Merusak Nama Baikmu

Serempak pasangan suami istri itu menoleh dan mendapati sebuah senyuman hangat dari Elicia. Maureen yang melihat kehadiran Elicia sontak berseri senang.

"Angel, bagaimana kabarmu sayang?"

Maureen menyambut gadis itu dengan penuh cinta seraya memegang kedua tangannya. Elicia membalas dengan lengkungan tipis.

"Kabarku baik, Bibi."

"Bibi? Hei, kenapa kau memanggil Bibi padaku? Apa Erland yang menyuruhmu?"

Maureen memicingkan matanya curiga, tidak biasanya Angel memanggil dirinya Bibi. Selama ini Angel memanggilnya Ibu bahkan tanpa dia minta sejak awal berjumpa. Lalu kenapa tiba-tiba saja memanggilnya Bibi? Pasti putranya yang menyuruhnya.

"Ibu, apa yang kau katakan? Kau menuduh putramu sendiri?" tanya Erland dengan jengkel dan tidak terima.

Apa-apaan Ibunya ini! Kenapa malah dia yang disalahkan? Padahal dia tidak melakukan apapun kepada gadis itu. Mungkin dulu dia pernah memaksa Angel agar tidak memanggil orang tuanya seperti itu. Namun, gadis itu tampak keras kepala sekali dan tidak mau mengalah kepadanya. Jadi pada akhirnya Erland menyerah dan membiarkannya. Lalu sekarang apa? Kenapa gadis ini bertingkah begini? Apa Angel ingin dia disalahkan oleh Ibunya?

Tanpa sadar Erland berdecak, Elicia melirik datar. Kemudian memusatkan pandangannya ke arah Maureen kembali.

"Bukan Bibi, ini kemauanku sendiri."

"Tapi kenapa?" Terlihat raut kecewa dan sedih di wajah Maureen.

"Aku merasa tidak enak padamu, Bibi. Dulu aku asal memanggilmu Ibu tanpa persetujuan darimu." Elicia memasang raut wajah tak enak.

"Tidak, tidak, itu tidak benar sayang. Kau boleh memanggilku Ibu. Ibu tidak pernah mempersalahkannya. Mengerti?"

Maureen berkata lembut yang diangguki oleh Austin atas ucapan istrinya. Kemudian dia menimpalinya setelah berdiam untuk beberapa waktu. "Istriku benar, Angel. Kau bisa memanggil kami dengan panggilan Ayah dan Ibu. Terlebih lagi kau adalah tunangan putra kami."

"Terimakasih. Tapi maaf Paman, Bibi, aku tetap tidak bisa memanggil kalian Ayah dan Ibu. Mungkin jika aku akan memanggil kalian Ayah dan Ibu setelah resmi menjadi Istri Erland."

Elicia berpura-pura tersenyum malu, padahal dalam hati dia sudah menahan jijik atas ucapannya sendiri. Dia tidak membenci orang tua Erland yang baik. Tetapi dirinya juga tidak sudi bersikap manis seperti ini. Apalagi hanya demi sandiwara. Namun, apa boleh buat, keadaan yang membuatnya harus bersikap begini.

Sebenarnya aku tidak menyukai sikapku yang penuh kepalsuan ini. Tapi demi melihat rasa iri di mata itu, kenapa tidak?

Matanya sempat melirik sekilas Ovy yang tengah menunduk sambil meremas sisi gaunnya masing-masing. Dia tahu, Ovy tengah menahan rasa iri dan kesal. Orang lain mungkin akan tertipu dengan wajah lugunya. Namun dia tidak, orang bermuka dua seperti Ovy pantas mendapat perlakuan buruk.

Memang sudah benar jika Angel membenci gadis itu. Sikapnya saja begini, menarik simpati orang lain dengan wajah polosnya. Padahal dalam hatinya, dia tak lebih dari sampah busuk!

Lihat saja, aku akan mempermalukanmu Ovy! Sedikit demi sedikit wajah aslimu akan terkuak!

"Baiklah jika itu maumu, kami tidak akan memaksanya."

Maureen menimpalinya dengan senyum. Wanita itu tidak ingin memaksa Elicia, begitupun dengan Austin. Elicia lega saat orang tua Erland tak memaksanya. Dia tidak ingin terlalu banyak bersikap manis kepada orang-orang ini. Apalagi kepada keluarga pemeran utama, meskipun mereka tidak salah, tetap saja dia tak sudi.

"Ovy, kau di sini?" tanya Elicia dengan nada terkejut dan senang.

Maureen menatap Elicia dan Ovy secara bergantian dengan bingung. "Kalian saling mengenal?"

"Tentu, Bibi. Kami lebih dari sekedar saling mengenal."

Elicia melangkah menghampiri Ovy yang berdiam mematung. Berdiri di samping gadis itu dengan senyum lebar.

"Ovy adalah sepupuku."

"Bukan begitu?"

Gadis itu menatap Ovy yang tersenyum kaku saat beberapa pasang meliriknya. Dia sempat memberikan lirikan kesal ke arah Elicia, tetapi segera dia rubah kala menyadari bahwa di sini bukan hanya mereka. Jadi demi menjaga citranya, Ovy mengangguk untuk menimpali perkataan Elicia.

"Oh begitu. Pantas saja mereka duduk berdua di sini. Lain kali jika kau ingin pergi sebaiknya ajak sepupumu, Nak. Jangan biarkan dia berdua dengan Erland, apalagi di tempat umum seperti ini. Orang lain bisa saja salah paham terhadap hubungan mereka."

Bukan semata-mata Austin mengatakan hal itu. Gosip tentang putranya dan putri keluarga Marceilious itu sudah dia ketahui. Dia hanya tidak mau ada gosip miring lagi tentang putranya. Itu akan mencoreng namanya menjadi semakin buruk.

Ovy yang sudah mulai rileks kembali menegang. Keringat dingin mengalir pada akhirnya. Elicia dapat merasakan perubahan ekspresi pada wajah kedua orang di sampingnya itu. Senyumnya bertambah lebar, tetapi sebisa mungkin Elicia menahannya.

"Sejujurnya aku--"

"Angel tadi sudah tidak bisa menahannya Ayah. Jadi dia pergi ke toilet sendiri, Ovy sebenarnya juga ingin mengantar. Tapi Angel sudah pergi sebelum Ovy sempat mengantar."

Erland buru-buru memotong ucapan Elicia.

Takut heh? Pecundang! cemooh Elicia dalam hati.

Dia pikir Elicia akan membiarkannya begitu saja? Oh, tentu tidak! Kesempatan langka seperti ini tidak akan pernah disia-siakan olehnya! Setidaknya, Elicia harus membuat nama mereka rusak meski tidak serusak citranya.

Mungkin Erland berpikir bahwa Angel masih seperti dulu. Yang akan berteriak memaki dengan suara keras hingga membuat orang tuanya malu. Namun, cerita ini sejak awal sudah berubah. Alur ini, tidak pernah ada dibuku karena Elicia sudah berhasil merubahnya.

"Kapan aku begitu?"

Elicia memiringkan kepala guna melihat Erland dengan jelas. "Erland, aku bahkan baru bertemu kalian tadi. Jadi kapan aku ke toilet? Dan sejak kapan pula kita duduk bersama? Bukankah sejak awal, kalian memang duduk berdua di sini? Datang berdua, bergandengan tangan dan bersenda gurau bersama."

Napas Ovy tercekat, gadis ini! Bagaimana bisa gadis ini mengatakan hal yang membuatnya malu dengan wajah tersenyum seperti itu!

"I- itu tidak benar!" elak Ovy segera menyangkal.

"Tidak benar? Bagian mana yang tidak benar? Duduk berdua, bergandengan tangan, bersenda gurau, atau-- yang datang bersama? Ataukah bagian saat Erland memperkenalkan mu sebagai kekasihnya?" tanya Elicia bertubi-tubi yang dibalas dengan kebisuan oleh dua orang itu.

Pada akhir kalimatnya, dia sengaja mengatakannya dengan suara pelan dan hanya Ovy yang dapat mendengarnya.

"Semua orang di sini juga tahu apa yang kalian lakukan sejak tadi," timpal Elicia lagi dengan tenang.

"Yeah, tapi tak apa. Mungkin kalian berdua memang sedekat itu di belakangku."

Tentu kalimat itu berupa sindiran bagi Erland dan Ovy atas perlakuan mereka terhadap si pemilik tubuh ini. Walaupun hal yang dilakukan Angel juga salah, tetapi tetap saja. Perselingkuhan bukan hal yang patut dibenarkan dan dia, sangat membenci sebuah pengkhianatan seperti ini.

"Abaikan saja ucapanku tadi. Lebih baik kita menikmati pestanya, karena acara pembukaan sudah dimulai," lanjut Elicia dengan lengkungan pada belah bibirnya.

Pada akhirnya, pesta malam itu berakhir dengan meriah dan lancar. Walaupun masih ada perasaan mengganjal pada hati para tamu yang mendengar percakapan antar keluarga konglomerat tersebut. Bahkan gosip-gosip miring sudah mulai tersebar di kalangan sosial atas.

"Dengan adanya gosip-gosip ini, citramu akan hancur Ovy."

To be continued...

Terpopuler

Comments

Ayu Dani

Ayu Dani

ah good girls

2025-01-16

0

Ibuk'e Denia

Ibuk'e Denia

up nya kelamaan thor, jadi lupa sama alurnya

2023-12-11

2

kawaii🥰

kawaii🥰

lanjut

2023-12-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!