“Kau bisa menggunakan kamar ini, toiletnya ada di belakang sana. Kalau ada apa-apa, panggil saja kami. Kamar kami ada di ujung lorong.” Vina menunjukkan kamar untuk Luan. Karena belum memiliki tempat untuk bermalam, Vina menganjurkan agar tinggal di rumah mereka untuk sementara.
Meski tidak enak hati, Luan tetap menerimanya. Awalnya ia ingin menolak, ia bisa saja tidur di hutan karena membawa tenda di ranselnya. Namun itu bukanlah ide yang bagus mengingat keganasan monster di luar sana.
Kamar yang ditempati Luan tidaklah buruk. Sebuah ranjang berukuran semi-single yang berada tepat di bawah jendela, lemari pakaian, dan sebuah nakas, cukup sempurna untuk kamar yang ditempati satu orang.
Setelah selesai menaruh barang-barang, Luan berbaring di tempat tidur sambil mengingat kembali apa yang dijelaskan oleh Ben dan Vina tadi.
...***...
Beberapa saat yang lalu...
“Verden...??” Luan merasa heran karena belum pernah mendengar nama planet, bintang, atau benda angkasa lainnya yang bernama Verden.
“Ya Verden, itu adalah nama dunia ini.” Ucap Vina.
Di Verden terdapat empat benua yang mengisi dunia tersebut. Benua tersebut antara lain adalah, Arasia, Aramika, Aftarica, dan Alastra. Dari empat benua tersebut, hanya Benua Arasia dan Aramika yang bisa ditempati. Saat Luan ingin bertanya kenapa, Vina sudah menjelaskannya lebih dulu.
Benua Arasia disebut sebagai benua pusat, karena letaknya berada di tengah-tengah kedua benua dan juga benua ini adalah benua yang terbesar. Kemudian Benua Aramika mendapat julukan sebagai benua hijau. Alasannya karena hampir seluruh benua tersebut merupakan hutan dengan pepohonan yang lebat dan besar-besar.
Kemudian Benua Aftarica atau yang biasa disebut Benua Hitam. Apapun alasannya, kita tidak diperbolehkan mendekati apalagi tinggal di benua ini. Di benua inilah Ras Iblis yang dulu pernah mengacaukan dunia disegel. Di sana terdapat energi kegelapan yang sangat pekat menyelimuti seluruh permukaannya. Hal itu membuat banyak sekali monster-monster berevolusi menjadi mutan.
“Jadi selain menjadi tempat penyegelan, benua itu juga memiliki bahaya yang sangat tinggi. Karena itulah kita dilarang dan tidak mau mendekatinya.” Ucap Vina.
"Bagaimana dengan benua Alastra?" Tanya Luan.
"Benua Alastra bisa dikatakan sebagai benua abu - abu." Jawab Ben
"Abu - abu?" Luan mengerutkan dahinya bingung.
"Benar, hal ini bukan karena ciri khas atau apapun, melainkan karena benua ini sangat misterius dan belum pernah ada yang sampai ke sana." Jelas Vina.
Benua Alastra merupakan benua yang belum pernah terjamah. Hal itu dikarenakan lautan di dekat benua tersebut terdapat monster yang sangat kuat. Terlebih lagi kabut tebal yang mengelilingi benua itu. Membuat semua kapal tersesat.
"Selain itu, Benua Arasia dan Aramika saja kurang lebih hanya sebagian yang sudah berpenghuni. Dan belum sampai sepadat itu hingga harus menjelajahi wilayah baru."
Vina juga menjelaskan, di Verden juga terdapat banyak kerajaan dari berbagai jenis ras yang ada. Kerajaan – kerajaan tersebut diklasifikasikan menjadi 5 jenis atau biasa disebut sebagai 5 Kingdom of Verden. Yaitu, Humania, Elfaria, Animalia, Atlantia, dan Unirasia. Perbedaan dari masing – masing kerajaan dilihat dari siapa yang memimpin.
