NIF 12

..."Aku sama Guntur itu ibarat kopi yang di mana, aku pahitnya dan Guntur berperan sebagi pemanisku."...

...****************...

..."Laras Ayudia"...

Membicarakan sosok Guntur itu tidak akan ada habisnya. Gimana yah, begini. Kalian sudah tahukan kalau bagi Laras, Guntur itu sangat rumit untuk dimengerti. Saking rumitnya, Laras sampai mengira kalau Guntur itu sama seperti permainan labirin yang sering dia mainkan dikala senggang.

Permainan labirin itu bisa dibilang game yang sangat sulit, karena setiap jalan yang ada di tempat itu kelihatan sama, api memiliki ujung yang berbeda. Laras pun merasa begitu, dia merasa di dalam diri suaminya itu ada banyak sekali jalan yang sama.

Bedanya, di labirin asli Laras akan mendapatkan sebuah jalan buntu di ujung dan di labirin Guntur, Laras akan menemukan sebuah peti yang menyimpan berbagai macam kejutan menyenangkan hingga dia merasa tidak ingin mencari jalan keluad dari sana.

"Dia nelepon lagi?" Lidia bertanya, membuat Laras yang baru saja menempelkan benda pipihnya ke depan telinga karena sang suami menelepon, langsung mengangguk. Bahkan parahnya, wanita itu juga membuang pandangannya ke arah luar.

Lidia yang melihat itu mencibir, "Dasar bucin akut."

"Iya, Mas. Ini aku lagi otw ke toko Bianca kok." Laras tidak menyahuti cibiran adik iparnya, tapi dia tersenyum merasa lucu dengan kata-kata Lidia tadi.

"Kumu lagi senyum yah?"

Dari dalam telepon, mengalun suara Guntur yang membuat Laras semakin tersenyum. Sungguh, dia setiap kali mendengar suaminya menebak dengan sangat benar itu, selalu berpikir kalau Guntur itu adalah cenayang.

"Kok bisa tahu?" tanya Laras pada akhirnya, membuat Guntur yang berada di seberang sana terkekeh dengan suara yang begitu sangat serak.

"Dari nada bicaramu. Aku tahu bagaimana ekspresimu dari hanya mendengar suaramu itu."

Laras bersemu merah, membuat Lidia yang berada di sebelahnya semakin dibuat kebakaran jenggot. Sungguh, wanita dua puluh tiga tahun itu saat ini sedang dibakar api iri.

"Bucin teros. Dari sebelum sampai mal hingga keluar dari mal, telepon mulu." Lidia bersungut-sungut, membuat Laras menggerakkan matanya untuk melirik sang adik ipar.

"Cieee iri. Makanya kalau cari cowok itu yang perhatian kayak Abangmu. Ini kamu pacaran sama cowok yang dingin, ya terima aja." Laras ikut sewot. Biar begitu, dia tetap bicara dengan mimik wajah yang kelihatan begitu sangat bahagia.

"Bilangin ke Lidia. Ajakin tuh pacarnya ke timur tengah biar meleleh sedikit." Guntur tiba-tiba mengangkat suara, membuat Laras semakin dibuat tersenyum.

"Dia, ada salam dari Abangmu. Katanya, ajakin tuh pacarmu ke timur tengah biar dia sedikit meleleh." Setelah mengatakan itu, Laras tergelak. Berbeda dengan mimik wajah Lidia yang memerah karena marah dan malu menjadi satu.

Lidia menginjak rem secara mendadak, membuat tubuh bagianatas Laras terlempar ke depan, "Matiin teleponnya sekarang juga, Kak!" perintahnya dengan bersungut-sungut karena malu.

Laras hanya bisa membulatkan matanya terkejut, "Lidia, kamu mau kita kecelakaan apa? kena-"

"Lampu merah," potong Lidia, membuat Laras beroh ria, "sekarang matiin teleponnya dan bilang kepada suamimu itu untuk berhenti menelepon. Padahal kalian baru beberapa menit lalu sudah saling mengabari, tapi apa ini? Aku enggak habis pikir ada orang kayak di-"

"Iya, iya. Dasar kamu tukang iri," potong Laras dengan mimik wajah yang menampilkan sedikit kekesalan.

Sementara di dalam telepon. Sedari tadi suara gelak tawa mengalun merdu membelai gendang telinga Laras. Terdengarnya suara bahagia itu, berarti menandakan kalau orang yang ada di balik telepon itu tengah bahagia-bahagianya.

"Mas, udah dulu yah. Adekmu cemburu. Jadi, sampai jumpa dan semangat bekerja. Semoga syutingnya lancar." Tanpa menunggu jawaban dari seberang sana, Laras langsung memutuskan sambungan teleponnya secara sepihak, "udah puas, 'kan?" imbuhnya sembari menunjukkan layar ponselnya kepada Lidia.

***

Puncak, Bogor, Ciloto, Kec. Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawab Barat.

"Waalaikumsalam, baik-baik di sana dan jangan pikirkan macam-macam tentang aku berbuat apa di sini. Kau tahukan kalau setiap pergi jauh, aku itu takut akan satu hal. Takut saat pulang nanti, aku tidak melihatmu di rumah seperti waktu itu."

Walau panggilannya sudah terputus, Guntur tetap menjawab perkataan terkahir yang diucapkan oleh istrinya tadi. Dari mimik wajahnya, sangat jelas terlihat kalau Guntur tadi benar-benar tulus mengatakan semua itu.

Apa lagi saat dia mengungkit tentang kejadian saat di mana, waktu itu tepatnya setelah enam bulan pernikahan, Laras kabur dari rumah lantaran mendapati berita hoax kalau Guntur menjalin hubungan dengan lawan main sinetronnya.

"Tuan, apa Anda sudah selesai?" Serang laki-laki kelihatan mengintip dari celah pintu yang sengaja orang itu buat. Dia adalah Liam, asisten pribadi dari Guntur.

"Oh iya, bagaimana? Apa mereka yang ada di luar sudah selesai ambil scan?" Guntur langsung bangkit dari duduknya. Sorot matanya pun langsung mengarah kepada sosok Liam, yang ternyata sudah membuka pintu ruangan istirahat Guntur dengan begitu sangat lebarnya.

"Iya, Tuan. Sekarang giliran Anda dan setelah itu, semuanya akan istirahat, lalu ambil scan terakhir malam nanti." Liam menjelaskan dengan nada bicara yang sangat-sangat jelas.

Guntur menganggukkan kepalanya, "Kalau begitu, mari." Guntur berjalan lebih dulu, lalu Liam menyusul di belakangnya.

"Kenapa kita tidak ambil scan langsung semuanya saja? 'Kan enak tuh. Aku juga bisa langsung pulang ke rumah," Guntur memulai obrolan, membuat Liam tersenyum kikuk dan menganggukkan kepalanya.

"Tidak bisa Tuan. Semua sudah ada jadwalnya. Lagian ini juga syuting terakhir Anda di film ini. Jadi, tidak ada salahnya 'kan menikmati liburan juga." Liam mencoba menjelaskan dengan nada bicara setenang mungkin.

"Liburan di rumah dengan istriku jauh lebih menyenangkan, Liam. Lagian setelah sinetron ini tamat, aku berniat akan bulan madu kedua dengannya. Jadi, aku minta tolong kepadamu untuk mengurusi jadwalnya, okey." Guntur melirik ke belakang dan memberikan Liam kedipan mata.

Liam terdiam sesaat. Jujur, selama bekerja menjadi asisten pribadi dari Guntur. Dia sama sekali tidak pernah absen mendengarkan seorang Satria Guntur Prasetyo menceritakan sosok istrinya. Entah itu saat jeda ambil scan, Guntur pasti akan membahas soal Laras dan bagaiamana laki-laki itu bisa jatuh cinta kepadanya.

Lepas dari itu, Liam juga selalu mendengarkan Guntur yang menceritakan tentang istrinya saat istirahat sembari minum kopi. Paling dia akan mendapati bosnya itu akan memuji-muji latte buatan istrinya, makanan buatan istrinya, dan segala tentang istrinya. Pokoknya, Liam selalu mendengarkan tentang Laras, Laras, dan Laras. Tidak ada yang lain selain wanita itu.

"Tuan, apa aku boleh bertanya satu hal?" Liam mengayunkan langkah dengan lumayan cepat, karena dia ingin mengejar Guntur yang ternyata sudah berada jauh di depannya.

"Silahkan. Kau mau menanyakan apa? Oh tunggu sebentar, aku lupa cerita kalau pagi tadi istriku sangat bahagia. Semalam kan aku-"

"Tuan, Maaf karena aku bertanya tentang privasi Anda, tapi ini sungguh membuatku sangat penasaran. Di mana Anda bertemu dengan Nyonya Laras untuk pertama kalinya? Sungguh aku sangat penasaran, tapi jika tidak mau dijawab, tidak apa-apa." Liam bertanya ceplas-ceplos, membuat Guntur diam dalam waktu yang cukup lama.

"Di rumah sakit, aku bertemu dengan istriku untuk pertama kalinya di rumah-" Guntur tiba-tiba diam dan mimik wajah laki-laki itu juga tetiba berbuah dan kelihatan seperti orang yang bingung.

#Bersambung

Terpopuler

Comments

Mak Aul

Mak Aul

gantunggg oiii!! kecekek gue tor

2022-09-02

2

Misda Cabina Aco

Misda Cabina Aco

tuh kan thor gara2 ceritanya di gantung aku lg2 berprasangka...jangan2 yg bikin laras cacat itu guntur 🤔🤔

2022-08-08

1

Isnia Tun

Isnia Tun

Selalu di tunggu next up nya thor😍😍

2022-08-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!