Become An Antagonist Character
Seorang wanita berusia 27 tahun mengendarai mobil dengan kecepatan sedang. Wanita itu bernama Gracia Eliza, seorang wanita cantik dengan tingkah laku anggun dan elegan.
Gracia bekerja sebagai seorang sekretaris di sebuah perusahaan besar dengan cabang dimana-mana. Saat ini ia baru pulang dari kerja lembur di kantornya. Jalanan sudah mulai sepi karena ini memang sudah sangat malam, kira-kira pukul 1 dini hari.
Apakah Gracia tidak takut pulang sendiri? Jawabannya tentu tidak. Gracia sudah terbiasa hidup mandiri, sehingga ia bisa melakukannya sendiri tanpa rasa takut. Setidaknya dia menguasai sedikit ilmu bela diri. Jadi tak akan ada yang perlu dikhawatirkan olehnya.
"Hah, lelah sekali, rasanya badanku remuk semua," gumam Gracia menyenderkan tubuhnya ke belakang.
Tatapannya masih fokus ke depan. Ia benar-benar lelah karena seharian bekerja. Apalagi ia berprofesi sebagai sekretaris Bos. Itu pasti sangat merepotkan, memang benar. Tapi untungnya Gracia sudah terbiasa dengan pekerjaan melelahkan seperti itu, meski ia harus merelakan tubuhnya remuk.
Sebuah truk dengan kecepatan tinggi tampak melaju dari arah berlawanan menuju mobil Gracia. Wanita itu membelalakkan dan dengan cepat membanting setir.
Namun, naasnya ia menabrak pembatas jalan, dan di bawah sana ada sebuah jurang curam. Mobil Gracia terjun bebas ke bawah.
"Hahaha ku rasa ini akhir hidupku di dunia," gumam Gracia tertawa getir. Ia mulai menutup mata, seakan sudah pasrah saat nyawanya diujung tanduk.
Tak lama kemudian terdengar ledakan besar. Mobil Gracia meledak dan menjadi berkeping-keping.
...***...
Mata itu terbuka dengan pelan, dan menampakkan sepasang manik hazel yang indah. Berkedip beberapa kali untuk biasakan cahaya yang masuk ke dalam retina matanya.
Kerutan samar terlihat didahi putihnya. Matanya berkeliaran melihat sekeliling yang terasa asing untuknya. Dimana ini? Pertanyaan seputar berada di otaknya.
Bukankah tadi malam ia mengalami kecelakaan dan mati di tempat? Lalu dimana dia sekarang? Tidak mungkin ia selamat dari maut pada malam itu. Lalu apakah ini surga?
"Dimana aku?" tanyanya entah pada siapa.
Tidak ada siapapun di ruangan ini selain dirinya, dan ia tidak tau harus bertanya kepada siapa.
"Aku yakin ini bukan Rumah Sakit apalagi surga," lirih gadis yang tak lain adalah Gracia Eliza sambil menatap langit-langit kamar.
Ia sedang memikirkan apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa dia bisa selamat dari maut? Kecelakaan yang ia alami jelas bukanlah mimpi semata.
Lama berpikir hingga tidak menyadari orang yang berdiri tak jauh darinya dengan ekspresi terkejut.
"Astaga, Nona!" Seruan itu membuat Gracia menoleh.
"Nona, sudah siuman?! Astaga, aku senang melihatnya!" kata gadis pelayan berusia 22 tahun itu heboh. Tak hentinya dia mengucapkan kalimat syukur.
"Siapa kau?" tanya Gracia dengan ekspresi bingung, membuat pelayan yang tadinya bersyukur langsung syok di tempat.
"No- nona, an- anda lupa de- dengan saya?" tanyanya linglung.
Gracia memberi pandangan bingung. Apakah kita pernah bertemu sebelumnya? Ingin rasanya ia bertanya seperti itu. Tapi tak ada yang keluar dari mulutnya. Ia hanya termenung di tempat.
Pelayan bernama Larissa itu mulai cemas. "Nona, apakah anda baik-baik saja? Apa perlu saya memanggil Dokter?" tanyanya khawatir.
Gracia melirik ke arah gadis pelayan tersebut. Lalu bertanya tanpa menjawab pertanyaan sebelumnya.
"Siapa namaku?"
Larissa sedikit bingung dengan pertanyaan Nona mudanya, tapi ia tetap menjawab secara jelas. "Anda bernama Angelicia Marceilious, putri tunggal dari Tuan Gerald Marceilious dan Nyonya Celine Audora."
Gracia terdiam mendengar jawaban tersebut. Jadi tebakannya tentang jiwanya yang pindah itu benar? Haruskah ia senang karena lepas dari maut?
"Berikan aku cermin!" perintah Gracia mutlak.
Biarkan Gracia melihat wajah ini dulu sebelum memutuskan apa langkah yang harus ia ambil. Larissa langsung menuruti perintah Nonanya. Ia mengambil cermin kecil memberikannya kepada Gracia.
Gracia menerima cermin itu, sebelum ia menatap wajah barunya. Dia lebih dulu menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan.
Setelah dirasa siap, ia mengangkat sedikit cermin itu. Terlihat bibir tipis miliknya, tangannya bergerak mengusap bibir pucat itu. Dari bibirnya saja ia menebak bahwa wajah gadis ini tidaklah seburuk itu.
Lalu berlanjut ke hidungnya yang kecil tapi terlihat mancung. Terus seperti itu hingga terlihatlah semua bagian wajahnya yang tampak cantik.