• Humania Kingdom :
Kerajaan yang dipimpin oleh ras manusia. Kerajaan ini merupakan kerajaan terbesar di dunia. Karena perkembang biakan manusia yang cepatnya sangat tidak masuk akal menurut ras lain. Beberapa kerajaan yang termasuk dalam Kingdom Humania antara lain adalah :
1) Nortisia yang berada di utara
2) Westhornia yang berada di barat
3) Estroia yang berada di timur
4) Blasoutia yang berada di selatan
Itu semua adalah 4 kerajaan terbesar dalam Humania Kingdom. Di tempat lainya juga terdapat kerajaan lain dengan ukuran lebih kecil.
• Elfaria Kingdom :
Kingdom ini merupakan tempat dimana terdapat ras elf dan peri. Ras mereka cenderung lebih suka hidup berkelompok bersama suku asal mereka daripada membangun sebuah kerajaan. Mereka juga sangat menghargai dan menjaga sesama mereka. Oleh karena itu, mereka hanya memiliki sebuah kerajaan besar yang bernama Elfaria di wilayahnya.
Hampir semua ras elf tinggal di Benua Aramika. Oleh karena itulah tempat itu memiliki kekuatan alam yang cukup besar.
• Animalia Kingdom :
Sesuai namanya, kingdom jenis ini merupakan kerajaan ras setengah hewan. Sama seperti Elf, ras setengah binatang juga berada di Benua Aramika. Ras mereka dijuluki sebagai ras terkuat karena kekuatan fisik mereka yang melebihi ras lain. Kerajaan yang termasuk dalam kingdom ini ada dua, yaitu:
1) Clagrowia : Animalia kingdom yang berada di darat
2) Wingskia : Animalia kingdom yang berada di pulau langit.
• Atlantia Kingdom :
Tidak hanya darat dan udara, di laut juga ada kerajaan yang berdiri dan menjalankan pemerintahan di sana. Nama kerajaan tersebeut adalah Atlantia yang termasuk dalam jenis kingdom Atlantia. Kerajaan tersebut dihuni oleh berbagai makhluk bawah air seperti mermaid dan fishman.
• Unirasia Kingdom :
Setelah perang besar yang melibatkan semua ras di seluruh dunia, mereka akhirnya menyadari bahwa persatuan merupakan hal penting. Oleh karena itu mereka memutuskan untuk mendirikan sebuah kerajaan yang menjadi simbol perdamaian dunia, yaitu Kerajaan Unirasia.
Pada umumnya, meski boleh ditempati siapapun. Setiap kerajaan pasti memiliki berbagai peraturan dan kebudayaan sesuai ras asalnya yang membuat ras lain merasa tidak nyaman. Oleh karena itu Unirasia Kingdom dirdirikan, agar setiap ras bisa hidup bebas di sana tanpa perlu merasa terbebani.
Pemimpin kerajaan ini tentunya tidak memandang dari mana ras ia berasal. Namun untuk menghindari perselisihan, Dwarf yang merupakan ras minoritas di dunia dipilih untuk menjadi pemimpin kingdom tersebut. Oleh karena itu kerajaan tersebut menjadi penghasil peralatan tempur dan sihir terbaik di dunia.
“Sampai sini apa kau mengerti?” Tanya Vina yang sudah bercerita panjang lebar. Dari tadi yang bercerita adalah Vina, sedangkan Ben hanya menjelaskan seperlunya.
“Saking banyaknya mungkin aku butuh waktu untuk mencerna semua itu.” Jawab Luan yang merasa kepalanya sudah mencapai batas karena diberi pelajaran ilmu sosial terbaru sebanyak itu. Terlebih ia belum terbiasa menggunakan bahasa mereka.
“Yah, tidak perlu terburu-buru, kau pasti akan memahaminya dan terbiasa seiring berjalannya waktu.” Ujar Ben menyemangati Luan. Ia paham akan kondisi diri Luan yang membutuhkan waktu untuk terbiasa dengan kehidupan barunya selepas hilang ingatan.
