Seperti yang sudah kami jadwal kan hari ini, aku dan Sintia akan pergi ke salon langganan kami agar membuat kami berdua tampak lebih cantik dan fresh ketika acara besok dilaksanakan.
Walaupun orang tua Sintia sudah meninggal dan tidak mempunyai kerabat sama sekali, tetapi Sintia tidak perlu repot mengurus acara pesta pernikahannya sendiri dikarenakan semua akan ditanggung oleh keluargaku yang menggantikan orang tua Sintia dan juga keluarganya mas Arif.
Aku adalah anak kedua dari tiga bersaudara, aku memiliki seorang kakak laki-laki yang sangat baik, perhatikan pokoknya dia merupakan sosok kakak yang selalu ada untuk melindungi adik-adiknya jika kami mendapatkan masalah. Nathan syah reza wijaya namanya, kakakku yang menggantikan papa dalam mengurus perusahaan.
Aku juga mempunyai seorang adik perempuan remaja yang bernama nabila Zaskia wijaya, gadis kelas dua SMA yang ceria, cerewet, keras kepala, nabila juga merupakan gadis pemberontak, dia tidak akan mendengar perkataan mama dan papa yang menurutnya tidak sesuai dengan prinsipnya. Tetapi nabila akan menuruti semua perkataan ku dan juga perkataan kak Nathan, apapun yang telah aku dan kak Nathan katakan dia tidak akan pernah membantah nya.
Orang tuaku sudah menganggap Sintia seperti anaknya sendiri, bahkan mereka lebih mementingkan Sintia daripada aku, kak nathan dan juga nabila. kadang-kadang aku juga iri melihat kedekatan orang tuaku dengan Sintia akan tetapi perasaan itu tidak ku pikirkan, karena Sintia sahabat terbaikku.
Wajar saja jika mama dan papa lebih perhatian kepada Sintia. karena Sintia anak dari sahabat mereka yang sudah meninggal, mungkin mama dan papa ingin memberi perhatian lebih, agar Sintia tidak merasa kehilangan kedua orang tuanya yang sudah meninggal.
kami merupakan saudara yang kompak walaupun aku dan Sintia persahabatan seperti saudara, dan juga orang tuaku menganggapnya sebagai putri mereka sendiri, tetapi tidak dengan kedua saudara kandung ku yang seperti kurang suka jika ada Sintia di keluarga kami, entah kenapa kak nathan dan juga nabila kurang suka dengan Sintia, mungkin karena mama dan papa terlihat lebih menyayangi Sintia daripada kami
Aku memperhatikan penampilan ku di cermin, penampilan ku sudah oke kuambil parfum dan ku semprot kan di bajuku aroma vanilla yang manis yang paling kusukai langsung saja aku turun ke bawah.
"Mau kemana nay, gak kerja kamu?"
tanya kak nathan
"nggak kak nayla mau nemenin Sintia ke salon sebelum acara besok." jawab ku
" iya nay, lebih baik kamu temenin sintia aja kasihan dia nggak punya teman lain selain kamu, kalau soal lainnya biar mama dan papa yang mengurus, pokoknya sintia cuma tinggal beres aja, mama udah menganggap sintia sebagai anak mama juga." Ujar mama
"Iyalah dianggap anaknya sendiri, kami yang anak mama dan papa aja nggak pernah segitunya di perhatiin, mama pilih kasih tahu nggak? Mama dan papa lebih sayang dia daripada kami yang anak mama sendiri." Ujar nabila cemburu
nabila adalah anak bungsu keluarga kami jadi wajar menurutku sih kalau nabila merasa iri pada perhatian mama ke Sintia, yang menurut kak nathan dan juga nabila terlalu berlebihan. kalau aku sih oke oke aja kalau mama dan papa perhatian sama Sintia aku nggak masalah, karena dari dulu aku selalu berbagi segala yang ku punya kepada Sintia termasuk perhatian orang tuaku sekarang.
" nggak boleh bicara seperti itu sayang, mama sudah menganggap kak sintia seperti anak mama sendiri, jadi mama nggak pernah membeda-bedakan kalian, kak Sintia juga kakak kamu sayang Sama seperti kak nayla." Ujar mama sambil mengelus rambut nabila
"tau ah." Jawab nabila ketus lalu melangkah meninggalkan kami
"papa mana ma?" tanya ku
"papa sudah berangkat ke kantor, katanya ada hal yang penting,"
"yasudah, kalau gitu Nayla berangkat dulu ya ma, kak. Sintia pasti sudah menunggu Nayla."
