Dendam

Elicia sedang dalam perjalanan pulang ke rumah. Namun, di tengah perjalanan, tiba-tiba ada segerombolan orang yang menghadang jalannya. Di dalam mobil Elicia mengangkat alisnya.

Apa yang mereka lakukan? batinnya bertanya-tanya.

"Keluar kau!"

Kacanya diketuk secara keras. Elicia mendengus, suasana hatinya sedang buruk sekarang. Kenapa para penjahat ini malah menganggunya? Dia tidak memiliki waktu untuk meladeni hal-hal seperti ini. Tanpa mengindahkan teriakan orang-orang itu, Elicia langsung tancap gas setelah membunyikan klakson berkali-kali. Tentunya agar mereka menyingkir, tetapi malah tak dihiraukan oleh mereka. Jadi jangan salahkan dia jika langsung menginjak gas begitu saja.

Sekelompok orang itu terkejut dengan aksi nekat Elicia. Mereka yang hendak menarik Elicia secara paksa harus dibuat kalah telak karena kejadian barusan. Jika mereka tak memiliki reflek bagus untuk menghindar, sudah pasti mereka akan ditabrak secara keras oleh mobil tersebut.

"Apa wanita itu gila?" ucap salah satu dari mereka setelah pulih dari rasa kagetnya. Jantungnya nyaris meloncat saat mobil itu tiba-tiba melaju dengan kecepatan tinggi. Padahal di hadapannya ada banyak orang, sungguh keberanian yang menganggumkan sekaligus menakutkan.

"Laporkan padanya bahwa kita gagal."

Mereka serentak menatap sang Ketua yang baru saja angkat bicara.

"Kenapa tidak dikejar saja dia?" tanya pria bertato yang berada di sebelah sang Ketua.

Pria yang menjabat sebagai Ketua gengster itu menggeleng. "Meski kita bisa mengejarnya, belum tentu kita menang."

"Kenapa Bos berkata seperti itu? Kita belum mencobanya!"

Sang Ketua mengangkat bahu tak acuh. "Intinya hubungi orang itu! Jika dia mau, kita akan menjalankan misi ini lagi besok. Tetapi jika tidak, kita akan mengembalikan uang sebagai ganti rugi karena gagal menjalankan misi."

Usai mengatakan hal tersebut, dia berlalu pergi. Anak buahnya menurut meski tidak mengerti dengan apa yang bosnya itu pikirkan. Ini tidak seperti biasanya. Ada apa sebenarnya? Pikir mereka semua.

...****************...

Elicia tengah menyusun rencana untuk bertahan hidup di dunia novel ini. Meskipun ini dunia novel, tetapi apa yang terjadi di sini tampak benar-benar nyata. Seolah dunia ini bukanlah dunia dalam buku.

"Angelicia mati tepat dihari ulang tahunnya karena mencoba membunuh Ovy," gumam Elicia dengan kerutan pada dahinya.

Elicia mencoba mengingat alur cerita buku ini demi kelangsungan hidupnya. Disaat-saat seperti ini dia akan melupakan semua hal hingga melewatkan jam makan malamnya. Namun, perempuan itu tidak memperdulikannya, sejak dulu dia terbiasa melewatkan jam makannya.

Akan tetapi saat ini Elicia tidak sendiri lagi. Masih ada keluarga yang mengingatkannya untuk makan. Seperti sekarang ini contohnya, Celine datang ke kamarnya untuk mengingatkan putrinya itu.

Tok... Tok... Tok...

"Cia, apa Mama boleh masuk?" tanya Celine dari luar pintu kamarnya.

Konsentrasi Elicia seketika langsung buyar. Dia menoleh ke arah pintu lalu membalas ucapan Celine.

"Masuk saja, Ma!"

Pintu kokoh itu terbuka, menampilkan Celine yang membawa sebuah nampan berisi makanan serta minuman.

"Apa yang dilakukan putri cantik Mama ini hm?" kata Celine penuh kelembutan.

Sejujurnya Elicia belum terbiasa dengan perhatian yang dilimpahkan oleh kedua orang tua Angelicia. Namun, dia tidak punya pilihan lain selain menerimanya. Toh tidak ada ruginya bila dia menikmati kasih sayang ini dengan raga Angelicia.

"Elicia sedang belajar, Ma."

Celine melirik buku-buku milik putrinya. Dia agak sedikit heran sekaligus senang. Tidak biasanya putrinya ini belajar, tetapi meski begitu Celine sangat menyukai kepribadian baru Elicia yang lebih dewasa.

"Mama bawakan kamu makan malam. Tadi Papa dan Mama menunggumu untuk makan malam bersama. Tetapi kamu tidak kunjung turun, akhirnya kami makan malam duluan. Sebagai gantinya Mama membawakan makananmu ke sini. Ayo dimakan, Mama tidak ingin kamu jatuh sakit."

Celine berbicara panjang sembari menuntun Elicia agar duduk di sofa. Dia duduk di sebelah Elicia, lalu memberikan sepiring nasi dengan beberapa lauk sebagai menu makan malam.

"Terima kasih. Maaf sudah merepotkan Mama."

Celine menggeleng, tidak setuju dengan ujaran Elicia. "Kamu tidak perlu meminta maaf, Cia. Mama sama sekali tidak merasa direpotkan."

Tangannya mengelus rambut panjang putrinya dengan penuh kelembutan. Tatapan teduhnya membuat hati Elicia menghangat tanpa sadar.

"Cepat dimakan, nanti setelah selesai kamu bisa kembali belajar. Tetapi jangan sampai lupa waktu untuk istirahat oke?" pesan Celine yang diangguki oleh Elicia.

Perempuan itu pun mulai fokus pada makanannya. Memakannya dengan tenang dan santai untuk menikmati setiap rasa pada masakan tersebut. Sedangkan Celine mengawasi putrinya dengan senyum keibuan. Dia begitu gembira kala bisa dekat dengan putrinya yang selama ini sulit untuk diatur.

Mama harap ini bisa menjadi awal yang baik bagi kamu dan keluarga kita.

...****************...

"Kau sebut mereka gangster yang paling ditakuti dan sadis?! Hah! Apanya yang sadis! Menangkap seorang wanita saja mereka tidak bisa! Dasar bod*h!" teriak seorang perempuan dengan amarah menggebu.

"Maafkan saya, Nona. Saya sendiri juga tidak mengerti mengapa para gangster itu membiarkan tawanannya lolos. Padahal dari yang saya dengar, mereka tidak pernah membiarkan targetnya lepas."

Pria yang berumur 30 tahunan itu menunduk, tidak berani menatap sang nona mudanya yang tengah murka. Perempuan yang tak lain adalah Jennifer itu mendengus kesal.

"Aku tidak peduli lagi! Bagaimana pun caranya kau harus bisa melukai wanita jal*ng itu! Aku muak dengannya! Berani sekali dia melawanku! Dia pikir dirinya itu siapa?!!"

Pranggg!!

Jennifer membanting barang-barangnya yang berada di atas meja rias. Dia seolah tak peduli dengan barang-barangnya yang hancur.

"Angelicia, aku tidak akan membiarkanmu tenang!" geramnya mengepalkan tangan di kedua sisi tubuhnya.

Matanya berkobar penuh dendam. Hanya karena masalah sepele, Jennifer sampai menyimpan dendam terhadap perempuan itu. Dia merasa harga dirinya diinjak oleh Elicia, karena itulah hatinya akan terus kesal sebelum membalaskan dendam ini.

...****************...

Seorang laki-laki tengah berdiri di balkon kamarnya sambil menikmati angin malam ditemani rokok dalam genggamannya. Dia yang tak lain adalah Zavierro Arlando, putra bungsu keluarga konglomerat paling dihormati di negara ini.

Sekarang ini dia berada di balkon kamar apartemennya. Dia memang tidak tinggal di Mansion utama keluarganya. Bahkan Zavierro jarang pulang ke sana dan lebih memilih menetap di sini.

"Sudah malam bukannya tidur malah merokok di luar," dengus seorang laki-laki yang umurnya tak berbeda jauh dari Zavierro.

"Bukan urusanmu!" desis Zavierro acuh tak acuh.

Dia sibuk memandangi langit malam. Mengepulkan asap rokok lewat mulutnya. Pria muda bernama Jackson Marx itu berdiri di samping Zavierro.

"Apa yang sedang kau pikirkan?" tanyanya menoleh singkat ke arah Zavierro.

"Bukan apa-apa," balas Zavierro singkat.

Namun, Jackson sudah mengenal tabiat Zavierro selama ini. Laki-laki itu tidak mungkin merokok hingga hampir menghabiskan setengah wadah hanya demi kesenangan semata, pasti ada sesuatu.

"Kau bukan pecandu rokok, Vier. Aku tahu pasti ada masalah, dan aku tebak masalah itu ada kaitannya dengan keluargamu. Benar?" tebak Jackson yang tepak sasaran.

Zavierro bungkam tanpa mau menjawab. Keterdiaman Zavierro sudah menjadi jawaban bahwa tebakannya itu benar.

"Seharusnya kau menghadapinya seperti seorang pria sejati. Bukan lari dan bersembunyi di sini bagai seorang pengecut!" cibir Jackson sambil menempatkan sebatang rokok di sela-sela bibirnya.

Dia menyalakan ujung rokoknya dengan pematik api. Kemudian menghisap rokok tersebut dan membuang asapnya ke udara.

"Hm, seharusnya memang seperti itu," gumam Zavierro dengan lirih seraya mendongak ke atas.

"Kau bicara apa?" tanya Jackson karena tak mendengar ucapan Zavierro dengan jelas.

Namun, laki-laki tampan berambut hitam itu menggeleng tak ingin mengulang ucapan. Jackson berdecak.

"Untung kau temanku! Jika bukan sudah ku dorong kau dari sini!" jengkel Jackson yang tak digubris oleh Zavierro.

To be continued...

Terpopuler

Comments

Moza vin

Moza vin

nih si jenifer ada dendam kesumat apa sih lo sama si angel....sedendam itu heran deh marah" mulu

2024-09-02

1

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trussemangat

2024-08-12

0

miyura

miyura

jangan kasih kendor othor

2023-11-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!