Kecolongan.

Di sebuah ruangan bangunan kantor, Agahta terlihat duduk meringkuk di sofa, kepalanya bertumpu pada kedua lututnya dengan mata yang sudah terisak, "Aku merindukan ibu, kenapa Ayah selalu melarang ku untuk menemuinya bahkan Kakak pun demikian." protes nya pada kedua lelaki yang sama-sama ada di ruangan itu.

Dominic sampai menghela nafas berat, begitupun dengan Herbert; sang Ayah tidak kalah gundah melihat rajukan putrinya.

"Agahta, dengarkan Ayah! Tunggu sebentar lagi, setelah semuanya selesai ibu mu sendiri yang akan menghampiri mu." ucap Herbert sambil mengelus kepala putrinya itu, walau berat harus memisahkan seorang ibu dan anak-anak nya, tapi itu semua untuk kebaikan mereka, agar Jovanika; mantan istrinya bisa merasakan penyesalan yang mendalam karena meninggalkan nya.

Dominic sendiri sampai mengepalkan tangannya geram, dia tidak bisa diam begitu saja, tangisan Agahta harus terbayar dengan setimpal, "Aku akan menghancurkan wanita itu secepatnya." batinnya kesal, jika karena Bernard adiknya sampai menangis, dia bisa membuat putri lelaki itu juga kesaksian.

Herbert yang sadar akan kekesalan Dominic, langsung menepuk pundak putranya itu, "Tenang lah, tidak perlu terlalu kesal seperti itu, keluarga Harold sudah mulai bergerak, Do." ucapnya dengan tersenyum licik.

Dominic sontak langsung menoleh, menatap sosok lelaki yang tengah membesarkan dia dan sang adik selama lima tahun terakhir ini seorang diri tanpa sosok istri. "Ayah sudah bergerak?" tanyanya kaget, kenapa rencananya tidak seperti rencana yang sebelumnya. "Bukannya Ayah sendiri yang akan turun tangan?" tanyanya lagi heran.

"Iya, sepertinya ada yang bergerak halus di belakang Bernard, entah siapa, makanya Ayah mengubah rencana untuk berhati-hati." Jelas Herbert lagi. Untung saja segala sesuatunya bisa terantisipasi, jadi dia berusaha melancarkan rencana kedua.

"Maksud Ayah?" Dominic masih belum mengerti, mereka selalu bergerak dengan rapi, kenapa harus takut dengan targetnya.

"ID yang pernah kita gunakan ternyata terlacak oleh mereka."

"Aisst," Dominic sampai mengumpat, pantas saja dua hari terakhir ini Austin selalu menghindarinya. Bukannya ID itu sudah di hapus kenapa bisa terlacak. "Dasar tidak bisa di percaya." decak nya geram.

"Tenanglah, semuanya sudah di bereskan, Do. Keluarga Harold tidak seburuk yang kau kira, mereka bisa berguna." tuturnya lagi dengan menyeringai. Baru bergerak dua hari saja mereka sudah memperlihatkan hasil yang cukup memuaskan. "Kau fokuslah mendekati anak itu, biar Bernard bisa tahu rasa saat putrinya ada dalam genggaman kita."

Dominic langsung mengangguk, sepertinya dia memang harus lebih cepat menarik hati wanita itu.

...***...

Sementara itu di parkiran sebuah perusahaan, mobil Kenzo terlihat terparkir di sana, langsung turun di ikuti Tiara yang sama-sama akan masuk ke perusahaan sang Aunty.

"Sudah izin ke ibu asrama kan?" tanya Kenzo sambil merapikan setelah kemejanya. Iya sesuai agenda yang sudah di rencana, Jumat ini mereka akan mengontrol perusahaan ini menuruti perintah sang Daddy.

"Iya, tapi tetap saja peraturan tetap nomor satu, kita harus kembali sebelum jam delapan malam." jawab Tiara dengan lugas, setelah jam kuliah pagi, mereka benar-benar langsung ke sini. "Hei, jangan cepat-cepat, aku tertinggal!" omelnya, tega nian suaminya itu berjalan cepat meninggalkan nya di belakang.

Mendengar itu, Kenzo langsung berhenti dan menoleh ke belakang, "Jalan mu seperti siput, sayang. Lambat sekali." godanya dengan tersenyum jahil. Pasalnya, dia harus bergegas masuk ke dalam, menghampiri orang-orang kepercayaannya sang Daddy yang diam-diam Daddy nya tempatkan di sini.

"Iya-iya aku akan mengimbangi jalan mu, tapi pegang tangan ku." pinta Tiara dengan menyeringai, dia langsung berjalan cepat dan meraih tangan suaminya.

"Dasar!" Mentang-mentang sedang tidak di kampus, istrinya itu malah dengan sengaja bersikap manja pada nya.

