Julian adalah teman masa kecilnya, laki-laki tampan dengan kharismatik luar biasa yang menjadi incaran semua gadis dan perempuan muda di seluruh kota A itu sejak tadi menunggu diri nya di depan.
siapa yang tidak terpesona pada ketampanan dan kesuksesan nya, selain memang tampan Julian memiliki masa depan yang jelas cerah.
putra laki-laki penerus perusahaan Han Tse generasi kedua tersebut telah menjadi incaran banyak orang belakangan ini, semua gadis dan perempuan sedang berlomba-lomba untuk mendapatkan perhatian nya.
Jadi jika Maya menjadi orang yang paling beruntung di antara semua orang apakah itu satu kebetulan atau keberuntungan?!.
Maya langsung masuk ke dalam mobil laki-laki tersebut tanpa banyak bicara dia langsung duduk tepat di samping Julian sambil menarik nafasnya pelan.
Tidak dia pedulikan lagi teriakan mertuanya di ujung sana ketika Julian memacu laju mobilnya menuju ke arah depan.
"Apa kau sudah memikirkan semuanya dengan matang?"
Julian bertanya kearah Maya dengan penuh semangat, tapi laki-laki tersebut tidak ingin menampakkan Rona wajah bahagianya atas keputusan Maya.
"tentu saja aku telah memikirkannya dengan matang, kau tahu?aku tidak memiliki sedikitpun kenangan indah atau satu memori yang bisa membuatku tidak ingin melepaskan seorang Mawangsa"
Jawab Maya cepat tanpa berniat menoleh ke arah Julian.
"Akulah yang terlambat menyadari semua keadaan, terlalu bodoh bagi ku ketika sebenarnya Semua orang telah memanfaatkan diriku tanpa aku sadari sama sekali"
lanjut nya lagi.
Julian jelas menghela nafasnya lega, ini kalau pertama dia melihat keseriusan di balik ucapan dan ekspresi Maya.
Bisa dilihat kali ini Maya begitu bersungguh-sungguh dengan ucapan nya, tidak ada kepalsuan di dalamnya dan sama sekali tidak ada keraguan yang tercipta.
Julian pada akhirnya memberikan sesuatu kepada Maya, sebuah amplop berwarna coklat yang berisi surat perjanjian perceraian.
Maya melirik sejenak ke surat perjanjian tersebut.
"Aku tidak menginginkan apapun dari perceraian kami"
Ucap gadis itu Itu kemudian.
Di masa lalu dia benar-benar tulus mencintai Mawangsa, tidak pernah terlintas di dalam pikirannya menginginkan apapun yang ada di diri Mawangsa kecuali hati laki-laki tersebut.
Tidak terlintas di pikirannya untuk mendapatkan hartanya,menguasainya atau bahkan berpikir ingin meraih apapun yang ada di dalam rumah atau bahkan juga perusahaan laki-laki tersebut.
Dia benar-benar tulus mencintai Laki-laki itu dari dalam lubuk hati nya, bersedia hidup hingga menua bersama Mawangsa, rela mengorbankan semua nya untuk suami nya bahkan bisa jadi diam-diam membantu laki-laki tersebut tanpa pernah diketahui dunia.
Setelah dia berkata tidak menginginkan apa-apa kepada Julian, Maya secepat kilat menandatangani berkas perceraian tersebut tanpa rasa ragu sedikitpun.
Setelah dia menandatangani surat perceraian itu Maya berkata kepada Julian.
"antarkan aku kerumah sakit"
Dia ingin langsung menemui maungsa di rumah sakit di mana Shinta Tengah dirawat.
Alih-alih menjawab Julian hanya mengangguk kan kepalanya, laki-laki tersebut melajukan mobilnya menuju ke arah rumah sakit sesuai dengan apa yang diperintah oleh Maya.
******
Di rumah sakit Maya benar-benar mendapati Mawangsa tengah merawat Shinta, bisa dia lihat bagaimana sifat hangat laki-laki tersebut mengurus dan menatap Shinta yang tidak pernah dia dapatkan selama 6 tahun pernikahan mereka.
Hatinya jelas terasa begitu sakit, tapi dia fikir dia tidak harus lagi meratapi hati nya, sebab ini kali terakhir mereka bersama dan menjadi sepasang suami istri tanpa cinta.
Melihat kehadiran Maya jelas membuat mawangsa meradang, apakah gadis tersebut ingin membuat kekacauan, laki-laki tersebut langsung berdiri dan mencoba menghalangi pandangan Maya dari Shinta.
