Eye terlihat sangat bahagia karena sebentar lagi akan menikah dengan lelaki yang paling dia cintai. Meski pun lelah, dia tetap ikut serta dalam mempersiapkan pesta pernikahannya.
Undangan sudah disebar, gaun pengantin, ketring, gedung dan lain-lain sudah tersedia, tinggal menunggu hari H-nya saja.
"Sayang, aku pulang dulu ya, ini sudah malam. Besok aku harus bekerja dan menyelesaikan banyak tugas." Ego berpamitan pada Eye.
"Iya, sayang. Hati-hati di jalan," pesan Eye.
Eye mengantarkan Ego hingga ke mobilnya, setelah Ego pergi barulah Eye masuk ke dalam rumahnya.
Ego mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, bukan pulang ke rumah melainkan ke sebuah klub malam.
"Hey, Bro! Kenapa muka loe kusut? Calon pengantin kok murung gitu," sapa seorang teman pada Ego.
"Kusut karena nggak dapet jatah kali tu," timpal teman yang lain.
"Jatah apaan sih, jangan ngaco deh," balas Ego.
Ego duduk dan memesan sebotol minuman, menurutnya di tempat inilah dia bisa menghilangkan beban di hatinya.
"Loe kenapa?" tanya Armed.
"Nggak tau, aku bingung." jawab Ego.
"Apa yang bikin loe bingung?" tanya Armed lagi.
"Masa iya gua harus bertanggung jawab, sedangkan bukan gua yang menghamili Eye dan bukan gua juga yang udah menggagahi dia," jawab Ego berapi-api.
"Loe tinggalin aja dia, lagipula loe kan udah punya Sunny." Saran dari Armed membuat Ego menautkan alisnya.
"Emang loe mau punya anak tapi bukan anak loe, dan Eye udah bekas orang lain. Orang dapet sarinya dan loe dapet ampasnya doang," imbuh Armed.
"Gue nggak mungkin lakukan itu, bisa malu keluarga gue kalo pernikahan ini batal. Tinggal dua hari lagi acara pernikahan gue, Sob," tutur Ego.
"Halah, bilang aja loe masih cinta dan loe cuma berniat mempermainkan gue." Tiba-tiba Sunny sudah ada di dekat Ego.
Ego terkejut saat melihat kehadiran Sunny, wanita yang sudah beberapa bulan ini mampu mengalihkan hatinya dari Eye.
"Bukan begitu sayang, aku tidak punya pilihan lain." Ego membela diri.
Sunny mengalungkan tangannya di leher Ego, "Pergi denganku dan kita menikah, dengan begitu mereka tidak akan memaksamu untuk menikahi Eye." Ego terlihat memikirkan ucapan Sunny.
"Baiklah, kita akan pergi besok," ujar Ego.
Malam pun semakin larut, Ego begitu menikmati malamnya bersama Sunny. Gadis malam yang mampu mengalihkan dunianya, mengalihkan pandangannya dan juga cintanya, gadis yang membuat Ego berkhianat pada Eye.
"Aku mencintaimu, Ego." Bisik Sunny, kini mereka sedang berada di sebuah kamar yang ada di klub.
"Aku juga mencintaimu, sangat mencintaimu." Balas Ego sambil membelai rambut gadis yang sedang memeluknya.
"Miliki aku seutuhnya, Ego." Suara Sunny terdengar berat namun sangat indah di telinga Ego.
Sunny memandang wajah Ego dengan penuh hasrat. Sunny bukan gadis baik-baik, karena diusianya yang masih belia dia sudah tidak perawan, bahkan saat usianya baru menginjak enam belas tahun.
Entah apa yang menarik dari Sunny hingga Ego bisa tergila-gila padanya dan mengkhianati cinta Eye. Mungkin karena Sunny cukup liar dan mampu memberi kepuasan pada Ego. Sedangkan Eye tidak pernah memberikan itu semua, cium bibirpun hanya sekali selama beberapa tahun mereka bersama.
Beberapa bulan menjalin kasih secara rahasia dengan Sunny, selama itu pula dia bisa menikmati tubuh molek gadis itu.
"Sayang," sebut Sunny saat merasakan permainan Ego di tubuhnya.
Tidak ada yang tahu hubungan mereka berdua kecuali teman-teman yang biasa nongkrong di klub malam.
"Aku semakin tergila-gila padamu, sayang." Ucap Ego setelah menuntaskan pertempurannya. Entah berapa ronde dia menggempur Sunny dalam semalam.
