..."Kau hanya harus tahu satu hal, aku adalah masa depanmu dan selamanya akan begitu. Jadi, berhenti mengingat masa lalu dan lihatlah masa depan yang sudah menunggu kita jauh di sana."...
...****************...
..."Satria Guntur Prasetyo"...
"Astaga, Guntur! Apa-apaan ini? Udah malam kok teriak-teriak." Oma Hani yang tadinya berada di dalam kamar, langsung terlihat berdiri di tengah-tengah jalan pemisah antara ruang keluarga dan ruang makan yang menjadi satu dengan ruang tv.
Rumah keluarga Prasetyo ini memang luas. Di lantai bawah, mereka tidak menyiapkan kamar. Semua kamar tidur keluarga ads di lantai dua. Nah, untuk tamu yang mungkin menginap, mereka sudah membuatkan sebuah rumah singgah di halaman belakang.
"Guntur, ada apa? Kenapa kau teriak seperti itu, Dek?" Ternyata bukan hanya Oma saja yang ada di sana, Mas Bara pun juga ada. Dia kelihatan keluar dengan diikuti istrinya.
Di belakang Mas Bara sendiri, ada Mama Zelina yang kelihatan panik setengah mati. Saking paniknya, dua bahkan langsung berjalan menerobos Bara yang berdiri berdempetan dengan istrinya, hingga tepat di tengah dua pasangan itu tercipta cela.
"Guntur, tenangkan dirimu, Nak. Duduk dan kita bicara baik-baik, Sayang."
Guntur menepis tangan putih bergelambir dan keriput milik ibunya. Laki-laki itu tidak melirik ke arah orang yang tadi mengeluarkan suara, tapi saat ini kedua sorot matanya fokus melihat ke arah Lidia yang ketakutan.
"Bicara baik-baik akan membuat istriku pergi dari rumah. Lebih baik kalian ajarkan bocah ini untuk tidak terlalu cerewet." Guntur pergi meninggalkan kebingungan di tengah-tengah keluarganya.
Lidia yang diteriaki, langsung berhamburan masuk ke pelukan Zelina. Wanita itu menangis di sana dengan tubuh yang gemetar. Sungguh, dari kecil dia mengenal Guntur, baru kali ini dia mendapati kemarahan dari Abang nomer duanya itu.
"Apa yang sebenarnya terjadi, Lidia. Kenapa kau sampai buat Abangmu begitu marah." Zelina bertanya dan itu bersamaan dengan mendekatnya seluruh keluarga.
"Lidia enggak tahu, Ma. Padahal tadi, aku cuma bilang kalau aku sudah menceritakan tentang Bang Gun yang hampir kecelakaan pas zaman SMP dulu. Tapi, dia tiba-tiba marah dan jadi seperti itu."
Seluruh keluarga tidak ada yang terkejut, tapi mereka malah semakin diserang kebingungan kecuali satu orang, yaitu, Zelina yang tiba-tiba langsung diam dengan mimik wajah yang terkejut.
"Abangmu mungkin lagi lelah. Mau kembali ke kamar dan minta maaf besok. Kalian semua juga." Mas Bara membelai rambut adiknya sembari meminta wanita itu, untuk kembali ke kamar.
Lidia keluar dari pelukan Mamanya dan menganggukkan kepala setelah melihat wajah kakak pertamanya, "Udah jangan nangis ih, udah gede masih nangis."
Mas Bara menghapus air mata yang mengalir di pipi adik bontotnya. Lidia yang mendapati hal itu mencoba tersenyum, "Lidia balik ke kamar dulu yah. Maaf karena sudah buat keributan."
Lidia pergi meninggalkan empat orang yang lebih dewasa dari dirinya itu di ruang keluarga, "Kenapa Guntur seperti itu, yah? Apa ada yang tahu alasannya?" Oma Heni mulai bicara.
Mas Bara yang mendengar itu berdecak, "Udah, Oma jangan pikirkan itu. Palingan Guntur lagi sensitif sekarang. Apa lagi itu menyangkut istrinya. Kalian tahu sendiri 'kan, bagaiamana dia kalau sudah membahas istrinya."
Percakapan keluarga Prasetyo di malah hari tepat di tengah-tengah hujan itu, berkahir. Mereka memilih tidak memikirkan hal itu, karena menurut mereka, Guntur mungkin sedang sensitif.
***
Menjelang semakin malam, curah hujan yang mengguyur Menteng dan sekitarnya semakin deras saja, tapi Guntur yang saat ini tengah dipenuhi rasa kalut tidak peduli. Dia bahkan sampai semakin mempercepat laju mobilnya.
"Dengarkan penjelasanku dulu, Sayang."
Hibur hanya menggumami kata-kata yang sama. Dari saat dia keluar dari kawasan rumah keluarganya, hingga dia sudah hampir sampai ke kompleks perumahannya, Guntur hanya mengatakan itu. Bahkan intonasi dan cara pengucapannya pun tidak berubah.
Beberapa menit telah berlalu dan Guntur sudah menghentikan mobilnya tepat di depan gerbang kompleks perumahannya. Tanpa berlama-lama, dia langsung bergerak keluar dari dalam mobil, tapa me.eordhlikan kalau di sana nanti dia akan langsung diguyur hujan.
Benar saja, setelah berada di luar, Guntur langsung dibuat kuyup. Bajunya yang tadi setengah basah, langsung dibaur basah sepenuhnya. Namun, lagi-lagi dia tidak peduli, malahan mimik wjahanya jauh kelihatan lebih panik saat melihat keadaan rumahnya yang masih gelap.
"Tadi Lidia bilang kalau Laras udah pulang kan? Terus kenapa masih gelap begini?!" Guntur bergumam. Laki-laki itu melangkah mendekati gerbang rumahnya dan dia lagi-lagi kaget saat mendapati pintu gerbang rumahnya masih digembok.
Guntur memasukkan satu tangannya melalui celah untuk memeriksa keadaan gembok yang teryata, masih terkunci. Laki-laki itu semakin takut. Dia menghempas gembok itu dengan sedikit kasar, lalu memukuli gerbang hingga suara berisik pun terdrngar di tengah serangan hujan yang mengguyur atap-atap rumah kompleks.
"Telepon." Guntur kembali mendekati mobil, membuka pintu bagian kemudi dengan sedikit kasar lalu memasukkan setengah tubuhnya ke dalam sana.
Guntur meraih ponselnya yang tersimpan di dashboard mobi. Dia tanpa mau buang-buang waktu, langsung bergerak untuk memainkan benda pipih itu, membuka kontak telepon, kemudian menekan sebuah nomer yang disimpan dengan nama"Only you🌹"
Guntur mengajak nomer itu melakukan panggilan suara. Baru saja dia mengaktifkan loud speaker, tangan yang dia gunakan untuk menggengam benda pipih itu kehilangan tenaga, membuat ponsel tersebut jatuh ke atas jok.
"Nomer telepon yang Anda tuju sedang tidak aktif."
Berakhir, ketakutan Guntur sudah mencapai puncak saat setelah mendengar operator seluler itu mengatakan, kalau nomer istrinya tidak dalam keadaan aktif.
#Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Fitri ainin Ainin
apa yang menyebabkan laras cavat itu guntur
2022-12-24
1
Misda Cabina Aco
kamu kemana laras...aku jg udah bantu nyari tp gak ktemu😂😂maka nya guntur klo jd suami tu harus jujur😒😒
2022-08-10
2
R.SHESILIA
kenapa belum up thor
2022-08-09
1