Aku malas sebenarnya membahas masalah laki-laki. Apalagi mereka ga jelas maunya apa. Aku sudah pasrah dengan kuasa Allah. Pokoknya siapa yang datang duluan melamarku itulah yang akan jadi suamiku.
" Kemarin Arin dengar, katanya dia mo ketemu papah sama mamah, lebaran nanti. Apa benar?"
aku hanya mengangguk membenarkan.
"Lalu bagaimana dengan Aditya? Dia kayanya serius sama Ece"
" Gak tahu ah.. pusing.. udah deh..gak usah bahas mereka lagi. Gak penting banget. Siapa yang datang duluan buat melamar. itu yang bakal jadi suamiku " aku lalu menyuruh adiku keluar dari kamarku
" Sholat isya dulu sebelum tidur" adikku mengingatkanku.
" Iya bawel.. " ucapku sambil mendorong adikku untuk keluar dari kamar.
dreeeeeetttt
Aku lihat ponselku bergetar lagi. Ada SMS masuk.
" Neng, besok kita ketemuan ya, Aby tunggu di Ender" aku bingung maksudnya apa coba?
" Gak paham" balasku
" Besok Aby mo kenalin Neng sama orang tua Aby" kubaca balasan itu dengan heran.
" Jam berapa?" tanyaku
" Jam 8" aku berpikir sebentar sebelum membalas ajakan Aditya.
" Baiklah " lalu aku ke luar untuk sholat isya.
Setelah sholat isya. Aku menemui mamah dan papahku.
" Mah, besok Aditya katanya mo ngenalin Nur sama orang tuanya" mamahku tampak kaget.
" Kamu jangan mempermainkan hati laki-laki, gak baik loh" mamah tampak kwatir padaku.
" Kita lihat saja apa yang terjadi besok mah , Jodoh, maut dan rejeki kan sudah ada yang atur, kita manusia hanya bisa ngelakoni apa yang sudah di takdirnya " mamah tampak geleng-geleng kepala mendengar jawaban ku.
" Memang ada apa mah?" tanya papah
" Gak ada apa-apa pah" mamah segera masuk ke kamar dan bersiap untuk tidur.
Seharian kerja memang membuat mereka sudah lelah dan pergi istirahat dengan cepat agar tidak terlambat untuk shahur.
.........
Pagipun datang, cuaca cerah sekali hari ini. Aku ingat kalau punya janji dengan Aditya. Aku segera mandi dan menaiki motorku. Gak memakan waktu lama, aku lihat Aditya sudah menungguku. Aku turun dari motorku dan dia tersenyum padaku.
" Assalamualaikum Neng " dia menyodorkan tangannya untuk aku cium. Dengan malas aku mengikuti kemauan dia.
" Ayo kita berangkat " dia meminta kunci motorku. Aku kaget sesaat. Tampaknya dia datang menggunakan mobil Elf. Aku naik ke boncengan. Dia melajukan motorku ke arah kota Cirebon. Dengan kencang. Aku biasa ngebut tapi kalau ngebut di bonceng orang rasanya was was juga.
Aku memegang besi di belakang jok motorku karena kwatir jatuh. Aditya meminta untuk memeluknya, tapi aku tolak mentah-mentah. Saat tiba di pertigaan berlian, tiba-tiba saja motor yang kami Kendari jatuh, menabrak pengendara motor lainnya. Aditya melajukan motor dengan kencang di belokan dan tidak sanggup mengendalikan sehingga kami jatuh, Untung hanya luka ringan.
Tak lama warga banyak yang berdatangan, tak terkecuali dengan polisi. Motorku di bawa ke kantor polisi. Aku sangat heran dengan Aditya, kenapa dia malah sibuk bilang bahwa dia anak Kiai, bukannya menjelaskan perihal kecelakaan itu. Aku lihat orang yang kami tabrak tidak menggunakan helm dan tidak berspion, tidak punya STNK juga.