Dia takut Maya akan mencelakai kekasihnya tersebut sama seperti enam tahun yang lalu.
Melihat adegan tersebut jelas membuat Maya semakin terluka, Begitu ironisnya pemandangan yang dia lihat bagaimana Mawangsa Begitu melindungi Shinta dan menampilkan kekhwatiran dan rasa cinta nya.
Pada akhirnya seolah-olah tersadar dari pemikiran dan rasa sedihnya, Maya langsung melempar surat perjanjian perceraian mereka ke arah mawangsa.
Sejenak Laki-laki tersebut mengurutkan dahinya, kemudian dia baru sadar jika itu merupakan surat perjanjian perceraian.
"ada apa Maya?"
Shinta bertanya dengan suara seolah-olah tidak berdaya, begitu lembut melankolis, Sangat di buat-buat dibalik telinga Maya, tapi jelas terdengar halus dan tidak berdaya di Balik telinga Mawangsa.
"Aku sudah menandatangani surat perceraian nya"
Maya langsung bicara pada intinya, enggan bertele-tele dan terlalu lama berada di ruangan tersebut, dia enggan melihat kemesraan kedua orang itu yang akan semakin menyakiti hati nya.
Mendengar ucapan Maya jelas saja Mawangsa Seketika membeku, entahlah sepertinya dia tidak benar-benar merasa siap untuk bercerai, laki-laki tersebut belum menyetujui nya.
"pulanglah kerumah, kita akan membicarakan nya nanti"
Mendengar ucapan Mawangsa jelas saja membuat Maya mencibir, sandiwara apa lagi yang ingin diciptakan Laki-laki tersebut.
"Kenapa? Apa kau jatuh cinta pada ku? Hingga tidak mau langsung menandatangani surat perceraian kita?"
tanya Maya kemudian berusaha untuk menekan nya.
apa?!.
Mawangsa jelas mengeratkan giginya.
"Sayang"
Pada akhirnya Shinta memanggil Mawangsa, membiarkan laki-laki tersebut menatap nya sembari dia mengangguk kan kepala nya.
pada akhirnya Mawangsa terdiam, Laki-laki tersebut secara perlahan menandatangani surat perjanjian perceraian itu.
Begitu surat perjanjian perceraian telah ditandatangani, Maya langsung mengambil berkas tersebut lantas dengan cepat dia keluar dari dalam ruangan kamar rumah sakit itu.
Percayalah begitu dia keluar dari arah pintu Maya langsung menyandar tubuh nya di daun pintu untuk beberapa waktu, dia mencoba menahan nafasnya sembari kedua telapak tangannya menutupi mulutnya.
setelah sekian lama berlalu ini kali pertama nya dia benar-benar menangisi sesuatu, seperti anak kecil yang kehilangan mainan paling berharga nya yang dicuri oleh orang lain diam-diam dibelakang nya, Maya memukul dada nya berkali-kali sambil berkata ini pasti baik-baik saja.
8 tahun mencintai laki-laki tersebut bukan waktu sebentar, bahkan mengorbankan banyak hal tanpa pernah Mawangsa ketahui.
2 tahun dia mencintai Mawangsa dalam diam, bahkan berkali-kali dia menemui laki-laki tersebut dalam keterpurukan nya, memberikan banyak memori pada laki-laki tersebut tanpa disadari Laki-laki itu.
Bahkan Shinta tahu betul bagaimana hati nya dan pengorbanan nya, bagaimana dia hampir mati beberapa kali hanya untuk menyelamatkan Mawangsa dengan nyawanya.
Lalu bagaimana bisa gadis itu?!.
Maya meraih sesuatu dari dalam tas kecil nya, dia meraih sesuatu didalam sana kemudian menatap benda kecil yang ada di tangan nya itu.
8 tahun pada saat ini semuanya sia-sia.
air mata nya tumpah diiringi rasa sakit yang tidak bisa dia deskripsi kan dengan kata-kata.
Dia terus berjalan sembari terisak sambil berusaha terus berkata didalam hati nya semua pasti baik-baik saja.
Semua sudah berakhir,yah semua sudah berakhir bukan? Lalu kenapa aku harus menangisi semua nya?!.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Shinta Dewiana
kamu kuat maya kamu hebat...hempaskan mereka yg melukaimu...
2023-06-29
0
Yuyun Yunita
😢😭🤧
2023-02-13
0
Fitri ainin Ainin
sepertinya mawangsa salah alamt,dan disaat dia tau kebenarannya pasti mnjadi manusia yg paling brsalah
2023-02-05
0