Love Is Back
Setelah makan siang bersama Arya berniat akan memberi tahu kepada Ayana jika ia dan Siska sudah memiliki hubungan, mereka sudah merencanakan dan menata kata untuk di bicarakan bersama saat sudah sampai di rumah dan bertemu dengan Ayana.
'' mas, menurut kamu Ayana, akan menerima aku tidak? Jujur aku sangat takut jika ia akan menolak. ''
ucap Siska yang saat ini tengah khawatir, karna takut jika Ayana tidak mau menerimanya menjadi mama baru untuk nya
Arya memegang tangan Siska, dan mengusap nya pelan,
'' kamu tenang ya, kita coba aja dulu, smoga saja Ayana mau terima kamu jadi mama nya. ''
ucap Arya meyakinkan siska, Siska pun mengangguk, dan melanjutkan makan siangnya.
setelah selesai menyantap makan siangnya, Arya dan Siska keluar dari resto itu dan berjalan menuju parkiran untuk pulang kerumah Arya. mereka berniat membicarakan hubungan mereka di rumah saja, karna takut jika Ayana tidak mau jika di ajak bertemu di luar.
setelah sampai depan rumah, mereka turun, Siska sangat terpesona dengan lingkungan rumah Arya yang terlihat sangat asri, segar dan sejuk, karna mantan istrinya dulu sangat suka dengan tanaman, sehingga banyak sekali bunga di sekitar taman di rumahnya.
Ada banyak bunga mawar dan anggrek, kedua bunga yang sangat di sukai oleh Mirabella, mama dari Ayana sekaligus istri dari Arya, yang sudah meninggal berberapa waktu lalu.
'' ayo, masuk, mungkin Ayana belum pulang, soalnya mobilnya belum terlihat ada di garasi, kita tunggu di dalam saja sambil minum teh. ''
ajak Arya mengagetkan Siska yang sedang melihat taman rumah yang sangat indah.
'' eh, iya mas, ayo. ''
jawab Siska kaget dengan ajakan Arya
'' Mira sangat suka sekali dengan bunga, aku masih ingat sekali, tapi Tuhan berkata lain, semoga ia selalu bahagia di sana, ''
wajah Siska mulai sedih, mengingat persahabatan mereka, sampai ajak menjemput dan memisahkan antara persahabatan mereka.
'' kamu benar sis, Mira memang sangat suka dengan bunga, bahkan semua bunga yang ada di halaman ini, semua ia yang menanam, maka dari itu aku tidak akan membuang, ataupun memusnahkan nya, bunga-bunga ini akan selalu aku rawat, karna hanya ini yang bisa aku pandang saat aku rindu sosok Mira. ''
ucap Arya yang sekarang sudah hampir meneteskan air matanya, karna memang ia sangat menyayangi dan mencintai Mira, mama dari Ayana.
Siska mendekati Arya sambil memeluknya dari samping dan mengusap punggungnya.
'' yang sabar ya mas, pasti aku bisa buat kamu bahagia lagi, dengan hari-hati di penuhi kasih dan cinta dari aku, kamu jangan sedih lagi ya, nanti Mira ikutan sedih lo. ''
ucap Siska yang sekarang bergelayut manja di lengan Arya.
Arya menghapus air mata yang sempat menetes, dan tersenyum menatap Siska dengan tatapan yang sangat damai,
'' maaf ya, aku gak bermaksud buat kamu sakit hati, aku hanya teringat Mira saat kamu menanyakan soal bunga tadi. ''
ucap Arya.
'' ya sudah ayo masuk, gak usah lama-lama di sini, cuaca nya sudah semakin panas. '' ajak Arya
Siska pun mengangguk dan mengikuti Arya dari belakang, namun gandengan mereka tetap tak terlepas, sampai di ruang tamu mereka duduk sementara Arya memanggil bi ijah untuk membuat kan minum.
''ini tuan dan nyonya, silakan di minum''
ucap ijah yang sudah selesai membuat minum dan menyajikan nya di atas meja tamu
'' Ayana belum pulang bik ? ''
tanya Arya kepada bik ijah,
'' belum, tuan, mungkin sebentar lagi. ''
belum lama ijah bicara, akhirnya Ayana pulang dari sekolah.
'' assalamu'alaikum. ''
ucap Ayana dengan senyuman melengkung di wajahnya, namun setelah berbalik dari pintu tiba-tiba Ayana berubah menjadi cuek, namun ia mencoba biasa saja tanpa memperlihatkan apa yang sedang ia pikir kan. Ayana menyalami mereka semua yang ada di ruang tamu itu, termasuk bi ijah.
bi ijah yang sudah ia anggap sebagai nenek nya sendiri, Ayana menyayangi bi ijah sperti keluarga sendiri, setelah kepergian sang ibu Ayana lebih sering dekat dengan bik ijah, bahkan saat tidur pun ia sering minta di temani.
mereka menjawab salam dari Ayana dengan senyum yang mengembang dan menyambut jabatan tangan Ayana.
'' anak papa udah pulang, gimana sayang di sekolah, apa ada yang kurang menyenangkan?''
tanya Arya kepada putrinya, yang sekarang sudah duduk di samping nya.
Ayana menggeleng pelan, '' nggak kok pa, gak ada, semua baik-baik saja. ''
jawab Ayana dengan pandangan yang sangat datar, ntah mengapa ia sangat enggan menatap Siska.
Siska merasa jika Ayana tidak menyukai nya, terlihat dari caranya menyalami dan tidak mau melihat nya.
'' Ayana dan Lisa di sekolah berteman bukan?''
tanya Siska mencari perhatian Ayana.
Ayana melirik sekilas lalu menggeleng.
sementara Arya menatap Siska dengan tatapan bingung.
'' Ayana mau ke kamar ya pa, mau ganti baju dulu. ''
pamit Ayana ke papanya.
'' iya sayang, nanti kembali kesini lagi ya, papa mau bicara sama kamu. ''
ucap Arya
Ayana mengangguk, dan pergi ke kamarnya, yang berada di lantai 2 Ayana masuk kedalam kamar dan mengunci pintu nya, ia membaringkan badan nya di kasur, sambil menatap langit-langit kamar nya. Setelah itu ia bangun dan menuju meja belajar nya, ia buka laci meja itu, ternyata ada 1 buah kotak yang berukuran sedang ada gembok yang mengunci kotak itu, Ayana mengambil kunci yang ia simpan di bawah buku belajar nya.
Ayana membuka kotak itu, di dalam kotak itu ada buku diary dan ada foto mamanya, dan masih terlihat ada satu barang lagi, kalung liontin dengan motif hati terpisah, yang 1 Ayana pakai dan yang 1 Ayana simpan di dalam kotak itu. Kalung itu kepunyaan mama nya, yang ia temukan saat evakuasi pencarian jasad mama nya, dan kalung itu Ayana temukan.
Ayana memandangi kalung itu bergantian dengan foto mama nya, di hatinya sperti masih yakin jika sang mama masih hidup walaupun kepolisian mengatakan jika mama nya sudah tidak ada, karna bukti yang mengarah kepada jasad korban yang sudah tidak bisa di kenali karna luka bakar yang sangat serius.
tok tok tok '' non ini bik ijah, non Ayana sudah di tunggu sama papa di bawah. ''
ucap bik ijah di balik pintu kamarnya
Ayana menghembuskan nafas dengan kasar rasanya ia sangat malas menemui wanita itu, entah mengapa hatinya tidak menyukai wanita itu.
Ayana segera mengganti bajunya dan keluar kamar, Ayana menghampiri papa nya dan duduk di samping sang papa.
Arya mengusap kepala Ayana dengan lembut, '' sayang mungkin sekarang waktunya kami memberi tahu kamu tentang hubungan kami. ''
ucap Arya dengan lembut
'' iya sayang, tante dan papa mu sudah lama menjalin hubungan, dan tante dengan papa mu akan melangkah kejenjang berikut nya, tante mau menjadi mama mu sayang, Ayana mau kan menerima tante jadi mama Ayana ?''
tanya Siska dengan lembut tak kalah lembut dengan Arya
Ayana melirik sekilas, dengan tatapan tidak suka, namun tidak ia perlihatkan dengan kata-kata.
'' papa yakin ? ''
tanya Ayana dengan penuh keyakinan
'' maksud Ayana ?''
tanya Arya bingung.
'' beri Ayana waktu, Ayana akan buktikan sebuah keyakinan yang selama ini Ayana pendam. ''
ucap Ayana dengan tatapan lurus kedepan tanpa melihat keduanya.
Degh
jantung Siska seketika berdegub kencang rasanya ia ingin marah dan merobeo-robek mulut Ayana, yang baru saja berucap, yang membuat hati Siska semakin tidak karuan.
' sialan anak ingusan satu ini, apa perlu aku hantar kamu ke neraka bersama dengan mama mu yang terkutuk itu '
ucap Siska dalam hati sambil meremas tangannya sendiri yang tidak di ketahui Arya, namun wajah Siska masih terlihat biasa dengan senyum kecut yang masih ia pancar kan agar Arya tidak curiga.
'' keyakinan, keyakinan apa sayang? papa gak ngerti. ''
tanya Arya memperjelas kebingungan nya
Ayana menatap kedua mata papa nya, ia menatap dengan penuh makna, memberi tahu jika apa yang ia pikirkan itu benar tidak salah.
'' keyakinan, bahwa mama masih hidup! ''
ucap Ayana pelan namun tegas.
Degh
jantung Arya melemah saat melihat tatapan Ayana dan mendengar ucapan Ayana, putri tercintanya begitu yakin jika sang mama masih hidup, namun ia malah sibuk dengan teman istrinya itu, bahkan akan bernia menikahinya, dengan bujuk rayu Siska Arya sudah mulai buta dengan pemikiran nya yang dahulu bersih dan tenang, setelah mengenal Siska ia berubah menjadi seseorang yang gampang di pengaruhi.
'' iya sayang, papa akan tunggu sampai kamu siap, menerima tante Siska menjadi mama mu. Beri tahu papa apa pun yang membuat mu tidak nyaman, karena bahagia mu prioritas utama buat papa. ''
ucap Arya sambil mengusap kepala Ayana dan mengecup Kepala nya.
'' trimakasih pa, Ayana sayang papa. Ayana naik ke atas dulu ya, Ayana mau belajar dulu. ''
ucap Ayana dengan senyum senang penuh kemenangan, Arya pun mengngguk.
'' maaf ya sis, mungkin Ayana belum bisa melupakan sosok mama nya, jadi dia masih suka keinget sama mama nya, kita tunggu waktu lagi aja ya, semoga lambat laun Ayana bisa berubah fikiran. ''
ucap Arya sambil menggenggam tangan Siska.
Siska mengangguk dan tersenyum tipis
'' iya mas, gak papa kok, aku paham perasaan Ayana sekarang.''
Arya tersenyum senang karna Siska bisa mengerti dengan keadaan putri nya, walaupun itu hanya kepura-puraan semata
-- ketika cinta di bangun dengan rasa penuh tanggung jawab maka ia akan berfikir lebih matang untuk menerimanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 202 Episodes
Comments
Erni Fitriana
mampir thor
2024-06-26
0
tari
good
2023-04-16
1
tari
bagusss ceritanya
2023-04-15
1