Mereka kini sudah masuk pintu utama kantor, saat kaki mulai melangkah di lobby, terlihat tiga orang berjas hitam menyambut kedatangan mereka,

"Selamat datang, Tuan, Nona." Ketiga orang itu langsung berbungkuk menyambut kedua majikan mudanya dan langsung menunjukkan arah ruangan yang akan menjadi tempat pasutri muda itu bekerja. "Sebelah sini, Tuan!" ajak mereka bertiga.

Kenzo pun langsung mengikuti langkah ketiga orang itu sambil menggenggam tangan Tiara, kalau terlepas, bisa-bisa istrinya itu kembali tertinggal di belakangnya, "Uncle tidak tahu kita kesini kan?" tanya Kenzo memastikan, tujuan nya kesini hanya untuk memeriksa keadaan kantor, Bernard tidak perlu tahu keberadaannya.

"Tidak Tuan muda." Jawab salah satu dari mereka, dan lekas membukakan pintu. "Di sini Tuan, kami harap Tuan bisa nyaman di sini." ucapnya lagi.

Kenzo dan Tiara langsung mengitari isi ruangan itu, memang tidak seluas dan semewah kantor sang Daddy, tapi asal ada perlengkapan untuk mereka bekerja itu tidak apa.

"PC ini sudah tersambung dengan koneksi kantor ini kan?" tanya Kenzo sambil melangkah ke sebuah meja kerja yang tersedia di sana. Bahkan dia langsung memerintah Tiara untuk menjalankan tugas nya duduk di sebuah meja di sampingnya.

"Sudah Tuan, semua data-data perusahaan sudah tersinkronisasi di sana." Jawab salah satu ketiga orang itu dengan sedikit was-was, ada satu kesalahan yang mereka lakukan, dan sepertinya setelah Tuan dan Nona mudanya menyadari itu mereka akan kena teguran.

"Kalian sudah di beri tahu Daddy kalau peretasan itu berasal dari sebuah perusahaan besar kan?" Kenzo mulai mode serius. Kerja Mario benar-benar tidak mengecewakan, walau tidak bisa mengetahui identitas jelas si peretas itu karena ID nya sudah terhapus, tapi dia bisa tahu asal-usul nya dari mana. "Kalau sudah tahu, seharusnya kalian tahu apa yang harus kalian lakukan." ucapnya lagi.

Ketiga bawahan itu langsung keringat dingin, mereka juga benar-benar kecolongan sampai tidak bisa memantau pekerjaan Bernard. "Iya, Tuan, maaf." mereka bertiga langsung tertunduk.

Mata Kenzo yang awalnya menatap layar PC langsung menoleh ke arah mereka, "Maaf? Apa maksudnya?" tanyanya dengan begitu dingin. Dalam sistem kerjanya tidak ada kata maaf, yang ada bekerja dengan tepat.

"Ken!" Bukannya tiga bawahan nya yang menjawab, tapi Tiara yang bicara dengan nada suara yang begitu kaget. "Lihat ini!" ucapnya lagi. Tugasnya melihat rincian keuangan perusahaan, dan dia menemukan sesuatu yang mengejutkan.

"Argh, kita bisa-bisa akan dipecat," ketiga lelaki itu hanya bisa mengumpat dalam hati.

Kenzo sendiri langsung mendekati Tiara dan melihat apa yang di lihat istrinya, di lihatnya laporan pengeluaran dengan nominal cukup besar bertengger di sana, bahkan tanggalnya belum lama, uang itu terlihat baru keluar dua hari terakhir ini. "Apa ini? Atas kuasa siapa perusahaan mengeluarkan uang sebanyak ini?" tanyanya pada ketiga lelaki itu, dia butuh penjelasan.

"Pak Bernard melakukan transaksi kerja sama dengan sebuah perusahaan, Tuan muda." Lelaki itu sampai gugup, suaranya saja terdengar bergetar ketakutan.

"Kerja sama?" Kenzo sampai mengulang kata itu dengan begitu kesal, kerja sama macam apa yang mengeluarkan uang sebanyak itu, "Dasar Uncle bodoh, apa itu bisa di sebut kerja sama? Itu pemerasan bodoh." decak nya tidak habis pikir. Ketiga lelaki ini dipekerjakan untuk mengintai pergerakan Bernard, kenapa malah kecolongan sampai membuat lelaki itu mengeluarkan uang sebanyak itu seenaknya. Apa Uncle nya itu masih belum sadar kalau semua aset itu bukan milik nya.

"Maaf Tuan muda, transaksi itu terjadi begitu mendadak, sepertinya Pak Bernard menyetujui itu merasa kalau kedepannya dia akan di untungkan."

"Siapa penerimaan uang itu, Tiara?" Kenzo kini bertanya pada sang istri, seharusnya di sana juga tertera siapa penerimaan nya.

"Perusahaan IT, atas nama Harold company." Tiara langsung menjawab, dia sendiri sampai bergidik ngeri melihat ekspresi Kenzo, rupanya lelaki itu lebih mengerikan saat bekerja.

"Iya, Tuan. Sepertinya karena itu Pak Bernard menyetujui kerjasama nya, karena itu perusahaan IT pasti ada banyak keuntungan yang akan perusahaan dapatkan. Terlebih teknologi canggih yang mereka tawarkan akan mempermudah marketing officer kita." Timpal salah satu dari ketiga orang itu memberi alasan, mengeluarkan uang sebanyak itu tidak mungkin apa-apa, karena pasti akan tertutup dengan hasilnya.

"Tapi tetap saja kita bisa bangkrut bodoh, bagaimana dengan SDM perusahaan, kalian akan menutup itu dari mana?" Kenzo kembali bicara, heran, tidaklah sampai kearah sana pemikiran Bernard.

Ketiga lelaki itu kembali diam, karena itu juga yang mereka pikirkan.

"Aisst!" Kenzo sampai berdecak kesal, kalau saja semua aset itu bukan hasil jerih payah sang Kakek yang harus di pertahankan, dia enggan sekali turun tangan.

"Maaf Tuan muda." Lagi-lagi hanya kata itu yang keluar dari bibir ketiga bawahan itu, mereka tidak bisa apa-apa karena jalan satu-satunya adalah menutup dana perusahaan yang sudah keluar itu.

"Di mana Uncle? Aku harus menemuinya?" Kenzo hendak melangkah, tapi pergerakan nya terhenti karena sang istri kembali memanggilnya.

"Ken, bukannya ini janggal!" ucap Tiara mulai menscroll layar PC nya. Dari pengeluaran yang dia lihat ada satu nama yang mencuri perhatian. "Pengeluaran ini diluar pengeluaran gaji para karyawan, dan petinggi perusahaan, tapi pengeluaran nya rutin tiap bulan," ucapnya menjelaskan. Bahkan dia langsung mengangkat wajahnya melihat kearah tiga lelaki itu. "Apa yang bernama Jovanika juga karyawan di sini?" tanyanya heran. Kenapa tidak masuk list kepesertaan pegawai, dan kalau bukan karyawan kenapa tiap bulan mendapat transparan dari dana perusahaan.

"Kita tidak tahu itu, Nona."

"Tidak tahu?" Kenzo lagi-lagi marah. "Dasar tidak berguna, ayo tunjukkan di mana ruangan Uncle." titahnya dengan begitu dingin.

"Maaf Tuan muda, Pak Bernard sedang keluar kota."

"Jir, padahal aku ingin sekali memukulnya."

to be continued......☺️

Terpopuler

Comments

Anisnikmah

Anisnikmah

aih ya ampun bodoh sekali.. author pinter

2022-08-14

0

azril arviansyah

azril arviansyah

sabar kenzo nanti kalau gegebah marah berantakan rencananya

2022-08-13

0

💛⃟🤎🏠⃟ᴛᴇᴀᴍ ɢͩᴇͥɴͩᴀᷲᴘͪ🥑⃟𝐐⃟❦

💛⃟🤎🏠⃟ᴛᴇᴀᴍ ɢͩᴇͥɴͩᴀᷲᴘͪ🥑⃟𝐐⃟❦

Yang sabar bang kenzo, cooling dawn harus berpikir dgn pikiran yg jernih sejuk, agar bisa teratasi semuanya dgn baik dan berhasil, semangat kenzo 💪💪💪💪😍😍😍😘😘😘