"Iya sayang, jangan lama-lama kasihan sintia menunggu." Ujar mama
Langsung ku salam tangan mama dan juga kak nathan untuk berpamitan.
"hati-hati ya dek,"
" iya kak, nayla duluan ya,"
Sesampainya di apartemen Sintia, langsung saja aku masuk kedalam, aku sudah tahu password apartemennya, dia bilang kalau aku ke apartemennya tidak perlu menunggu nya dan itu ku lakukan setiap aku datang ke apartemennya Sintia.
Aku masuk ke dalam dan mencari keberadaan Sintia tetapi anehnya suasana di apartemennya seperti tidak ada orang, katanya kemarin Sintia menungguku di apartemen untuk pergi ke salon bersama.
"sin kamu di dalam nggak, ini aku udah sampai lo." kataku mengutuk pintu kamarnya
tapi tidak ada balasan kucoba panggil-panggil juga gak ada Jawaban. kubuka pintu kamarnya Sintia dan masuk ke dalam mencarinya.
"tidak ada, kemana Sintia pergi," gumam ku.
ku periksa kamar mandinya juga tidak ada, ke mana sih dia pergi aku mengambil handphone ku melihat tidak ada satu pun pesan dari Sintia, langsung saja aku telepon ke nomor hpnya sintia, lebih anehnya lagi nomor hpnya sintia tidak aktif.
Di tengah kepanikan ku tak sengaja mataku melirik ke arah meja kecil di samping tempat tidurnya Sintia ada sebuah kertas, langsung saja aku hampiri kertas tersebut sepertinya itu adalah sebuah surat kubuka surat tersebut lalu ku baca isinya.
{Maaf semuanya aku harus pergi, ada suatu hal yang harus ku kerjakan, teruntuk Mas Arif Aku sangat mencintaimu mas maafkanlah aku yang harus meninggalkanmu di saat acara bahagia kita, sungguh aku tidak ingin ini terjadi, Nayla sahabatku ku titip Mas Arif kepadamu, tolong jaga dia dengan baik hanya kamu sahabat terpercaya ku. dan jangan mencari ku}.
ttd:
Sintia.
deggg....
Aku langsung panik setelah membaca isi surat dari Sintia, ku hampiri lemari pakaian dan membuka lemari tersebut di sana hanya tinggal beberapa baju,
"Apa-apaan ini, sebenarnya apa yang terjadi?, kemana dia menghilang?, mengapa Sintia menulis surat seperti ini?, apakah saat ini dia tidak memikirkan bahwa besok adalah pesta pernikahannya?, bagaimana aku menjelaskan kepada semua orang?,"
Banyak sekali pertanyaan di benakku tentang menghilangnya Sintia, kenapa dia menghilang di saat acara bahagianya besok, aku tahu Sintia sangat mendambakan pernikahan dengan mas Arif, apa alasannya sehingga Sintia tidak menjelaskannya kepada kami dan dia langsung memutuskan untuk pergi.
Aku benar-benar tidak habis pikir dengan Sintia, bagaiman aku menjelaskan semua ini pada semua orang terutama mas Arif, dengan perasaan yang campur aduk aku hubungi nomor ponselnya mas Arif, tidak lama beberapa detik mas Arif mengangkat teleponku.
"Ha.. halo mas, sin... Sintia mas," ujar ku tergagap.
"Ada apa dengan Sintia.?" tanya mas aris panik.
" Sintia mas, Sintia kabur, di apartemennya nggak ada, dan aku sudah mencoba menghubungi nomor hpnya tetapi tidak aktif mas, dia hanya meninggalkan surat mas." jelas ku tak kalah panik.
" Apa... kamu di mana sekarang?" tanya mas Arif
"Aku lagi di apartemennya Sintia mas."
"Baiklah aku akan segera ke sana kamu tunggu aku di sana Nay."
"I..iya... baik mas."
Mas Arif langsung mematikan teleponnya, ya Tuhan kenapa Sintia tega kabur di hari pernikahannya sendiri apakah dia tidak memikirkan bagaimana perasaan semua orang terutama perasaan mas Arif .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Hanipah Fitri
masih nyimak
2022-10-14
0