertama kalinya aku melihat dengan mata kepalaku sendiri bahwa mas Arif meneteskan air matanya yang tak pernah kulihat sebelumnya. Segitu kah besar cintamu kepada Sintia mas?, walaupun dia meninggalkanmu disaat besok yang akan menjadi hari bahagia kalian.

Betapa beruntungnya Sintia mendapatkan cintamu mas, tapi sayangnya Sintia menyia-nyiakan cintamu, andai aku yang mendapatkan cintamu itu, pasti aku akan menjadi wanita yang paling bahagia.

"Iya mas.. pasti aku akan membantumu untuk mencari Sintia, tapi mau dicari kemana mas, nomor hpnya Sintia tidak aktif, Sintia tidak ada keluarga lagi selain keluargaku mas, aku juga gak tahu harus mencari Sintia kemana, karena dia sendirian tidak pernah mengatakan kemana dia pergi." jawab ku.

"Kemana saja Nay, pokoknya kita harus temui Sintia. mungkin dia belum jauh dari sini, ayo Nay.. langsung saja kita mencari dia," ujar mas Arif.

Dengan buru-buru aku dan mas mas Arif meninggalkan apartemen Sintia menuju mobilnya mas Arif. Aku berharap Sintia belum jauh dari sini, mas Arif langsung melajukan mobilnya sambil melihat kearah jalan tetapi tidak ada jejak Sintia di sini, sebenarnya kemana dia pergi.

Aku melirik ke arah mas Arif yang sedang melihat-lihat jalan, hampir dua jam kami berputar-putar mencari keberadaan Sintia tetapi hasilnya tetap nihil tidak ada sama sekali.

"Bagaimana ini mas, Sintia nggak ada di sini, kemana lagi kita harus mencarinya,?" tanyaku kepada mas Arif.

Perutku sudah perih minta di isi, karena memang sekarang sudah lewat waktunya makan siang, tetapi tidak ku beritahukan kepada mas Arif, melihat kondisinya yang seperti ini membuatku segan untuk bilang kepada mas Arif, dan aku yakin mas Arif juga merasa lapar.

"Aku juga tidak tahu Nay, lebih baik kita mencari tepat makan dulu untuk makan, kamu pasti lapar kan,?" tanya mas Arif

" Iya mas, lebih baik kita makan dulu," jawab ku.

Baru kali ini mas Arif berbicara dan dekat denganku, biasanya walaupun kami sering bertemu tetapi jarang sekali kami berbicara seolah-olah kami tidak pernah mengenal.

Setelah makan, kami melanjutkan perjalanan lagi mencari Sintia hingga sore hari, tetapi hasilnya tetap sama, sepertinya Sintia sudah meninggalkan kota ini.

***

Malam harinya aku sedang duduk-duduk di dalam kamarku sambil memikirkan Sintia.

"Kenapa kamu kabur Sin, padahal besok adalah hari pernikahan mu," gumam ku.

"tok.. tok...tok.. Nay... turun dulu, di bawah ada keluarganya nak Arif," ujar mama.

"Iya ma, sebentar Nayla akan turun ke bawah." jawabku.

Sepertinya keluarga mas Arif datang ke sini untuk membahas bagaimana kelanjutan pernikahan mas Arif dengan Sintia.

Di ruang tamu sudah ada mas Arif, tante Dania, dan juga om Radit selaku orang tuanya mas Arif, aku menghampiri semua orang yang ada di ruang tamu.

Semua mata tertuju padaku membuat ku canggung dan sepertinya mereka menunggu kedatangan ku, dengan perlahan aku hampiri mereka dan duduk di samping Nabila

Aku perhatikan semua wajah yang ada di hadapanku terlihat jelas mereka semua marasa kecewa dengan kabur nya Sintia, permasalahan Sintia kabur bukanlah masalah yang kecil.

"Jadi bagaimana ini pak Radit dan ibu Dania, Sintia sudah kabur, pernikahan ini tidak bisa dilanjutkan, karena pengantin perempuannya tidak ada."

Semua orang terdiam mendengar perkataan papa suasana di ruangan tamu menjadi hening.

"Pernikahan ini tetap akan dilanjutkan pak Farhan, tidak mungkin kita membatalkan pernikahan ini, semuanya udah dipersiapkan undangan juga sudah disebarkan, saya dan keluarga saya tidak mau menanggung malu dengan kaburnya Sintia." ucap om Radit.

Bagaimana mungkin pernikahan ini dilanjutkan sedangkan Sintia sudah kabur hilang entah ke mana. Mas Arif yang duduk di samping tante Dania hanya diam dia tidak mengeluarkan sepatah kata pun, mungkin mas Arif terlalu terpukul dengan kaburnya Sintia.

"Betul pak Farhan, buk Hanum keluarga kami tidak ingin menanggung malu, semuanya sudah dipersiapkan dan acaranya sudah di depan mata, tidak mungkin dibatalkan begitu saja, apa kata orang nanti.. jika putra keluarga Alvaro ditinggalkan pengantin wanita di hari pernikahannya, ini juga bisa berdampak pada perusahaan kami pak Farhan buk Hanum." Terang Tante Dania.

"Iya tetapi siapa yang akan menjadi pengantin menganti nak Arif,... di mana kita mendapatkan pengantinnya Sintia?" Tanya mama.

keluarga Alvaro memang keluarga pengusaha yang terkenal dan juga berpengaruh di Indonesia jika pernikahan ini gagal bisa dipastikan keluarga besar Alvaro akan sangat malu, tetapi yang menjadi pertanyaannya siapa yang akan menggantikan Sintia untuk menjadi pengantin.

"Nayla yang akan menjadi pengantin mengganti untuk Arif, dia yang akan menggantikan Sintia menjadi istri Arif,".ujar tante Dania.

Degg

Perkataan tante Dania membuatku terkejut dan Juga jantungku berdebar, suasana kembali menjadi hening ini semua tidak masuk akal, aku tidak ingin menikah tanpa adanya cinta, walaupun sangat jelas aku mencintai mas Arif tapi bukan begini caranya, Ini salah.

"Aku tidak mencintai Nayla ma, cintaku hanya untuk Sintia, bagaimana aku bisa menikah dengan Nayla." Ujar mas Arif keberatan

"Tidak ada pilihan lain selain menikah dengan Nayla, kami tidak ingin menanggung malu. Ini keputusan yang benar, bagaimana Nay kamu mau kan menikah dengan Arif?" Tanya om Radit.

jawaban apa yang harus kuberikan?

.

.

.

jangan lupa like dan favorit

semoga suka dan terhibur ya🥰

Terpopuler

Comments

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

wah... Nayla jadi pengantin pengganti bagus lah itu

2022-10-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!