..."Dia istriku!"...
...****************...
..."Satria Guntur Prasetyo"...
"Silahkan!" Guntur membuka pintu mobil bagian penumpangnya dengan sangat lebar, mempersilahkan istrinya untuk keluar.
Laras yang mendapati hal itu langsung bergerak keluar dan sesampainya di luar, pupil matanya terbuka sempurna karena mendapati halaman rumah yang begitu sangat luas dan indah, karena disepanjang jalan ada banyak lampu-lampu pilar bercahaya kemuning.
"Terpukaunya nanti saja. Sekarang kita tuntaskan dulu kesalahpahaman ini. Mendapati amarahmu itu buat aku enggak tenang untuk pergi kerja."
Guntur meraih jemari tangan Laras, menggengam jemari sang istri, lalu mulai menuntunnya untuk mendekat ke pintu masuk rumah mewah yang saat ini mereka kunjungi.
"Mas, aku enggak tahu kamu punya rumah sebagus dan sebesar ini untuk tempat tinggal selingkuhanmu." Dalam perjalanannya menuju ke pintu masuk rumah tersebut, Laras terpukau. Dia mengira kalau rumah ini adalah rumah kedua suaminya.
Sementara Guntur. Laki-laki itu masih diam, tapi dia tiba-tiba berhenti dan menoleh ke ara istrinya yang berjalan dibelakang, "Kamu di depan."
Laras tidak berkomentar dan mengikuti perintah Guntur. Wanita itu menarik tangannya dari genggaman Guntur , lalu dia mulai mengayunkan langkahnya yang pincang untuk pindah posisi ke depan.
"Naiknya pelan-pelan aja." Guntur langsung memposisikan kedua tangannya untuk memegangi dua lengan otot istrinya. Walau dia meminta Laras berada di depan, tetapi dia yang menuntun sang istri. Lihat betapa perhatiannya Guntur, tapi laki-laki itu selalu saja mendapati pikiran negatif dari istrinya.
"Kamu udah minum obat penghilang nyerinya enggak?" tanya Guntur sembari terus menuntun istrinya untuk menaiki anak tangga.
"Hemm," jawab Laras acuh dan Guntur hanya bisa tersenyum mendapati itu.
Entah kenapa mau bagaiamana pun Laras, dia selalu dibuat jatuh cinta. Entah saat wanita itu cemberut, marah, dan bahagia. Intinya, Guntur itu cinta Laras.
"Menggemaskan sekali sih." Guntur mengecup wajah sang istri di bagian ekor mata kiri wanita itu. Dia sengaja melakukan itu agar bisa sedikit membantu perempuan itu untuk percaya diri.
Sementara di sisi Laras. Mendapati hal itu, dia hanya diam tak bergeming. Jujur, saat ini jantungnya tengah berdetak sangat cepat, pun dia juga merasa kalau hatinya ditumbuhi oleh bunga-bunga yang bermekaran.
"Makasih, sekarang aku bisa jal-"
"Enggak. Kita itu suami istri dan sudah sepantasnya berjalan seperti ini." Setelah berhasil menaiki semua anak tangga, Guntur langsung menurunkan tangannya dan dia kembali menggenggam jemari lentik Laras. Membuat wanita itu mengeluarkan raut yang semakin kesal, tapi detak jantungnya juga bertambah sangat cepat.
Guntur lagi-lagi tersenyum untuk menanggapi sang istri. Dia tidak bicara, tapi langsung mengayunkan langkah lagi untuk mendekati pintu rumah bangunan besar itu.
Tidak memerlukan waktu yang lama, Guntur dan Laras sudah sampai di depan pintu. Mereka berdua saling melihat satu sama lain, "Tunggu yah," ucap Guntur dengan nada penuh kelembutan.
Laras hanya berdahem sembari membuang pandangannya ke segala arah, agar tidak melihat wajah Guntur. Intinya saat ini dia masih marah dan juga masih mempercayai kalau suaminya itu memang terlibat perselingkuhan.
Sementara Guntur, laki-laki itu masih tersenyum. Dia tidak menanggapi sikap acuh tak acuh dari istrinya dan ia lebih memilih untuk menekan bell rumah.
Tekanan pertama, tidak ada tanda-tanda pintu akan terbuka, tapi Guntur tetap berusaha menunggu. Laras yang mendapati itu hanya memutarkan bola matanya sok malas.
"Ngapain pakai acara pencet bel pintu segala. Ini kan rumah selingkuhan, Mas. Tinggal masuk aja apa susahnya. Mau pura-pura jadi tamu kah?"
Guntur tidak menanggapi dan dia kembali memilih untuk menekan bel rumah. Tepat di penekanan kedua, satu sisi pintu cokelat itu terbuka dan seorang wanita cantik keluar dari sana dengan menggendong seorang bocah laki-laki.
"Honey?"
"Papa?"
Guntur mengernyit saat mendengar panggilan dua orang yang keluar dari dalam pintu itu. Dia dengan cepat menoleh ke arah sang istri karena mendapati perasaan yang sangat aneh.
Benar saja, kedua indera pengelihatannya langsung disambut oleh raut wajah Laras yang kelihatan terkejut, "Kau juga sudah punya anak, Mas?" dengan nada yang sedikit tinggi, Laras bertanya.
Guntur yang melihat itu langsung diserang kikuk, "Ini salah paham, Sayang," ujar laki-laki itu dengan nada bicara panik.
"Sudah cukup, aku pergi, Mas!" Laras bergerak untuk mundur dan kedua tangannya juga sedang menghalau jari-jemari Guntur yang mencoba meraih tubuhnya, "Tega-"
"Siapa, Mah?"