“Ah, ternyata sudah malam. Luan, kau belum memiliki tempat tinggal, kan? Bagaimana kalau untuk sementara waktu kau tingal dulu di sini?” Tanpa terasa mereka sudah bercerita sangat lama. Vina mengajak Luan tinggal dirumahnya karena ia tidak memiliki tempat tinggal.
“Iya aku mau, tapi apa aku tidak merepotkan kalian?” Luan agak ragu karena ia sudah terlalu merepotkan mereka berdua sejak tadi.
“Tidap apa, jangan dipikirkan, justru akan lebih menyenangkan jika rumah ini semakin ramai. Baiklah, kalau begitu mari kuantar kau ke kamarmu. Setelah itu kita bisa makan malam.” Ajak Vina ke kamar Luan.
...***...
Kini Luan tengah berpikir terkait apa yang membawanya kesini dan bagaimana caranya ia bisa kembali ke dunia asalnya. Ia mencoba mencari petunjuk dengan mengaitkan semua informasi yang ia dapatkan sampai sekarang. Setelah beberapa saat berpikir, Luan akhirnya menemukan sebuah petunjuk.
“Oh iya, kalau diingat-ingat sebelumnya aku terjatuh ke dalam sebuah lubang yang terbentuk dari ukiran di lantai gua. Jika itu yang membawaku kemari, maka itu seharusnya bisa membawaku kembali.”
Namun kini ia memiliki masalah baru, “Bagaimana cara menemukannya di dunia ini.” Saat Luan bangun juga berada di hutan, dan seingatnya tidak terdapat lingkaran serupa di sana. Ingin sekali dirinya menjelajahi hutan itu, tapi mengingat adanya keberadaan monster di sana ia harus berpikir ulang terkait hal itu.
“Apa aku harus meminta bantuan mereka?” Yang ia maksud adalah Ben dan Vina. Itu tidak salah mengingat bahwa mereka berdualah yang telah menyelamatkannya dan menghabisi semua monster goblin itu. Hanya saja ia merasa tidak enak terus meminta bantuan mereka.
“Mungkin aku harus kembali berlatih.”
Sementara itu di dapur, Vina datang setelah mengantar Luan ke kamarnya. Terlihat Ben duduk di sana sambil memikirkan sesuatu. “Bagaimana menurutmu tentang dia?” Ia bertanya pendapat Vina terhadap Luan.
“Entahlah, tidak ada sesuatu yang spesial, setidaknya dia bukan ancaman untuk saat ini.” Ungkap Vina setelah mengamati Luan beberapa saat. “Tapi kemungkinan kalau dia terlibat terhadap distorsi ruang saat itu sangat tinggi.” Tambahnya seraya menyiapkan makanan.
“Jadi kau juga berpikir begitu, ya” Ben menyandarkan kepalanya, ia masih bingung terhadap identitas Luan. “Pernyataannya yang mengatakan kalau ia hilang ingatan sungguh tidak bisa dipercaya. Dan juga aku belum pernah melihat baju yang seperti itu.”
“Ben, menurutmu siapa dan apa yang terjadi pada anak itu? Kekuatan sihirnya hampir tidak bisa kurasakan, seperti seorang bayi yang baru lahir.” Vina sedikit menilai kekuatan sihir Luan tadi, namun ia hanya merasakan sebuah aliran yang sangat kecil dalam tubuhnya.
Ben menyangga dagunya di atas meja. “Untuk sekarang kita amati saja dia dulu, sebisa mungkin buatlah kesempatan untuk melihat kemampuan aslinya.” Perintah Ben kepada Vina.
“Baiklah,” jawab Vina.
“Apa kau menemukan hal yang janggal lainnya?” Tanya Ben kembali memastikan.
Vina kembali mengingat-ingat. “Tidak ada hal khusus lain... oh iya, ada sedikit jejak sihir pada liontin yang selalu ia bawa.”
“Liontin?? Periksa juga itu, siapa tahu itu adalah jawaban atas semua ini. “
“Baik,” bersamaan dengan itu, hidangan makan malam sudah selesai dibuat oleh Vina. Ia kemudian menatanya di meja dan memanggil Luan untuk ikut makan malam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments