Laura & Arvin

"Pak Fiza ngomong apa?" tanya Mila ketika Laura baru saja duduk di depannya.

"Kepo" ketus Mila merampas jus dari tangan Mila

"Ra itu minuman gue, kebiasaan banget sih Lo" protes Mila berusaha merebut kembali jus, sebelum berakhir semuanya di dalam tenggorokan laknat Laura.

"Astaga Mil, tenang gue beliin yang baru buat Lo. bila perlu, gue borong semuanya biar Lo sekalian jualan" gerutu Laura mencebik kesal.

"Lo kenapa lagi sih?" tanya Mila menatap serius wajah masam sahabatnya.

"Lo tau apa yang di omongin pak Fiza tadi ke gue?" jawab Laura dengan pertanyaan.

"Apa?" tanya Mila penasaran

"Dia bilang kalo gue nggak boleh telat kalo jam pelajaran dia. ya gue kesel njir, kenapa nggak di kelas tadi aja dia ngomong gitu. nggak tau apa, cacing gue udah pada demo" jawab Laura menggebu, sambil menaruh kecap dan cabe ke dalam soto yang sebelumnya telah di pesan.

"Apa jangan-jangan, pak Fiza suka sama Lo" celetuk Mila membuat Laura yang sedang menyeruput kuah soto tertawa hingga tersedak.

Hahaha Uhuk uhuk uhuk

"Nggak usah sok tau, emang Lo pikir manusia dingin kayak dia bisa jatuh cinta gitu? gue nggak percaya!" seru Laura tidak setuju dengan perkataan Mila tentang dosen yang semodelan kanebo kering seperti Fiza.

"Secara, muka nya kaku banget nggak ada senyum sedikit pun. malahan ni ya, gue nggak yakin dia itu normal, alias gay penyuka sesama jenis. Lo liat aja, banyak cewek kampus yang nyoba deketin dia. tapi apa? dia nggak tertarik sama sekali, apa lagi coba kalo bukan gay!" sambung Laura terus mencibir.

Mila yang sedari tadi mendengar ocehan Laura, terus memberi kode agar dia menghentikan omong nya kosong itu. karena sekarang, orang yang dia bicarakan ada di sini tepat di belakangnya.

"Sudah selesai?" tanya seseorang dari belakang Laura.

"Belum" jawab Laura, namun sedetik kemudian mata Laura membola saat mengenali suara yang sangat familiar di telinganya. yah, itu adalah suara Fiza, orang yang baru saja di bicarakan.

"Oh pak Fiza? tumben ke kantin" tanya Laura menoleh dengan santai ke belakang, seolah tidak terjadi apa-apa.

"Apa saya harus ijin dulu sama kamu?" tanya Fiza menunduk, berhadapan langsung dengan wajah Laura dari jarak dekat. Mila dan semua orang yang memperhatikan mereka sedari tadi langsung menutup mulut. sungguh, pemandangan yang sangat langka. mungkinkah yang di katakan Mila itu benar? bahwa Fiza memiliki perasaan terhadap Laura?

"Cih, kalo iya kenapa?" jawab Laura menantang, tanpa perduli jika dia seorang dosen. keduanya saat ini sama-sama saling menatap netra masing-masing. tanpa berniat meladeni Laura lagi, Fiza pergi begitu saja dari kantin dengan senyum penuh arti.

"Dosen sebleng, gila, kanebo kering" umpat Laura menatap sinis kepergian Fiza.

plak

"Awww sakit Mil" pekik Laura mengusap lengan yang baru saja di pukul oleh Mila dengan begitu kuat hingga terasa ngilu.

"Ternyata bukan mimpi" gumam Mila yang masih tidak percaya dengan apa yang baru saja dia liat.

"Tapi nggak harus mukulin gue juga bego" sentak Laura berlalu pergi. selera makannya sekarang mendadak hilang karena kedatangan Fiza.

"Awas aja Lo Fiza" gerutu Laura

****

Drrrttt Drrrrtt

Arvin yang sedang menikmati makan siang bersama kekasih, merogoh ponsel yang terus bergetar sedari tadi di saku jasnya.

"Sayang, aku terima telfon dari klien dulu sebentar" ucap Arvin mengecup pipi Indri.

"Iya, jangan lama-lama" jawab Indri tersenyum, kembali melanjutkan makan siangnya. sedangkan Arvin berjalan ke arah kursi pojokan restoran dan langsung menggeser tombol hijau di layar ponsel.

"Hai Honey" sapa Arvin pada wanita yang memakai baju tanpa lengan melalui video call.

"Kenapa baru di angkat" tanya wanita yang di ketahui bernama Sonya, dengan suara yang terdengar manja.

"Kamu tau sendiri kan kesibukan aku seperti apa" jawab Arvin tersenyum kecut.

"Iya aku tau, tapi kan se enggaknya kamu ngabarin aku. terus sekarang kamu lagi di mana?" tanya Sonya yang mengubah posisi yang semula duduk jadi tengkurap. hingga membuat dua bola kenyal meluber keluar.

"Aku lagi ada meeting sama klien di kafe. nanti pas pulang aku sekalian mampir kerumah kamu, ya" jawab Arvin, matanya terus tertuju pada dua benda kenyal itu.

"Beneran?" tanya Sonya antusias, memastikan ucapan sang kekasih.

"That's right, jangan lupa dandan yang seksi" jawab Arvin mengerlingkan sebelah mata sambil tersenyum mesum.

"As you wish Honey"

"Kalo begitu aku matiin dulu, tunggu aku Honey"

Muach

Tuth

Arvin menghela nafas panjang setelah mengakhiri video call dengan Sonya, kekasih nya yang lain. ya, sifat Arvin sangat berbeda jauh dari Daddy nya. jika Ben dulu anti dengan wanita, tapi tidak untuk Arvin. dalam sehari, Arvin memiliki dua sampai tiga wanita sekaligus. bahkan kalau di hitung, jumlah mantan kekasih Arvin tidak terhitung sama sekali. maka dari itu, teman-teman nya sering menjuluki Arvin sebagai cassanova.

Astaga, mengingat pemandangan sonya tadi membuat Arvin seketika menelan ludah. bahkan anaconda di dalam sana sudah terasa sesak. Arvin pun segera beranjak untuk kembali menemui Indri, yah hitung-hitung memberi jajan sedikit untuk anaconda nya.

Ceklek

Arvin berjalan mendekati wanita yang sedang memandang keramaian kota dari jendela. tangannya terulur memeluk tubuh ramping itu. eits tidak hanya memeluk, melainkan menari-nari di kedua aset yang begitu pas di tangannya.

"Sayang" bisik Arvin mulai terdengar serak, matanya sudah di liputi kabut ga*rah yang membara.

"Mau sekarang hm?" tawar Indri dengan suara lembut, mampu membuat libido nya bertambah naik. tanpa membuang waktu, Arvin langsung menarik kepala Indri ke samping hingga bibir mereka bertemu.

Sementara di luar Restoran, seorang wanita cantik di usianya yang tidak lagi muda berjalan cepat menuju ruangan di mana putranya berada, siapa lagi jika bukan Keyla. setelah mendapat kabar dari Alden bahwa rapat di batalkan karena Arvin yang belum juga kembali ke kantor selama 2 jam lebih. hal itu tentu saja membuat Keyla marah, beruntung Keyla memasang alat pelacak di mobil tanpa sepengetahuan Arvin. sehingga Keyla dengan mudah menemukan keberadaan putranya.

BRAK

Sekali tendangan, pintu VIP langsung terbuka lebar. bukan tanpa sebab Keyla menendang pintu itu, sebab pelayan restoran tidak mengijinkannya untuk mengganggu orang yang ada di dalam sana.

"ARVIN INDORTO!"

*

*

*

Bersambung......

Dukung karya aku dengan cara 👇

🌳 Like 👍

🌳 Komen Sebanyak-banyaknya 🥰

🌳 VOTE

🌳 Hadiah🙈

🌳 Rating ⭐⭐⭐⭐⭐

Terpopuler

Comments

𝕸y💞Uʟғᴀ ིྀ༙࿐

𝕸y💞Uʟғᴀ ིྀ༙࿐

klo ga percaya di coba aja raa pak fiza itu pejantan apa bukan🤭🤣🤣🤣

2022-12-14

0

Efvi Ulyaniek

Efvi Ulyaniek

waduh nikah sama si Arvin tulang celup sana sini.... kasihan lauranya nohhhh

2022-11-07

0

📴🦋⃟🍾⃝ ʜͩᴀᷞᴍͧɪᷠᴅͣ✿᭄ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠ᴸᴷ

📴🦋⃟🍾⃝ ʜͩᴀᷞᴍͧɪᷠᴅͣ✿᭄ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠ᴸᴷ

ya atuh bisa,, kamu taukan dunia ini penuh dengan kemungkinan dan ijig ijig(astaga ini bahasanya orang ngapak😋) hahaha🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️

2022-11-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!