BAYANGAN VALENCIA 1

“Tadaaaaa! Sarapan udah siap!” Devano masuk kedalam kamar. Di tangan nya membawa nampan yang berisi sarapan untuk gadis yang baru saja menjadi istrinya.

“Cia, bangun. Mas udah bawa sarapan buat kamu,” kata Devano dengan pelan. Ia meletakan nampan yang ia bawa ke atas nakas.

Valencia tidak merespon, ia terus berpura-pura tidur. Ia sangat malas melihat wajah pria yang tidak ia kenal dan tidak ia cintai, tiba-tiba sudah menjadi suaminya dalam waktu yang sangat singkat.

“Sayang, ayo bangun,” kata Devano lagi. Dengan sabar, pria itu membangunkan Valencia. Di singkapnya selimut yang membungkus tubuh Valencia.

“Aihhh! Kamu mau apa sih?” teriak Valencia. Perempuan itu sudah sangat tidak tahan dengan perlakuan Devano yang sok manis padanya.

“Mas cuman mau kamu bangun dan sarapan,” kata Devano dengan sabar. “ Nanti sarapannya dingin, lagian pula dari kemaren sore kamu belum makan apapun.” Devano meraih nampan yang ia letakan di atas nakas tepat di samping ranjang kamar itu.

“Ayo, mas suapin. Nanti abis sarapan, kamu lanjutin lagi tidurnya,” kata Devano.

Prank! Prak! Valencia menepis tangan Devano, hingga membuat piring yang ada di tangan Devano terlepas dan jatuh ke lantai. Piring itu pun pecah berkeping-keping.

“Devano Kamandaka! Jangan pernah berpikir untuk menyentuhku!” teriak Valencia.

“Aku gak akan meyentuh kamu sebelum kamu izinkan,” kata Devano. Tutur sapa Devano yang lemah lembut, sungguh membuat Valencia muak mendengarnya.

“Gak usah sok polos dan sok baik!” cetus Valencia. “Kalau kamu emang pria yang baik-baik, kamu gak akan memaksa aku nikah sama kamu!”

“Aku emang bukan pria yang baik, tapi aku akan berusaha menjadi yang terbaik,” kata Devano dengan senyuman yang terus terbit di sudut bibirnya.

Di saat Valencia marah-marah sembari menangis kesal, Devano malah cuek sembari membersihkan pecahan piring di lantai kamar itu.

Karena kesal, Valencia pun menyambar kunci mobil yang berada di dekat lemari kamar itu. Ia segera berlari keluar dan mengendarai mobil milik Devano menuju kediaman orangtuanya.

Bukan nya khawatir, Devano semakin tersenyum lebar. Ia tahu kemana arah istrinya itu pergi.

“Aku yakin, suatu saat aku pasti akan dapat merebut dan meraih hatimu, Valencia.” Batin Devano.

.

.

.

Mobil yang di kendarai Valencia masuk kedalam pekarangan rumah kediaman orangtuanya.

“Daddy!” pekik Valencia dengan suara paraunya.

“Valen, kamu kenapa?” Arya yang sedang duduk di kursi meja dapur segera bangkit setelah melihat kedatangan putrinya dalam keadaan yang kacau.

“Hiks! Daddy, Valen gak mau tinggal sama dia,” kata Valencia. Ia menghambur ke pelukan Daddy sambungnya itu.

“Kenapa kok gak mau tinggal sama dia? Dia lakuin KDRT sama Valen? Hmm!” tanya Arya sembari menangkup wajah putrinya.

“Enggak, tapi Valen gak suka sama dia. Valen gak mau tinggal sama dia, Valen tinggal di rumah Daddy aja, ya,” kata Valencia. Airmatanya terus menetes, Valencia merasa begitu tertekan dengan pernikahan dadakan itu.

“Dengarkan Daddy,” kata Arya. “Bagaimana pun juga, Devan sudah jadi suami Valen. Jadi Valen harus bisa menghormati dan menghargai suami Valen. Yakinlah! Semua ini sudah di takdir kan Tuhan untuk kamu.”

Setelah mendengar perkataan Daddy-nya. Valencia terdiam, ia bingung harus bagaimana? Ia benar-benar tidak suka pada Devano.

.

.

.

Hari-hari terus berlalu, bulan berganti bulan. Sikap Valencia semakin menjadi, ia sering kali pergi sore dan pulang larut malam. Sebenarnya ia tidak kemana-mana, ia pergi ke rumah Danu dan Kinanti. Daddy dan Mommy angkatnya. Ia sengaja menghindari Suaminya.

Devano tahu kemana Valencia pergi. Karena ia telah memasang gps pada ponsel istrinya itu.

