5. Namanya Isha

**Berjalan** bersebelahan dengan Kak Raefal menyebabkan fenomena cukup menegangkan. Banyak siswa yang tadinya sibuk sendiri menjadi memperhatikan kami, tak jarang juga ada yang berbisik bahkan menunjukkan wajah kaget.

Semakin jauh kami melangkah, beberapa anak ada yang mengabadikan momen menggunakan ponsel pintarnya. Aku dan Kak Raefal sudah seperti selebriti saja.

"Kenapa nunduk?" tanya Kak Raefal sembari melirikku.

"Ka---kak engga canggung? Mereka lihatin." Meski enggan, aku harus menjawab jika tidak ingin dikasari oleh lelaki itu.

"Udah biasa, gue kan emang ganteng!" sombongnya.

Aku mencibir dalam hati, aku akui jika ia memiliki aura yang banyak digandrungi anak muda, wajah yang terlihat menyeramkan sekaligus tampan, tubuh tinggi tegap dengan warna kulit yang tidak terlalu putih ataupun hitam.

Aku mengekor di belakang Kak Raefal saat lelaki itu menarikku menuju pojok kantin yang sudah ada beberapa remaja yang berpenampilan serupa dengannya.

"Akhirnya lo gandeng cewek juga, eh! Itu bukannya temen sebangku lo?" tanya teman Kak Raefal yang tadi pagi menertawaiku.

Tanpa kata Kak Raefal duduk di bangku yang masih kosong sebelum melirikku yang masih berdiri.

"Lo mau jadi patung disitu? Sini duduk!" titah Kak Raefal kembali menarik lenganku hingga terduduk di sebelahnya.

Keadaan ini benar-benar tidak pernah terlintas dipikiran, duduk dengan para pentolan sekolah lalu menarik perempuan untuk iri sekaligus mamaki.

"Sabar ya lo dighibahin. Soalnya lo cewek pertama yang berhasil berjalan di samping Raefal kecuali Orlin," ungkap teman Kak Raefal, dari name tag nya. Dia bernama Langit.

"Biarin aja, mereka cuma sirik kok. Soalnya selama ini mereka dihempas sama Raefal dengan kejam," kata yang lain yang, aku balas dengan senyum kaku.

Aku sedikit lega karena orang yang membawaku diantara gerombolan laki-laki tengah mendekat ke arahku setelah memesan makanan.

"Ouh iya. Kenalin gua Arik!"

Mataku melirik tangan yang melayang minta dibalas itu, dengan canggung aku menjabat telapak tangan orang itu.

"Isha."

"Kalau gue Langit, ini Arya terus itu Damar, sebelah sana--------"

Perkenalkan pun mulai terjadi, aku hanya menanggapi seperlunya, masih canggung tergambar jelas di wajahku.

Kak Raefal duduk kembali di sebelahku, sementara yang lain bersorak senang karena pesanan tengah ditata oleh pelayan kantin.

"Nih! Buat lo! Bakso dan teh manis!"

Aku hanya diam menatap semangkuk bakso lengkap dengan minuman tersaji di depan mata.

"Kok diam? Dimakan gih!" titah Kak Raefal menyebabkan mataku terfokus kepadanya.

"A-aku engga pesen Kak," jelasku.

"Makan!" ancam Kak Raefal menggunakan tatapan tajam.

"I-iya Kak."

Meski enggan akhirnya gumpalan daging rebus itu masuk juga ke dalam mulut, aku juga sedikit tegang karena sedari tadi Kak Raefal tidak ada jedanya menatap tajam kepadaku.

"Jangan galak Raefal! Kasihan dekek gemesnya ketakutan." ledek Kak Arik.

"Iya tuh, entar kabur lo yang galau."

Semua teman Kak Raefal bergantian meledek yang sama sekali tidak mendapat balasan dariku maupun Kak Raefal.

"Heh Cupu! Lo ngapain disini?!"

Bentakkan dari Orlin mampu membuat perhatian semua orang terpusat di satu titik dimana gadis itu berdiri bersama kedua temannya.

"Suka-suka dia lah. Lo kok sewot," balas Kak Langit santai.

"Kak, kenapa Cupu engga diusir. Keenakan dia," adu Orlin manja.

"Seharusnya itu, yang pergi lo bukan dia." Dengan wajah datar sembari menikmati makanan Kak Raefal berkata.

"Kak! Dia tuh Cupu dan engga pantes jalan apalagi makan sama Kak Raefal."

"Emang kenapa?"

"Kan udah aku jelasin, kenapa Kakak engga ngerti yang aku bilang? Jangan bilang Kakak suka sama Cupu!" Orlin menebak yang membuatku semakin panik.

Kak Raefal menghentikan makannya lalu menatap Orlin datar. "Denger Orlin! Pertama! Namanya Isha. Bukan Cupu, kedua! Emang kenapa kalau gue suka sama dia? Ini hak gue. Lo itu bukan siapapun di mata gue."

Bukan maksud hati ingin berbahagia karena Orlin dibentak, hanya saja aku senang karena untuk pertama kalinya ada yang mau susah membelaku.

"Kok Kakak ngomong gitu si?"

Kak Raefal berdiri, mengedarkan tatapan keseluruhan sudut sebelum berteriak lantang. "Kalian semua! Denger ini baik-baik!"

Kedua mata setiap kepala terpusat kepada Kak Raefal, di wajah mereka tercetak jelas gurat penasaran

"Mulai sekarang engga ada yang boleh panggil Isha dengan sebutan Cupu! Jika ada kalian akan tahu akibatnya!"

Berbeda dengan orang lain yang terkejut, aku yang mendapat perlakuan seperti itu tentu tidak menyangka sekaligus terharu.

Ragaku ditarik paksa oleh Kak Raefal untuk meninggalkan kantin, hingga di Koridor sepi aku memberanikan diri mengucap kata hati.

"Kak ma-makasih." Aku berucap seraya menatap ke bawah dengan menautkan jemari gugup.

"Bukan maasalah."

"Lo tadi kenapa diam? Bukannya udah gue suruh buat membela diri. Mau sampai kapan lo bakal jadi pengecut?"

Aku menggerutu dalam hati, baru saja aku terpesona dengan sikapnya barusan, sekarang diriku dihempaskan oleh kenyataan.

"Mengerti?!" tanyanya lagi dengan tegas yang membuatku mengangguk. "Gue 'kan udah pernah bilang, jangan terus diem, ngangguk dan geleng! Bicara!" tegasnya.

"I-iya Kak."

Kak Raefal menyentuh daguku membuat diri kaget namun aku tak bisa berontak, perlahan dia mensejajarkan wajah kami, menyebabkan kedua bola mata saling bertautan.

"Satu lagi! Gue engga mau lihat lo nunduk kayak tadi."

Mata membuka lebar, dada bergemuruh kencang serta menahan nafas yang aku lakukan saat wajah kami sangat dekat.

"Kak lepas," cicitku membuat Kak Raefal melepas tangannya dari daguku lalu mundur beberapa langkah.

Kring!

"Denger 'kan?" tanya Kak Raefal "Ayo!" Tangan kekar Kak Raefal kembali menarik diri menuju ruang ulangan.

Terpopuler

Comments

Rose_Ni

Rose_Ni

Wah...Cupu diajarin Suhu

2023-01-10

1

lihat semua
Episodes
1 1. Pendiam
2 2. Butiran Debu
3 3. Cinta jadi Kecewa
4 4. Si Badung
5 5. Namanya Isha
6 6. Cacing-cacing
7 7. Makan Siang
8 8. Bimbang
9 9. Pertandingan Basket
10 10. Luka
11 11. Pelipur Lara
12 12. Tawuran
13 13. Babu Orlin
14 14. Misqueen
15 15. Ada Apa Dengan Orlin-Raefal?
16 16. Mengadu
17 17. Mati
18 18. Antagonis?
19 19. Ada apa dengan Arga?
20 20. Gelas Pecah
21 21. Menyukai atau Mencintai?
22 22. Jangan Ge-er
23 23.
24 24. Suapin Arga
25 25. Blushing
26 26. Chatingan sama Arga
27 27. Bukan siapa-siapa
28 28. Gagal Fokus
29 29. Beban
30 30. Jadi Ibu Peri
31 31. Kissing?
32 32. Dibela
33 33. Nyanyian Isha
34 34. Isha Manggung
35 35. Band Sekolah
36 36. Ditembak
37 37. Backstreet
38 38. Arga's Berbicara
39 39. yang Lemah akan Kalah
40 40. Tanpa Kabar
41 41. Manis Asam Pahit
42 42. Pangeran Hanya Mencintai Cinderella yang Cantik
43 43. Sisi Lain Kak Raefal
44 44. Pangeran Katak untuk Cinderella
45 45. Mimpi yang Menjelma menjadi Ilusi
46 46 Temen Rasa Pacar
47 47. Berdebar
48 48. 2A
49 49. (Bukan) Cinderella
50 50. Menyesal
51 51. Pangeran Bukan untuk Upik Abu
52 52. Call Me Isha
53 53 Pembalasan
54 54. Gue Suka Lo
55 55. Sweetheart
56 56. Menjadi Egois
57 57. Bajingan
58 58. Tidak Ada Reuni Hati?
59 59. Takdir
60 60. Call Me Flo
61 61. Reuni
62 62. Ngerusuhin Lamaran
63 63. Mengajak Reuni ataupun Mengulang Kembali
64 63. Hubungan Kita adalah Pelangi yang Tidak Abadi
65 64. Fitting Baju Pernikahan
66 65. Bukan anak SMA
67 66.
68 Penting
Episodes

Updated 68 Episodes

1
1. Pendiam
2
2. Butiran Debu
3
3. Cinta jadi Kecewa
4
4. Si Badung
5
5. Namanya Isha
6
6. Cacing-cacing
7
7. Makan Siang
8
8. Bimbang
9
9. Pertandingan Basket
10
10. Luka
11
11. Pelipur Lara
12
12. Tawuran
13
13. Babu Orlin
14
14. Misqueen
15
15. Ada Apa Dengan Orlin-Raefal?
16
16. Mengadu
17
17. Mati
18
18. Antagonis?
19
19. Ada apa dengan Arga?
20
20. Gelas Pecah
21
21. Menyukai atau Mencintai?
22
22. Jangan Ge-er
23
23.
24
24. Suapin Arga
25
25. Blushing
26
26. Chatingan sama Arga
27
27. Bukan siapa-siapa
28
28. Gagal Fokus
29
29. Beban
30
30. Jadi Ibu Peri
31
31. Kissing?
32
32. Dibela
33
33. Nyanyian Isha
34
34. Isha Manggung
35
35. Band Sekolah
36
36. Ditembak
37
37. Backstreet
38
38. Arga's Berbicara
39
39. yang Lemah akan Kalah
40
40. Tanpa Kabar
41
41. Manis Asam Pahit
42
42. Pangeran Hanya Mencintai Cinderella yang Cantik
43
43. Sisi Lain Kak Raefal
44
44. Pangeran Katak untuk Cinderella
45
45. Mimpi yang Menjelma menjadi Ilusi
46
46 Temen Rasa Pacar
47
47. Berdebar
48
48. 2A
49
49. (Bukan) Cinderella
50
50. Menyesal
51
51. Pangeran Bukan untuk Upik Abu
52
52. Call Me Isha
53
53 Pembalasan
54
54. Gue Suka Lo
55
55. Sweetheart
56
56. Menjadi Egois
57
57. Bajingan
58
58. Tidak Ada Reuni Hati?
59
59. Takdir
60
60. Call Me Flo
61
61. Reuni
62
62. Ngerusuhin Lamaran
63
63. Mengajak Reuni ataupun Mengulang Kembali
64
63. Hubungan Kita adalah Pelangi yang Tidak Abadi
65
64. Fitting Baju Pernikahan
66
65. Bukan anak SMA
67
66.
68
Penting

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!