Jodoh PENGGANTI Untuk Nona Muda
Seorang wanita muda sedang menyusuri koridor rumah sakit. Wanita itu datang ke rumah sakit besar di kota itu, hanya untuk memeriksakan dirinya yang kerap kali sulit tidur.
Saat ia sedang berjalan, tiba-tiba matanya menatap sosok yang sudah sebulan ini ia tunggu-tunggu kepulangannya. Orang itu adalah suaminya, suaminya itu keluar dari rumah sakit dengan di gandeng oleh seorang wanita dan juga di kawal oleh beberapa pria berseragam hitam.
Wanita muda itu menghampiri suaminya. “Mas!” sebutnya dengan mata melotot tajam, ia begitu tidak percaya dengan apa yang ia lihat.
“Cia!” sebut suaminya itu. “Apa yang kamu lakukan di sini, sayang? Kamu sakit?” tanya pria itu dengan wajah yang begitu khawatir.
“Katanya kamu di luar kota! Terus kenapa bisa ada di sini? ama perempuan cantik pula!” tampak, mata wanita muda itu mulai berkaca-kaca dan hendak meneteskan crystal bening. Dia adalah Valencia Ajisaka, putri dari Zivanya Anatasya dan mendiang Valentino Ajisaka.
“Sayang, aku baru aja pulang subuh ini. Ini juga rencananya aku mau langsung pulang ke rumah, tapi kami di tahan untuk melakukan cek antigen dirumah sakit ini lebih dulu,” kata suami dari Valencia. Yang di sebut dengan panggilan Cia oleh suaminya itu.
“Bohong kamu, mas! Jelas-jelas kamu sama dia, kamu selingkuh!” tuduh Valencia pada suaminya itu. “Lihatlah! Bahkan di depan aku aja, perempuan jal*ng ini terus menggandeng tangan kamu!” tunjuk Valencia pada wanita yang terus menahan lengan suaminya.
“Ratih! Tolong lepaskan tangan saya,” kata suami Valencia.
“Tapi, Tuan. Anda kan ma-“ ucapan itu di potong oleh suami Valencia, sebelum wanita yang bernama Ratih itu menyelesaikan perkataannya.
“Ratih! Tolong lepaskan, saya bisa Sendiri!” Dengan terpaksa, Ratih pun melepaskan tangan suami Valencia.
Pria itu berdiri tegak di tempatnya. Ia tidak mendekat pada istrinya yang terus menangis di hadapannya itu. “Sayang, sungguh aku gak selingkuh,” kata pria itu. Ia tetap berdiri di posisinya.
“Katakan mas, sejak kapan kamu selingkuh sama perempuan ini?” Valencia mendekat dan memegangi jas hitam bagian depan pria yang sudah setahun terakhir menjadi suaminya itu.
“Tiga bulan ini, aku udah belajar jadi istri yang baik. Aku selalu nungguin kamu, aku selalu percaya sama kamu. Tapi kenapa di saat cinta itu sudah hadir, kamu malah mengkhianati aku, mas. Kenapa?” Valencia berteriak sembari memukul dada suaminya.
Suaminya itu hanya diam, ia hanya menerima pukulan dan kemarahan istrinya itu. Tanpa sadar, darah sudah mengalir dari lubang hidung pria itu.
“Kamu jahat, mas!” teriak Valencia.
Tiba-tiba saja, tubuh pria itu terhuyung dan ambruk di lantai koridor rumah sakit itu.
“Tuan Devano!” pekik Ratih. Asisten dari suami Valencia itu menjadi panik setengah mati. Begitu juga dengan Valencia.
“Mas, Mas Devan kamu kenapa?” tanya Valencia dengan pelan.
“Kalian! Segera bawa Tuan Devano kembali ke ruangannya!” perintah Ratih kepada anak buah Devano. Maka, kedua anak buah Devano segera mengangkat dan menggotong tubuh Devano kembali kedalam rumah sakit.
Devano Kamandaka, pria berusia 27 tahun. Pengusaha muda di bidang elektronik dan juga suami dari Valencia Ajisaka.
Melihat suaminya yang di bawa masuk kedalam UGD, semakin menangislah Valencia di buatnya.
“Tolong katakan, ada apa ini?” Valencia menarik kedua tangan Ratih. Ia mencoba mencari tahu, apa yang sebenarnya terjadi.
Ratih hanya diam, dia tidak menjawab satu patah katapun pertanyaan yang keluar dari bibir Valencia. Asisten pribadi Devano itu, terus menatap Devano yang sedang di tangani dari kaca transparan ruangan itu.
“Ayolah, aku mohon. Kasih tau aku, sebenernya Mas Devan kenapa?” Valencia terus memohon pada Ratih. Membuat Ratih merasa kasihan dan tidak tahan melihatnya.
Akhirnya, Ratih pun merengkuh tubuh Valencia dan membawa Valencia duduk di kursi tunggu rumah sakit itu.
“Air mineral!” Ratih mengakat tangannya kepada salah satu anak buah Devan yang berjaga. Dengan sigap, anak buah Devan itu memberikan sebotol air kepada Ratih.
Ratih meminta Valencia minum lebih dulu sebelum mendengarkan cerita nya. Setelah Valencia minum, berulah Ratih bercerita.
“Maaf sebelumnya,” kata Ratih. “Kami semua memang tidak pernah pergi ke kota C dalam waktu sebulan terakhir ini. Kami semua berada di rumah sakit ini.” Ratih menjeda perkataannya sesaat.
“Tuan Muda Devano tidak pernah selingkuh seperti yang anda tuduhkan tadi. Saya adalah asisten pribadi yang di tunjuk kedua orangtuanya sedari Tuan Muda Devano masih kuliah,” kata Ratih. “Kenapa kami semua bisa disini? Tuan Devano mengidap penyakit kanker otak stadium lanjut!”
“Gak mungkin! Itu semua gak mungkin!” Valencia menggeleng, kedua tangannya membekap mulutnya sendiri. Ia menangis dengan keras. “Gak mungkin, semuanya bohong kan?” Valencia terus menangis. Ia begitu tidak percaya.
“Itulah yang terjadi, nona. Tuan Muda Devano bisa bangun seperti pagi ini, karena rasa ingin hidupnya begitu besar. Dan itu semua terjadi karena anda, dia sangat mencintai anda. Tidak pernah sedikitpun dia melupakan anda, bahkan mungkin bisa saja saat dia koma seperti itu. Yang ada dalam ingatannya hanyalah nama Nona Valencia!” jelas Ratih.
Valencia memukul dadanya sendiri yang terasa begitu sesak. Ia tidak menyangka, bahwa suaminya itu menanggung dan menahan rasa sakitnya sendirian. “Kenapa, mas. Kenapa kamu gak pernah bilang?” Valencia menatap wajah pucat suaminya dari balik kaca transparan ruangan itu. Hatinya begitu sedih dan teriris.
Dua jam kemudian, dokter keluar dari UGD tempat Devano di tanganni. “Pasien sudah melewati masa kritis nya!”
“Apa saya boleh menemani suami saya, dokter?!” tanya Valencia.
“Silahkan, tapi tolong jangan ajak pasien berbicara terlalu lama! Karena pasien butuh istirahat yang banyak!” jelas dokter itu dan Valencia mengangguk.
“Ratih, biar saya yang merawat suami saya sendiri. Saya ingin menghabiskan hari-hari saya bersama Mas Devan,” kata Valencia. Ratih hanya mengangguk kan kepala nya, maka Valencia segera masuk kedalam ruangan rawat suaminya itu.
“Mas Devan!” panggil Valencia dengan lirih.
Pria itu hanya tersenyum sedikit pada istrinya itu. Tangannya yang di pasang selang infus, membuatnya sulit bergerak. Juga hidung dan mulutnya yang di pasang masker oksigen membuatnya tidak dapat berbicara.
“Mas, maafin aku,” ucap Valencia. Ia mengakat sedikit tangan suaminya dan menyentuh jemarinya dengan lembut. “Selama ini aku selalu egois dan gak perduli sama kamu, aku janji setelah ini aku bakal bener-bener berubah. Kita bisa jalan berdua, makan malam romantis, pergi ke bioskop, atau kemana pun kamu mau, aku bakal turutin, mas. Aku gak akan nolak lagi kayak dulu. Tapi, aku mohon kamu sembuh!” air mata itu terus menetes tanpa di minta. Valencia menciumi wajah tangan suaminya, di kecupnya lembut tangan itu.
Devano yang melihat kesedihan istrinya itu ikut menangis, airmata nya menetes di sudut kedua matanya. Kelemahan Devano ada pada Valencia, ia sangat tidak bisa melihat wanita yang sangat ia cintai itu bersedih dan menangis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Dewita ILyas
lanjut .
2024-01-06
0
Nuning Nuno
baru baca udah mewek
2023-03-30
0
💙 Ɯιʅԃα 🦅™ HIATUS
Hiks baru baca udah sedih, kasihan Devano.
2022-09-23
0