2022-08-13

0

lihat semua
Episodes
1 Keluarga Aunty Naura.
2 Harus terpisah.
3 Anggota Black Swan
4 Percakapan mencurigakan.
5 Akibat huru hara.
6 Sebuah tameng.
7 Target satu, pesuruh baru.
8 Siapa wanita itu?
9 Satu VS Lima
10 Kau berulah, Aku bertingkah.
11 Berusaha menguak informasi.
12 Sebuah acting.
13 Kecolongan.
14 Berjaga-jaga.
15 Kakak sepupu palsu.
16 Berbeda kelompok.
17 Siapa kau?
18 Kerja sama.
19 Berusaha masuk anggota Black Swan.
20 Kekecewaan.
21 Kau permainkan sepupuku, akan ku permainkan adik mu.
22 Jangan mengecewakan ku.
23 Butuh penjelasan.
24 Menanam saham.
25 Titik terang.
26 Kalung yang sama.
27 Lampu hijau.
28 Amarah.
29 Renzela menghilang.
30 Trik licik, Herbert.
31 Pria Asing.
32 Mendapatkan tanda tangan.
33 Ancaman baru.
34 Sinyal ponsel.
35 Lelaki misterius.
36 Rencana makan malam.
37 Saling memanfaatkan.
38 Hotel mewah.
39 Kecolongan.
40 Permainan.
41 Pertolongan.
42 Rasa Terima kasih,
43 Menyeimbangkan kekuatan.
44 Istirahat nya Anggota Black Swan.
45 Perintah Daddy.
46 Meminta bantuan Alberto.
47 Sandiwara
48 Ajakan Dominic.
49 Renzela dalam bahaya.
50 Ketakutan.
51 Akan menjelaskan.
52 Tamparan.
53 Surat perjanjian.
54 Persiapan tugas kampus.
55 Pengumuman update.
56 Sebuah Buku.
57 Obat-obatan.
58 Durian runtuh.
59 Berhati-hati.
60 Keroyokan.
61 Akan pulang.
62 Terjebak.
63 Karena Renzela.
64 Kecelakaan
65 Kalian mulai, kita layani.
66 Aku baik-baik saja.
67 Hati yang terluka.
68 Bersitegang.
69 Hubungan Darah.
70 Surat wasiat.
71 Mulai terbuka.
72 Kegelisahan.
73 Hampir putus asa.
74 Saran yang tidak masuk akal.
75 Kriteria yang pas.
76 Membujuk Renzela.
77 Seleksi awal.
78 Akhirnya memutuskan memilih calon suami.
79 Ibu dari anak-anakku.
80 Kisah tentang Renzela sudah hadir
81 Negosiasi.
82 Orang-orang memuakkan.
83 Sogokan yang sempurna.
84 Keuntungan satu Miliar.
85 Bagi hasil saham.
86 Membutuhkan Karyawan Baru
87 Pelamar Kerja.
88 Rencana Tiara.
89 Menggemparkan kantor.
90 Masuk perangkap.
91 Gara-gara Seblak.
92 Di kira Settingan.
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Keluarga Aunty Naura.
2
Harus terpisah.
3
Anggota Black Swan
4
Percakapan mencurigakan.
5
Akibat huru hara.
6
Sebuah tameng.
7
Target satu, pesuruh baru.
8
Siapa wanita itu?
9
Satu VS Lima
10
Kau berulah, Aku bertingkah.
11
Berusaha menguak informasi.
12
Sebuah acting.
13
Kecolongan.
14
Berjaga-jaga.
15
Kakak sepupu palsu.
16
Berbeda kelompok.
17
Siapa kau?
18
Kerja sama.
19
Berusaha masuk anggota Black Swan.
20
Kekecewaan.
21
Kau permainkan sepupuku, akan ku permainkan adik mu.
22
Jangan mengecewakan ku.
23
Butuh penjelasan.
24
Menanam saham.
25
Titik terang.
26
Kalung yang sama.
27
Lampu hijau.
28
Amarah.
29
Renzela menghilang.
30
Trik licik, Herbert.
31
Pria Asing.
32
Mendapatkan tanda tangan.
33
Ancaman baru.
34
Sinyal ponsel.
35
Lelaki misterius.
36
Rencana makan malam.
37
Saling memanfaatkan.
38
Hotel mewah.
39
Kecolongan.
40
Permainan.
41
Pertolongan.
42
Rasa Terima kasih,
43
Menyeimbangkan kekuatan.
44
Istirahat nya Anggota Black Swan.
45
Perintah Daddy.
46
Meminta bantuan Alberto.
47
Sandiwara
48
Ajakan Dominic.
49
Renzela dalam bahaya.
50
Ketakutan.
51
Akan menjelaskan.
52
Tamparan.
53
Surat perjanjian.
54
Persiapan tugas kampus.
55
Pengumuman update.
56
Sebuah Buku.
57
Obat-obatan.
58
Durian runtuh.
59
Berhati-hati.
60
Keroyokan.
61
Akan pulang.
62
Terjebak.
63
Karena Renzela.
64
Kecelakaan
65
Kalian mulai, kita layani.
66
Aku baik-baik saja.
67
Hati yang terluka.
68
Bersitegang.
69
Hubungan Darah.
70
Surat wasiat.
71
Mulai terbuka.
72
Kegelisahan.
73
Hampir putus asa.
74
Saran yang tidak masuk akal.
75
Kriteria yang pas.
76
Membujuk Renzela.
77
Seleksi awal.
78
Akhirnya memutuskan memilih calon suami.
79
Ibu dari anak-anakku.
80
Kisah tentang Renzela sudah hadir
81
Negosiasi.
82
Orang-orang memuakkan.
83
Sogokan yang sempurna.
84
Keuntungan satu Miliar.
85
Bagi hasil saham.
86
Membutuhkan Karyawan Baru
87
Pelamar Kerja.
88
Rencana Tiara.
89
Menggemparkan kantor.
90
Masuk perangkap.
91
Gara-gara Seblak.
92
Di kira Settingan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!