"Aku membantumu karena aku menginginkanmu."
Perkataan itu terus berputar-putar dalam ingatannya. Elicia menatap tajam bayangannya pada pantulan cermin.
"Bocah itu menginginkanku?"
Dia bergumam seorang diri. Saat ini dia berada di depan wastafel sekolah. Untung saja di sini sepi, jadi tak akan ada yang mengira dirinya gila karena telah berbicara sendiri.
Setelah Zavierro berbicara seperti itu sambil menatap matanya dengan dalam. Elicia langsung pergi tanpa sepatah katapun. Zavierro sendiri tak berniat mengejarnya. Dia tahu bahwa pernyataannya tadi cukup mengejutkan gadis itu.
Elicia tahu bahwa Zavierro tidak mencintainya. Pemuda itu menginginkan dirinya sebab dia berhasil membuatnya tertarik. Rasa ketertarikan ini seharusnya untuk Ovy, bukan dirinya.
"Ku rasa alur benar-benar telah berubah sebagian."
Elicia mengetuk pinggiran wastafel dengan jari telunjuknya, pikirannya tampak menerawang. "Tapi, bukankah itu bagus? Jika Zavierro tertarik padaku, maka dia tidak akan peduli kepada Ovy."
Gerakan tangannya berhenti kala satu pemikiran licik terlintas dalam benaknya. Dia menatap bayangannya dengan seringai kejam.
"Haruskah aku memanfaatkannya saja?"
...*****...
"Kau kembali?" tanya Zavierro melihat atensi Elicia.
Pemuda itu mendongak untuk menatap Elicia yang berdiri membelakanginya. Gadis itu berada di samping pembatas rooftop.
"Apa aku tidak boleh kembali?"
Elicia bertanya balik tanpa melirik lawan bicaranya. Zavierro mematikan rokoknya yang baru dia sesap sedikit. Kemudian beranjak dari duduknya dan melangkah menghampiri gadis itu.
"Ku kira kau tidak akan ke sini karena ucapanku tadi."
Elicia tak berniat untuk membalasnya. Dia lebih memilih untuk melihat ke bawah. Gadis itu ingat, hari ini adalah hari dimana Angel membuli Ovy di tengah lapangan. Jika dia tidak melakukannya sekarang, akankah kejadian itu tetap terjadi? Mungkin saja orang lain yang akan melakukan pembulian tersebut.
Selain itu, akan ada hal menarik lainnya. Kedatangan pemeran pria kedua. Sewaktu Angelicia mendorong Ovy, seseorang datang menangkapnya sehingga terjadi kontak mata sekilas antara mereka berdua. Setelah itu, Angelicia mendapat masalah karena ulahnya tadi.
Angelicia tidak bisa melawan karena orang itu memiliki kekuasaan di atas dirinya. Ya, orang itu adalah putra tertua keluarga Arlando, yang tak lain kakak kandung Zavierro. Jika adiknya menjadi antagonis yang kejam. Maka berbeda dengan sang kakak yang lebih memilih mengalah demi kebahagiaan kekasih hatinya.
"Bagaimana?"
Elicia menoleh saat suara Zavierro kembali terdengar, dia menatap dengan bingung. "Apanya?"
Zavierro yang semula menghadap ke depan kini berbalik menyamping. "Pernyataanku sebelumnya. Apa jawabanmu?"
Elicia turut melakukan hal yang sama. Kini kedua insan berbeda jenis kelamin itu saling berhadapan. "Kau berharap aku membalas apa?" ujarnya mendengus.
"Apapun. Aku hanya ingin mendengar tanggapanmu."
"Aku tidak tertarik denganmu," lugas Elicia tanpa basa-basi.
Zavierro terkekeh pelan, dia berjalan mendekati gadis itu. Mendekatkan wajahnya dan menatap bola mata indah milik Elicia. Untuk beberapa saat dia terpikat. Tetapi sedetik kemudian, bibirnya tertarik ke atas membentuk senyum miring.
"Benarkah?"
Elicia menatap datar pemuda itu. Lantas dia berbalik ke arah semula. "Ya. Jadi jangan berharap banyak."
Zavierro menegakkan tubuhnya yang semula menunduk demi memandang paras gadis tersebut. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana.
"Sayangnya aku sudah terlanjur berharap, dan juga, aku tidak membutuhkan persetujuanmu. Jika ku katakan aku menginginkanmu, maka kau harus menjadi milikku."
Seperti inilah Zavierro Arlando. Pemuda yang selalu mendapatkan apa yang diinginkannya.
"Ini akan menguntungkan kita berdua. Bukankah kau sudah tidak mencintai tunanganmu itu?"
Menguntungkan? Jelas ini memberi keuntungan baginya.
"Lalu, apa untungnya untukmu? Ku rasa kerja sama ini tidak menghasilkan apapun untuk dirimu. Awalnya aku pikir kau menyukai Ovy, oleh karena itu kau memintaku menjadi partner mu. Jika saja aku tahu sejak awal, aku tidak akan menerima tawaranmu. Karena pantang bagiku bekerja sama apabila salah satunya tidak diuntungkan."