Laras tiba-tiba bungkam saat dia mendapati suara laki-laki yang juga terdengar dari dalam rumah. Wanita itu menoleh dan kedua matanya langsung mendapati sosok pria yang tidak asing di pandangannya.
"Oh, Guntur. Ada apa malam-malam ke sini?" tanya laki-laki yang sama kembali, membuat Laras benar-benar bingung tentang situasi ini.
***
"Pantas saja wajah Anda tidak asing. Ternyata Anda pemilik dari brand Lady White. Mohon maafkan aku, Nona Bian."
Laras membungkukkan kepalanya dan meminta maaf dengan tulus kepada, Bianca Adijaya, wanita yang dia duga adalah selingkuhan dari suaminya.
Ternyata, setelah mengobrol panjang lebar dengan wanita yang ads di dalam foto itu membuat Laras paham kalau lagi-lagi, pikiran negatifnya tidak beralasan. Tapi, ini juga bukan salah dari Laras. wajar wanita itu curiga, karena melihat semua bukti yang dia dapatkan, sispa coba yang tidak akan berpikiran negatif.
Terlebih lagi suaminya sendiri tidak memberitahukan ini dan malah merahasiakan. Jadi, wajar kalau Laras berpikiran negatif.
"Iya dan ini suamiku. Anthony Adijaya." Anthony yang duduk di sebelah istrinya melambaikan tangan dengan terus mengulas senyum.
"Hai, salam kenal," sapa laki-laki itu mencoba ramah, walau setelah itu dia kembali fokus melihat anaknya yang sedang main mobil-mobilan di depan sana.
Saat ini, Laras dan Guntur sudah duduk di ruang tamu. Mereka sudah cukup lama berada di sana dan bahkan, Bianca serta suaminya juga sudah mendengar cerita tentang kecurigaan Laras yang menuduh Guntur main belakang. Sungguh, tadi dua orang itu tidak bisa menahan tawa sekaligus merasa tidak percaya dengan cerita itu.
"Mas, aku malu." Laras menggandeng lengan tangan kanan suaminya, lalu dia menundukkan kepala untuk menyembunyikan rasa malunya.
"Beneran lu udah nikah, Gun?" Anthony mulai menyeletuk. Walaupun usianya sudah tidak lagi muda, laki-laki itu tetap bicara dengan bahasa gaul. Maklum saat ini dia sedang berhadapan dengan teman SMA dan Kuliahnya.
Iya, Anthony dan Guntur adalah teman dari zaman putih abu-abu hingga perkuliahan. Jadi, itulah kenapa dia tidak akan merasa malu-malu jika bicara santai.
"Iya nih, nikah kok enggak bilang-bilang. Emang temen laknat," timpal Bianca dengan mimik wajah yang biasa saja.
Untuk Bianca sendiri. Dia juga teman SMA Guntur. Sebenarnya Bianca, Guntur, dan Anthony adalah tiga sekawan saat SMA mau pun di perkuliahan. Itulah kenapa mereka mengobrol dan bersikap baisa saja.
"Telat kalian. Aku nikah dua tahun lalu. Kalian kalau enggak salah waktu itu ada di Singapore." Guntur berucap tidak kalah santai. Bahkan, Laras sampai-sampai terkejut karena mendapati suaminya begitu akrab dengan seseorang.
"Anjirr, Mah. Kita udah di anak tirikan." Anthony berucap dengan nada terkejut dan Bianca yang mendengar itu tertawa.
"Iya, Pa. Kita udah dianak tirikan nih. Tapi, biar terlambat kita ikut senang, iya enggak, Pa?"
"Loh iya dong. Setelah perasaannya bertepuk sebelah tangan, akhirnya dia bisa cari wan-"
"Enak saja cari wanita lain. Masih sama loh." Guntur menyela sembari jemari besarnya membalas genggaman tangan Laras. Dia melirik ke sisi kanan dan kedua matanya masih mendapati sang istri yang menunduk.
Sementara di sisi Bianca dan Anthony. Dua orang itu tiba-tiba menampilkan wajah yang kaget. Mereka berdua saling menatap satu sana lain.
"Masih, sama? Jangan-jangan dia ...."
Anthony tidak melanjutkan kata-katanya saat dia mendapati anggukan kepala dari sahabatnya, "Iya, ceweknya masih sama. Masih inget 'kan pas gue selau cerita ke lu tentang cewek yang gue sukai di SMA?"
"Masih. mana mungkin kami lupa jika pasti kamu ceritain dia. Iya 'kan, Mah? Dari kelas satu Semester dua hingga wisuda, lu ceritain tuh cewek." Anthony menjawab dengan penuh semangat.
Guntur yang mendengar itu tersenyum, "Nah ini orangnya. Udah gue bilang 'kan. Setalah punya rumah, gue langsung nikahin dia dan lihat. Sekarang dia jadi istri gue." Bukan Anthony dan Bianca yang terkejut, tapi sekarang giliran Laras yang dibuat kaget.
"Maksud, Mas apa?" tanya Laras sembari mendongakkan kepala untuk melihat wajah Guntur yang dipenuhi oleh raut wajah bahagia.
#Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Mak Aul
outernya sukses udah bikin aku pusing aku juga ikut curiga loh sama Bagas
2022-09-02
3
R.SHESILIA
up lagi dong thor😍😍
2022-08-05
1
😎duw_duw😎
setelah dag dig dug kirain beneran guntur nakal ternyata itu bestie nya.....
2022-08-05
1