“Sayang, udah pulang?” tegur Devano yang berada di depan pintu rumah.

“Sana! Sana!” Valencia mendorong tubuh Devano dari hadapannya. Valencia berjalan menuju kamar, meninggalkan suaminya yang berada di ambang pintu.

Valencia masuk ke kamar. Ia segera berganti pakaian dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Devano ikut masuk ke dalam kamar, melihat istrinya yang sudah berbaring, ia pun menutup pintu kamar itu dengan perlahan.

Devano mengambil bantal dan selimutnya. Ia berjalan menuju sofa, pria itu merebahkan dirinya di atas sofa itu.

Valencia melirik pada suaminya yang tidur di atas sofa. Tampak, perempuan itu melamun. “Sekarang Valen pulang, kasian sama Devano yang setiap malam menunggu kamu di depan pintu. Valen pulang dan cobalah untuk membuka hati, jika Valen terus seperti ini. Maka Daddy pastikan, Valen akan menyesal di kemudian hari!” kata-kata Daddy Danu selalu terniang di telinga Valencia.

“Mas, mulai sekarang jangan tidur di sofa lagi,” kata Valencia. “Kita sama-sama tidur disini!” Valencia berkata cukup pelan pada Devano. Devano pura-pura tidak mendengar, membuat Valencia menjadi kesal.

“Mas, mau pindah kesini gak? Kalau gak mau ya udah, tidur aja di sofa sampe bangkotan!” Valencia merubah posisi tidurnya. Ia meringkuk memunggungi arah suaminya itu.

“Yes!” Devano bersorak pelan sekali. Ia pun segera mengangkat bantal nya dan berpindah tidur di samping istrinya itu.

Dengan pelan, ia mencoba memeluk tubuh istrinya dari belakang. Dan ternyata tidak ada penolakan dari Valencia.

“Ya Tuhan. Kenapa jantungku berdetak keceng banget kayak gini.” Batin Valencia.

“Yank, kenapa kamu tiba-tiba berubah? Kamu kesambet apa di jalan tadi?” tanya Devano.

“Kesambet jin baik, aku pengen berubah. Aku gak mau durhaka dan dosa karena gak layanin dan perlakuin suami dengan baik!”

“Kalo gitu, aku boleh cium kamu dikit?” tanya Devano. Bukan niat bertanya tetapi tepatnya meminta izin. Valencia diam saja dan mencoba melepaskan lengan kekar Devano yang melingkar di perutnya.

Tapi ternyata, apa yang di lakukan Valencia di luar dugaan Devano. Valencia malah membuka gaun tidur yang di pakai nya itu di hadapannya.

“Aku udah siap lahir batin, mas. Aku sadar, selama ini aku salah. Tolong maafin aku,” kata Valencia dengan pelan.

Meskipun dia benar-benar belum siap lahir dan batin, setidaknya dia akan membuat dirinya itu siap dan berubah perlahan. Agar dapat menumbuhkan cinta untuk suaminya.

“Aku gak pernah marah, karena sejak awal aku lah yang memaksa cinta, aku lah yang memaksakan kehendak,” kata Devano sembari menatap mata istrinya itu dalam-dalam. “Tapi, apa kamu benar-benar udah ikhlas melakukan penyatuan ini?” tanya Devano dan Valencia mengangguk pelan.

Maka setelah itu, terjadilah apa yang seharusnya terjadi. Kedua anak manusia itu melakukan penyatuan mereka untuk yang pertama kalinya.

“Terimakasih udah menjaganya buat aku. Aku mencintai kamu Valencia Ajisaka, kemarin, besok, dan selamanya!” Devano memeluk tubuh polos istrinya yang berada di balik selimut tebal itu.

Valencia hanya diam, ia bingung harus menjawab pernyataan cinta suaminya itu dengan cara bagaimana? Egonya sangat besar sekali.

Malam itu menjadi awal tumbuhnya perasaan Valencia untuk suaminya. Perasaan yang tidak ia sadari sama sekali, perasaan yang akan membuat dirinya terikat dan sulit untuk terlepas.

Terpopuler

Comments

💙 Ɯιʅԃα 🦅™ HIATUS

💙 Ɯιʅԃα 🦅™ HIATUS

Wah tanda² sakit jantung tuh🤣🤣

2022-09-23

0

❀_Ayu_❀

❀_Ayu_❀

Kesabaran Devan akhirnya merubah sifatnya Valencia walaupun butuh proses yg panjang... 🤗

2022-09-23

0

🕊️⃝ᥴͨᏼᷛCia

🕊️⃝ᥴͨᏼᷛCia

yes haha boleh tidur di sofa😘conratulations devan

2022-09-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!