Sang Pewaris
Sebuah jaket trucker hitam dengan daleman kaus putih polos dan celana jeans hitam sudah melekat sempurna di tubuh Kenzo, lelaki yang akan menginjak usia ke dua puluh tahun ini sudah terlihat rapi dengan penampilannya. Sebagai remaja dengan sejuta beban masa depan yang harus dia pikul membuatnya harus lebih konsisten dalam belajar.
Seperti pagi ini, dia harus segera bersiap berangkat ke asrama kampus untuk memulai pembelajaran nya di sebuah universitas di London, yang sudah tidak di ragunan lagi popularitasnya.
"Tiara!" bibirnya bersuara, kakinya melangkah keluar dari ruangan ganti menghampiri sang istri; wanita yang seumuran dengannya yang begitu ia cintai. "Sayang!" panggilnya lagi dengan bibir yang sudah tersenyum kecil. Pantas tidak ada jawaban, wanita yang tengah ia panggil rupanya sedang berbaring meringkuk di tempat tidur mereka.
"Bukannya tadi dia sudah bersiap untuk berangkat ke asrama, kenapa malah tidur lagi?" gumamnya sambil berjalan menghampiri Tiara, dia pun ikut naik ke tempat tidur untuk membangunkannya "Sayang!" Satu tangannya menyibakkan rambut sang istri satu tangannya lagi bergerak menyentuh lengan nya, bahkan bibirnya tidak diam perlahan berbungkuk mengecup pipi wanita itu. "Bangun!" lirihnya dengan bibir yang sudah bergerak mengecup sana sini.
Sang empunya yang merasa terganggu perlahan membuka mata, dan menatap suaminya, "Ken!" lirihnya sambil menggeliat, menunggu suaminya bersiap dia tidak sadar sampai terlelap.
"Kenapa? Apa tidak enak badan?" tanya Kenzo berusaha memastikan.
Bukan tanpa alasan Kenzo mengira wanitanya itu tidak baik-baik saja. Pasalnya setelah tiga minggu berada di London dan tinggal bersama keluarga sang bibi dari pihak mommy nya, istrinya itu tidak pernah duduk diam di rumah. London adalah sebuah kota yang terkenal dengan arsitekturnya yang kuno namun memberikan kesan mewah. Banyak sekali bangunan-bangunan bersejarah di kota ini dan banyak pula destinasi wisata indah membuat Tiara begitu antusias menjelajahi semaunya, bahkan tanpa mengenal kata lelah.
"Tidak, aku baik-baik saja. Hanya saja masih terasa seperti mimpi, aku benar-benar berada di London dan bisa menghirup udara kota ini." ucap Tiara dengan begitu polos, bagaimana tidak, bagi nya yang berlatar belakang seorang gadis desa tidak pernah mengira sedikitpun bisa menginjakkan kaki di luar negeri.
"Kau senang?" timpal Kenzo sambil mengecup kening sang istri, tidak apa meski kaki nya terasa mau copot harus menemani langkah Tiara yang mau berjalan-jalan sana sini, semuanya akan dia lakukan asal istrinya bahagia.
"Iya, terima kasih selalu ada untuk ku." timpal Tiara dengan tersenyum riang, bahkan kedua tangannya langsung melingkar di leher Kenzo menarik kepala lelaki itu dan perlahan mengecup bibir nya, "I love you."
"Aisst," Bak terkena setrum listrik, Kenzo sampai mengendus dengan tingkah nakal istrinya itu, "Ini bahaya Tiara." umpatnya lagi. Mereka sudah harus segera berangkat ke asrama kampus tapi sang istri malah memancing api gairah nya.
"Bahaya kenapa?" Tiara sampai terkekeh, bicara so polos tanpa dosa, sambil kembali melepaskan kedua tangannya, "Ayo turun, kalau tidak kita bisa kesiangan!" ajaknya karena Kenzo masih saja menatapnya dengan begitu intens.
"Aisst. Lima menit, lima menit saja mungkin kita tidak akan terlambat." pinta Kenzo dengan suara berat, salah siapa telah memancing gairah nya, maka dia pun harus menuntaskannya, langsung menghimpit tubuh Tiara dan mulai menggulum dan menghisap bibir nakal yang membuat nya candu untuk menikmatinya.
...*...
Di ruangan lain di rumah yang sama. Kehangatan pagi keluarga aunty Naura mulai terasa. Wanita satu anak yang merupakan adik satu satunya Mommy Zepania. Aunty Naura menikah dengan lelaki blasteran Indonesia-London dan memilih mengikuti suaminya tinggal di sini, berbisnis mengembangkan warisan keluarga Nugraha mengikuti ajakan suaminya.
"Apa malam ini akan lembur lagi, mas?" tanya Naura pada Bernard Oskar sang suami. Bibir nya bicara dan tangannya bergerak menyiapkan sarapan pagi untuk suaminya.
"Iya," Bernard menjawab singkat, matanya langsung tertuju pada putrinya yang tengah mendekat ke arah mereka.
"Pagi, Mih, Pih!" suara Renzela terdengar nyaring. Gadis yang masih duduk di bangku kelas satu SMA itu mulai menarik kursi meja makan untuk ikut sarapan bersama orang tuanya. "Kak Kenzo dan Kak Tiara mana Mih?" tanyanya sambil mulai melahap sarapan nya.
"Pagi sayang!" Naura sampai tersenyum, menatap putri semata wayangnya dengan haru, terasa begitu singkat, putri kecilnya yang dulu suka merengek kini sudah tumbuh dewasa, dengan paras yang begitu cantik. "Tuh, mereka!" timpal nya menjawab pertanyaan sang putri. Kedua kakak sepupu putrinya itu kini sudah mendekat ke meja makan.
"Pagi aunty, uncle. Pagi Renzela!" Tiara yang menyapa. Sudah tahu kebiasaan Kenzo yang selalu dingin terlebih saat ada sosok Bernard sang paman, suaminya itu selalu mengurangi bicara jika mau bicara pun selalu seadanya.
"Pagi juga, Kakak sepupu." Renzela berbalik menyapa dengan riang, meminta pasutri muda itu untuk lekas bergabung bersama kedua orang tuanya nya agar suasana sarapan mereka lebih menyenangkan.
Baru beberapa menit saja mereka berkumpul, bahkan sarapan mereka belum juga habis, Bernard terlihat menggeser kursi dan meninggalkan meja makan, "Ini sudah siang, aku sudah harus berangkat," ucapnya sambil menatap istri dan putrinya bergantian.
Aunty Naura sampai terkejut, "Mas, sarapannya belum di habiskan?" ucapnya sambil perlahan berdiri bermaksud mengantar sang suami sampai depan rumah.
"Duduklah! habiskan sarapan mu. Aku sudah kenyang. Temani saja anak-anak sarapan!" titah Bernard dan berlaju pergi.
"Sudahlah Mih, Papih mungkin sibuk, ayo sarapan lagi!" Renzela mulai bicara, pemandangan seperti itu tidak lah asing baginya. Kesibukan di perusahaan selalu menjadi alasan sang Ayah sampai tidak pernah menyadari kalau quality time bersama keluarga semakin berkurang.
Kenzo sampai mengepalkan tangannya di bawah meja, apa seperti ini perlakukan Bernard pada aunty dan juga sepupunya? di luar dugaan, padahal lelaki yang seumuran dengan Daddy nya itu bisa menjadi direktur dan mendapatkan kemawahan dan kekayaan semuanya adalah aset sang aunty yang merupakan warisan keluarga Nugraha; kakeknya.
Suara nada dering ponsel Renzela tiba-tiba terdengar memecah keheningan, sang pemilik ponsel langsung antusias dan lekas mengangkat panggilan itu, "Iya sebentar lagi, aku sedang sarapan dulu." ucapnya pada seseorang di balik teleponnya.
Naura yang mendengar itu sampai gelang kepala, dia sudah bisa menebak siapa yang bicara dengan putrinya. "Hari ini juga pacar mu itu akan menjemput mu?" ucapnya memastikan.
Ranzela sampai menyeringai memperlihatkan deretan gigi nya, dan langsung mengangguk mengiyakan.
"Apa? Pacar?" Kenzo sampai tersedak makanan, bisa-bisa bocah bau kencur itu sudah berpacaran. "Bukannya fokus belajar kau malah pacaran!" umpatnya sambil perlahan mengambil segelas air minum yang Tiara berikan.
"Seru-seruan saja Kak. Lagi pula pacar ku sangat tampan, anak kuliahan lagi." jawab Renzela dengan begitu santai, dia sendiri hampir tidak percaya saat lelaki yang kini menjadi pacarnya tiba-tiba mendekati dan menyatakan cintanya.
Kenzo sampai menghela nafas, "Renzela! Ini bukan masalah seperti apa dan siapa pacar mu. Tapi ini tentang diri mu sendiri. Belajarlah dengan baik, itu juga demi kebaikan mu!" ucapnya memberi nasehat. Jangan sampai pewaris kekayaan peninggalan kakeknya benar-benar menghilang dan pada akhirnya semua kerja keras sang Kakek di masa lalu harus di ambil orang lain.
"Baik Kak. Aku mengerti," Renzela tidak bisa membantah, dia bisa mengerti apa yang di khawatirkan oleh Kakak sepupunya itu, dia juga sudah berusaha dengan baik, dan tidak ada salahnya juga kan dia berpacaran menikmati masa mudanya. "Sarapan ku sudah habis, aku berangkat sekolah dulu, Mih!" pamitnya pada sang ibu. Setelahnya dia langsung berpamitan pada pasutri itu dan berbisik pada Kakak sepupu wanitanya, "Aku salut sama Kak Tiara bisa tahan punya suami segalak Kak Kenzo, semoga saja anak kalian nanti tidak semenakutkan ayah nya," bisik nya dengan tertawa, setelah memeluk Tiara dia langsung berlaju pergi dari sana.
☘️☘️☘️
Hai-hai, reader semua. Ketemu lagi bareng Kenzo dan Tiara. Pasutri muda ini kembali lagi, kali ini akan hadir dengan cerita yang lebih menantang dan mengurus emosi tentunya. 😁
Ni otor kasih koleksi Visual Kenzo dan Tiara, ini Versi aku aja, barang kali ada yang seleranya sama dengan otor 🤤
Kenzo si galak dan dingin, tapi semanis madu kalau sama istri.😂🤤
Tiara si imut. Pawang hebat yang sukses menaklukkan hati seorang Kenzo si brandal sekolah. 🥰
Mohon dukungannya dari reader semua agar novel ini bisa lebih baik, dan tentunya di gemari banyak pembaca dengan cara tinggalkan like dan komentarnya. Tidak lupa vote dan hadiahnya nya 🥰 biar aku bisa lebih semangat berkarya. Terima kasih.
To be continued......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Denny Ajalah
kak pdagal q suka novel2 mu .tpi inu knpa gk ada audio boknya
2023-08-02
0
Ennona Bee
q suka novelmu thor..seruu
2022-08-27
1
Nur Kurniasih
hai juga kak baru lait lagi eh udh ada judul baru jdi ketinggalan baca nya
2022-08-17
0