Penjelasan panjang lebar dari Elicia sedikitnya membuat Zavierro terkagum. Jelas gadis ini tidak bodoh seperti rumor yang beredar. Apakah ini merupakan efek samping dari rasa cintanya yang mulai pudar kepada Erland?
Pria itu memang membawa pengaruh buruk. Sudah bagus jika gadis ini tidak mengejarnya lagi, cibir Zavierro dalam hati.
"Tentu aku mendapat keuntunganku sendiri."
Setelah terdiam beberapa saat akhirnya Zavierro menjawab. Sementara Elicia menatapnya dengan pandangan bertanya meski tidak terlalu nampak pada wajahnya yang dingin.
"Keuntunganku adalah mendapatkan dirimu."
Elicia menatapnya datar, dia kira Zavierro akan menjawab dengan serius. Kemana sifat dinginnya itu pergi? Apakah sudah terbang terbawa angin?
"Pembual. Tujuanmu bukanlah mendapatkanku. Tetapi membalas dendam kepada Erland melalui diriku, bukan?" ujar Elicia tepat sasaran.
Jika tujuannya bukan Ovy, jelas tujuan lainnya adalah Erland. Jika tidak bisa merebut Ovy, Zavierro masih bisa merebutnya. Walaupun dia tahu rasa sesal yang mungkin Erland rasakan tidak akan sebesar rasa sesal karena kehilangan Ovy. Dia hanyalah tunangan yang tidak diinginkan. Jadi besar kemungkinan bahwa Erland akan bertindak acuh tak acuh padanya. Namun dia telah bersumpah akan membuat Erland menyesali keputusannya itu.
"Darimana kau tahu?"
Aura Zavierro mendadak berubah. Namun, Elicia masih terlihat tenang. "Aku ini tunangan Erland. Segala sesuatu tentangnya tentu aku tahu."
Lihai sekali mulutnya dalam berbohong. Elicia tahu karena dia telah membaca seluruh alur cerita buku ini. Tetapi dia tidak mungkin mengatakan hal itu secara gamblang di depan Zavierro, 'kan? Pemuda itu tidak akan percaya dan pasti menganggapnya gila.
Zavierro mencoba menelisik gadis itu. Namun, suara ramai yang berasal dari bawah mengalihkan atensi keduanya. Elicia dapat melihat Ovy yang tengah ditarik menuju tengah-tengah lapangan oleh Jennifer.
Ah, jadi dia adalah penggantiku dalam merundung Ovy?
Jennifer menghempas tubuh Ovy hingga jatuh dengan begitu keras. Gadis itu terlihat menangis ketakutan. Rasa sakit pada tubuh dan rambutnya membuat Ovy tidak kuasa menahan tangis. Sewaktu Jennifer menariknya, itu bukanlah menarik tangannya, tetapi rambutnya. Sepanjang jalan menuju lapangan, gadis itu terus menarik rambutnya hingga Ovy rasa kulit kepalanya akan terkelupas saat itu juga.
Erland tidak masuk hari ini karena adalah kepentingan keluarga. Jadi Ovy tak memiliki siapapun untuk membantunya kabur dalam situasi seperti ini. Sungguh, Ovy sangat takut. Dia tak bisa berbuat banyak dalam melawan Jennifer dan antek-anteknya.
"Tidak ada Erland, dan kau berani menggoda pria lain? Sungguh wanita jalang!" ejek Jennifer bersedekap dada.
Dia terlihat sangat angkuh di depan manusia lemah seperti ini.
"Ti- tidak! Aku tidak menggoda siapapun!" jelas Ovy terbata dan sedikit tersedak akibat tangisannya.
Jennifer tertawa merendahkan. Dia sedikit menunduk dan mencengkram dagu Ovy dengan kuat. "Tidak menggoda, huh? Kau pikir aku buta? Aku melihat sendiri dengan mata kepalaku kau dan Ketua Kedisiplinan bercumbu di belakang gudang sekolah!”
"Ti- tidak!"
Ovy melepas paksa cengkraman itu, dia memundurkan tubuhnya menjauhi Jennifer yang wajahnya kini berubah datar.
"A- aku ti- tidak berbuat se- seperti itu!"
Jennifer menegakkan dirinya, "Ingin buktinya? Kebetulan aku sempat merekamnya tadi."
Ovy bergetar di tempatnya. Jennifer sangat puas melihat pancaran ketakutan itu. Para siswa di sekitar mereka mulai berbisik-bisik. Sementara Elicia tampak menikmati raut ketakutan di wajah Ovy. Jelas dia tahu apa yang terjadi di bawah sana. Tanpa bisa menyembunyikan perasaan senangnya. Dia tanpa sadar tersenyum lebar dan hal itu diketahui oleh Zavierro.
"Sepertinya kau sangat menikmati kesengsaraan gadis itu," ujarnya.
Tanpa menutupi apapun Elicia mengangguk, "Tentu saja! Siapa yang tidak senang jika musuh bebuyutanmu sengsara?"
Perkataan Elicia menghadirkan senyum lebar dari Zavierro. "Kau benar. Itu juga yang aku rasakan jika Erland mengalami kesengsaraan."
To be continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments