..."Aku tidak pernah memberikanmu kejutan selain pikiran-pikiran negatif yang seringkali aku tujukan padamu. Tapi, khusus malam ini sedikit sambutan selamat datang tidak masalah, 'kan?"...
...****************...
..."Laras Ayudia"...
Memasuki bulan Desember, curah hujan sepertinya akan datang lebih intens dari bulan-bulan sebelumnya. Kenapa? Karena dari bulan ini, angin-angin yang mulai berembus dari barat, akan sedikit membawa kelembapan, lalu mengundang awan hujan untuk mengepung langit ibu kota. Mungkin setengah dari rakyat Indonesia tidak akan pernah suka bulan Desember, tapi berbeda jika itu Laras.
Laras suka Desember. Dia suka saat di mana, hujan akan lebih sering untuk turun, kemudian membuat kelembapan tanah yang juga akan meningkat drastis, dan mungkin akan ada banyak genangan air yang akan dia lihat setiap melintasi jalanan. Lebih dari itu, alasan Laras suka sekali dengan bulan Desember iyalah, dia akan mendapati banyak sekali bunga-bunga Flamboyan yang akan bermekaran, lalu kemudian mengeluarkan aromanya yang khas.
Laras suka Desember, tapi dia jauh lebih suka Guntur. Soalnya di bulan ini, dia akan mendapati laki-laki itu akan jauh lebih hangat di tengah-tengah suasana dingin yang melanda. Lebih dari itu, di bulan Desember, Guntur akan jauh lebih banyak berada di rumah.
"Mbak, ini kita sudah masuk ke kawasan kompleksnya. Kalau boleh tahu, nomer rumahnya berapa Mbak?"
Laras tersentak dan langsung mengarahkan pandangan ke depan. Tadi dia menyibukkan diri dengan suasana langit, yang mulai dikepung oleh awan kelabu. Terlebih lagi, dia tadi juga sedikit bermonolog di dalam hati, merencanakan hal-hal yang akan dia lakukan sebelum suaminya pulang nanti.
"Nomer 12, Pak,' jawab Laras dengan tersenyum, membuat sopir taksi online itu menganggukkan kepalanya.
Setelah mengatakan itu, Laras menundukkan kepalanya. Dia bergerak meraih ponsel yang dia simpan di atas pangkuan. Wanita itu bergerak menyalakan benda pipih itu dan kedua obsidiannya langsung disambut oleh room chat antara dia dan suaminya.
Si Gila Kesayanganku❤️
mungkin besok aku akan sampai rumah sore atau enggak agak malaman dikit. Jadi, kalau kamu mau pulang, duluan aja atau tunggu aku di rumah mama.
22.23
...Hari ini...
^^^Iya, nanti Mas jemput aja aku di rumah mama.^^^
^^^06.25✓✓^^^
Laras menggelengkan kepala saat dia mulai membaca puluhan pesan suaminya, yang kemarin dia tinggal tidur. Banyak sekali percakapan random.
"Sudah sampai, Mbak."
Laras menegakkan kepalanya. Wanita itu tersenyum, lalu dia bergerak meronggoh totebag yang dia selempangkan di pundak kanan, "Ini Pak," ujarnya sembari menyerahkan satu lembar uang seratus ribu.
Pak sopir taksi online itu mengambilnya dan dia hendak meronggoh saku celananya untuk mengambil uang kembalian, "Kembaliannya bapak pakai makan siang aja. Sekali lagi terima kasih yah, Pak. Semoga hari Bapak menyenangkan."
Setelah mengatakan hal itu, Laras langsung keluar menunggak Pak sopir yang terdiam tak bergeming, "Makasih, Mbak!" ujarnya setelah menyadari kalau penumpangnya sudah keluar.
***
Laras meletakkan totebagnya di atas meja makan. Wanita itu bergerak melepas topinya, lalu mengumpulkan helaian demi helaian rambut yang dia gunakan untuk menutup sisi kiri dan kanan.
Begitulah Laras. Wanita itu akan berpenampilan bebas jika sudah berada di rumah. Kenapa? karena di dalam sana, tidak ada satu pun orang yang akan melihat bekas luka bakar di ekor matanya bagian kiri.
"Baru jam dua siang dan Mas Gun katanya bakalan pulang sore atau enggak malam. Tapi, gimana yah? Keknya aku buat hiasan dulu aja kali. Iya, buat dulu aja lah."
Laras bermonolog dan setelah mendapati keputusan, dia langsung bergegas masuk ke dalam kamarnya. Sesampainya dia di dalam kamar, Laras berdiri di balik pintu yang baru saja dia tutup.
Wanita itu memejamkan mata kala dia mendapati aroma mint yang begitu menyengat di sini. mint, bau-bauan kesukaannya setelah aroma bunga Flamboyan menjadi yang pertama, lalu diurutan kedua ada aroma petrikor.
Sebenarnya dulu, Laras tidak suka dengan aroma mint. Namun, semua berbuah saat Guntur datang dan mengisi hidupnya dengan bebauan seperti itu. Laras suka Guntur. Jadi, apa yang disukai oleh Guntur, dia akan menyukainya. Terserah orang mengatakan kalau mereka itu layaknya pasangan suami istri yang bucin, karena itu benar.
Laras dan Guntur memang bucin, karena waktu itu. Mereka berdua tidak terlibat kisah cinta dan malah langsung menjadi sepasang suami istri yang saling melengkapi. Guntur dengan segala ketampanannya menjadi pelengkap Laras yang buruk.
Sudah puas menghirup aroma mint yang memenuhi kamar, Laras kembali mengayunkan langkahnya yang pincang untuk mendekat ke meja riasnya. Wanita itu membuka laci dan satu tangannya masuk ke dalam sana untuk mengambil beberapa lilin aroma terapi dengan wangi mawar.
Ada banyak sekali jenis lilin di laci itu, tapi Laras hanya membawa beberapa buah lilin gepeng dan beberapa sisinya yang panjang. Setelah mendapati hal yang dia inginkan, Laras kembali ke dapur.
Biar pun ayunan langkah yang dia gunakan sangat pelan, tapi tidak membutuhkan waktu alam, Laras sudah kembali ke meja makan. Bahkan wanita itu juga mulai menata lilin gepeng di sisi-sisi meja makan, lalu untuk lilin panjang, dia memasangkannya di sebuah benda besi.
Cukup lama wanita itu berkutat dengan pekerjaan, akhirnya dia bisa menghela napas lega karena semua sudah selesai dia siapkan. Saat ini, meja makan sudah tertata rapi dengan banyaknya lilin yang diletakkan di permukaan sana dan ada juga beberapa kelopak mawar yang dibentuk menjadi gambar hati.
"Semua persiapan sudah selesia dan tinggal masak-memasak saja. Sepertinya itu bisa dilakukan nanti pas mau mendekati malam." Laras bergumam sembari melirik jam yang ada di dinding dapur, "tidur dulu aja lah," imbuhnya setelah mendapati kalau jarum jam masih menunjukkan pukul tiga kurang.
Laras menggeliat dan itu bersamaan dengan munculnya suara sebuah dering pesan masuk yang tidak ada hentinya. Pada akhirnya, Laras memilih untuk meriah tasnya yang masih tersimpan di atas meja.
Wanita itu langsung bergerak meronggoh tasnya untuk mengeluarkan ponsel. Benar saja, puluhan notif pesan masuk langsung dia dapatkan. Laras dengan cepat membuka kunci ponselnya, lalu menekan icon salah satu aplikasi chat.
Seketika kedua mata Laras membulat terkejut saat dia mendapati nomer si pengirim spam itu, "Ini nomer yang sama waktu aku dapat foto Mas Gun pelukan bareng Bianca."
Laras menggelengkan kepalanya, "Tidak, dia pasti mau mengatakan hal buruk lagi untuk buat aku marahan dengan Bang Gun." Wanita itu sepertinya tidak ingin membuka pesan spam itu, tapi dia tiba-tiba dibuat penasaran oleh satu isi pesan yang bia dilihat, walau pun Laras belum masuk ke room chat.
+62 87 ... 909
Jadi, kau tidak ingin mengetahui siapa orang yang menjadi dalang dibalik insiden yang menimpa kau dan keluargamu sembilan tahun lalu?
#Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Misda Cabina Aco
tuh kan thor....makin kuat prasangka ku klo guntur pelakunya
2022-08-08
2
nuryanie pakott
gunturkahhh😱😱😱
2022-08-08
1
gaby
Kayanya Guntur penyebab Laras pincang & terkena luka bakar di ekor matanya. Apalg Guntur pernah blg pertama ktemu Laras di rmh sakit. Smoga Laras ga salah paham & mengira Guntur bukan mencintainya tapi karena merasa bersalah.
2022-08-08
1