'Tidak buruk. Hanya saja wajah ini terlihat begitu pucat, serta luka di wajah dan perban kepala ini membuatku tak bisa menilai dengan jelas. Tapi ku yakin bahwa wajah ini tidak lah buruk,' batin Gracia.
Gracia menoleh ke samping. "Siapa namamu?" Pertanyaan ini ditunjukkan kepada gadis pelayan itu.
"Saya Larissa, Nona. Pelayan pribadi anda sedari kecil," jawab Larissa dengan sopan.
Gracia mengangguk mengerti. "Bisa kau ceritakan apa yang terjadi? Aku tidak bisa mengingat apapun saat ini."
Larissa tertegun mendengar hal itu. Tapi kepalanya tetap mengangguk, menyetujui perintah Nonanya.
"Nona muda jatuh dari tangga dan tidak sadarkan diri selama seminggu penuh."
Seminggu penuh? Itu artinya pemilik tubuh ini sudah meninggal, dan jiwa itu diganti menjadi jiwanya. Tapi tunggu, nama asli tubuh ini adalah Angelicia Marceilious? Mengapa Gracia merasa familiar dengan nama itu?
"Apa kedua orang tuaku adalah seorang pengusaha di negera ini?" tanya Gracia yang diangguki dengan semangat oleh Larissa.
Melihat anggukan itu, Gracia merasa belum puas. Jadi ia bertanya dengan pertanyaan lain. "Berapa umurku-- ah maksudku, apa aku masih bersekolah?" Gracia dengan cepat meralat ucapannya.
"Ya, Nona. Anda masih duduk di bangku kelas menengah atas."
Tinggal satu pertanyaan lagi untuk membuktikan kecurigaannya benar atau salah. "Apa aku mempunyai seorang tunangan bernama Erland?"
Larissa menjawab dengan anggukan kepala. Gracia berseru kecil, jadi kecurigaannya terbukti benar. Bahwa dia bertransmigrasi ke dalam sebuah novel yang pernah dibacanya.
Lebih buruknya ia menjadi pemeran antagonis dari gadis manja, kekanak-kanakan dan bodoh seperti Angelicia. Gracia mendesah tanpa semangat.
'Oh Tuhan. Aku tak merasa pernah melakukan sebuah dosa besar hingga kau menghukumku seperti ini. Aku lebih baik memilih meninggalkan dunia ini dari pada hidup menjadi pemeran jahat yang berakhir tragis. Ini sama saja aku mati untuk kedua kalinya.'
'Adakah yang lebih buruk dari kesempatan hidup untuk kedua kalinya ini?'
Angelicia Marceilious adalah salah satu karakter antagonis di sebuah novel berjudul 'My Cool Boy'. Ia mencintai pemeran utama pria dan begitu tergila-gila pada pria itu.
Angelicia melakukan segala cara untuk menarik hati pria bernama Erland Imanuel. Tapi semua yang ia lakukan tak membuahkan hasil apapun. Karena Erland menyukai sepupu Angelicia, Ovy Verlinza. Yang tidak lain adalah pemeran utama wanita.
Itulah yang membuat Angelicia menjadi berang dan berniat melukai Ovy dengan mendorongnya dari atas tangga. Tapi Erland tanpa sengaja mengetahui niat busuknya itu dan menggagalkan semuanya.
Ovy selamat, tapi tidak dengan Angelicia. Gadis itu jatuh tergelincir dan berguling ke bawah hingga membentur lantai. Angelicia terluka parah dan koma selama seminggu.
Setelah kepulihannya, Angelicia masih belum menyerah dan tetap mengejar Erland. Bahkan ketika Gerald dan Celine membujuknya untuk menyerah, Angelicia tetap tidak mau, dan malah marah kepada kedua orang tuanya.
Angelicia juga tak segan mengancam akan bunuh diri jika kedua orang tuanya mencoba menghalangi rencananya.
Gerald dan Celine yang tidak ingin kehilangan putri tunggal mereka hanya bisa pasrah dan membiarkan Angelicia melakukan apapun yang disukainya.
Kedua orang tua Angelicia memang sangat menyayangi Angelicia, bahkan rela melakukan apapun untuk anak tunggalnya.
Meski Angelicia sering membuat mereka menanggung malu akibat tingkahnya. Tapi dia tetap darah daging mereka, dan mereka tidak akan meninggalkan sang putri bagaimanapun keadaannya.
Jika Gracia tidak salah ingat, ini hampir mendekati ending. Dengan kematian Angelicia, semuanya akan berakhir dengan kebahagiaan untuk pemeran utama wanita dan pria.
'Aku tidak ingin mati untuk yang kedua kalinya. Apalagi mati dengan cara sia-sia seperti itu. Aku sudah diberi kesempatan untuk hidup, jadi tak akan aku sia-siakan kesempatan ini untuk hal bodoh. Segala cara akan ku lakukan agar alur cerita ini berubah sesuai dengan keinginanku.'
Tanggal kematian Angelicia akan datang tiga bulan ke depan. Tepat di hari ulang tahunnya yang ke 17 tahun.
'Tiga bulan. Aku hanya memiliki waktu sekitar tiga bulan untuk merubah semuanya.'
To be continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Oky Sarri
mampir Thor, awal cerita udh seru
2024-10-31
0
aluna
wowww amazing thorr 👏🏻💗
2024-11-08
0
Tiwi
k
2024-09-28
0