"Apakah kamu sudah melupakan Eye?" tanya Sunny.
"Aku sudah tidak mencintainya, aku hanya kasihan padanya. Lagipula dia sangat ahli di dapur, jadi aku bisa memanfaatkannya untuk menjalankan bisnis restoranku." Tutur Ego.
Sunny turun dari kasur lalu berjalan menuju kamar mandi tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuhnya.
"Lalu, bagaimana nanti? Siapa yang akan mengurus restoran? Aku yakin Eye pasti marah dan kecewa karena kamu pergi meninggalkannya," Sunny mandi tanpa menutup pintu kamar mandi.
"Banyak orang yang bisa menggantikan posisinya," jawab Ego.
Sunny keluar dari kamar mandi dan mulai memakai pakainnya kembali. Pagi ini mereka harus berkemas karena akan pergi jauh, pergi dari pernikahan Ego.
Terdengar bunyi hela nafas yang berat dan panjang dari arah Ego, seperti ada beban berat yang dia coba lepaskan dari pundaknya.
"Kalo kamu tidak yakin dan tidak mau pergi denganku, kamu boleh pergi dari sini dan menikah dengan Eye. Aku bisa mencari laki-laki lain," ujar Sunny, dia sangat yakin Ego tidak mungkin mau jika dia bersama laki-laki lain di luar sana.
"Kita akan pergi dan menikah, aku tidak peduli Eye atau siapa pun. Lebih baik aku kehilangan mereka dari pada aku harus kehilanganmu," ujar Ego.
Sunny dan Ego keluar bersamaan dari kamar itu. Jam masih menunjukkan pukul lima pagi.
Sebelum pulang, Ego terlebih dulu mengantarkan Sunny ke apartemennya. Di sepanjang perjalanan Ego sama sekali tidak melepaskan genggamannya, dia menggenggam erat tangan gadis itu.
"Kita bertemu di bandara nanti sore," kata Ego setelah sampai di apartemen Sunny.
"Oke, sayang. Sampai jumpa nanti sore," ucap Sunny sambil melambaikan tangannya pada Ego yang mulai mengemudikan mobilnya.
"Dasar bodoh, bisa-bisanya kamu percaya padaku." Sunny pun tertawa sinis lalu berjalan menuju apartemennya.
Sunny menghempaskan tubuhnya di kasur, lelah dan letih mendera tubuhnya.
"Sebentar lagi aku akan menjadi nyonya Ego, dengan begitu aku tidak perlu lagi bersusah payah untuk mencari uang. Aku tinggal gesek saja," Monolog Sunny dengan senyum penuh kemenangan. Sudah terlintas di benaknya, hidupnya akan bergelimang harta dan penuh dengan kemewahan.
"Aku tidak akan melepaskanmu, Ego. Kamu adalah mesin pencetak uang bagiku, hanya memenuhi dan melayanimu itu tidaklah sulit bagiku. Karena memang sudah pekerjaanku memuaskan laki-laki hidung belang. Lagi pula kamu tidak seperti yang lain, banyak menuntut di atas ranjang. Kamu terlalu bergairah tapi tidak punya skil. Kamu hanya peduli pada kepuasanmu tanpa peduli aku puas atau tidak," lagi-lagi Sunny bermonolog.
Sunny memejamkan mata ngantuknya. Semalaman memegang kendali membuatnya kelelahan, tapi itu tidak masalah baginya, karena dia mendapatkan imbalan yang setimpal, bahkan lebih dari cukup.
Ego selalu memberinya uang, berapapun yang diminta oleh Sunny. Karena bagi Ego uang itu belum seberapa dibanding dengan kepuasan yang dia dapat dari gadis itu.
Ego yang polos sangat mudah diperdaya oleh Sunny, bahkan dengan mudah Sunny mendapatkan cinta Ego. Berawal dari jebakan yang dia lakukan malam itu dan kini Ego benar-benar sudah berada dalam genggamannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Anisnikmah
hah.. itu pasti saaat eye dijebak SMS palsu ego dari sunny deh
2022-08-16
1
Vita Zhao
hem ternyata ego nih yang berkhianat dg sunny si ulat keket😏.
dasar temen2 ego memang kurang ajar, malah ngedukung hubungan ego dn sunny, menyeruhnya pergi meninggalkan eye.
apa meraka bilang "eye udh bekas" lah sunny yang notabene pelacur masak di dukung sama kalian untuk bersama ego, jelas2 yang bekas dan murahan itu sunny😏
2022-08-09
2