" Penjarakan saja Pak polisi" ucapku geram sekali
seumur-umur motorku gak pernah mengalami kecelakaan. Yang lebih bikin marah lagi. semua biaya orang tuaku yang menanggung. Mulai dari tilang polisi , kerusakan motor orang yang kami tabrak, kerusakan motorku, semuanya orang tuaku yang menanggung. Sungguh kurang ajar sekali.
Padahal dia yang mengakibatkab kecelakaan ini. tapi dia tidak mau bertanggung jawab. Aku Lihat dia membawa uang banyak malah dia masukan ke dalam rekening pribadinya, bukannya bayar kecelakaan yang dia sebabkan.
Mulai hari itu aku merasa sangat illfell dengannya. Bahkan pemeriksaan dokter atas dirinya saja, harus papah sayaa yang membayar. Sungguh, segala rasa bercampur aduk.
" Masih belum menikah saja sudah seperti ini, apalagi nanti kalau sudah menikah " bathinku kala itu. Seketika timbul rasa raguku untuk menerima dia sebagai suamiku.
" Aku masuk dulu" ucapku tak perduli dengan panggilan Aditya. Kesal, kecewa dan marah menjadi satu. Sungguh kesal sekali.
Aku tidak tahu bagaimana caranya Aditya pulang ke rumahnya. Karena aku gak perduli sama sekali perihal dia. Setelah mandi dan buka puasa, aku langsung tidur. Lelah sekali rasanya. Janji Aditya yang katanya mo ngenalin aku sama orang tua nya ternyata bohong.
Aku gak perduli lagi dengan hubungan ku dengan laki-laki gak bertanggung jawab itu. Biar saja dia pergi ke laut, dimakan ikan hiu.
Keesokan harinya, kami mulai disibukan dengan persiapan lebaran. Aku sudah melupakan laki-laki bernama Aditya itu. Laki-laki gak guna. Masih kesal rasanya. Papah harus mengeluarkan uang berjuta-juta hanya untuk menebus kesalahan pria brengsek satu itu.
dreeeeeetttt..
Tiba-tiba ponselku berdering
" Ali? mau apa dia?" aku angkat telepon itu dengan malas.
" Assalamualaikum" ucapnya dari sebrang.
" Waalaikum salam, ada apa ya? " jawabku ketus. maklumlah, aku masih kesal masalah kemarin.
" Aku dalam perjalanan ke rumahmu" siap-siap buat jempit yah." aku terperanjat mendengar ucapannya.
" Apa kau bilang?" aku rasanya kaya mimpi ketika dia bilang bahwa dia dalam perjalanan ke rumahmu.
" Kamu serius? " tanyaku lagi, gak percaya dengan pendengaranku.
" Ya lah.. aku sudah di mobil ini, kamu tunggu aku ya" ucapnya bahagia di sebrang sana.
" Telpon aku kalau sudah sampai,nanti aku jemput" aku menutup telponku. Buru-buru aki mencari mamahku, mau menyampaikan perihal kedatangan pak Lurahku itu.
Mamah tampak terkejut juga. " Bagaimana sih kamu ini, nantangin laki-laki, kalau sudah begini, apa yang harus kita lakukan coba? " mamah tampak panik.
" Ya sudah mah, biarkan saja dia datang . Masalah jodohkan sudah diatur sama Allah. Gak mungkin tertukar " Adiku bicara dengan bijaksana.
" Ada apa? kok pada murung" tanya papahku keluar dari kamarnya masih tampak ngantuk.
" Papah kenapa? kok loyo gitu habis tidur" tanya mamahku, keheranan melihat papahku yang tampak lelah sekali.
" Papah mungkin kecapean karena kemarin urusin kecelakaan ece" aku kasihan melihat papahku.
Walaupun kami tidak akur, dan lebih banyak berantem kalau ketemu, tapi aku sayang sama beliau.
Sejak muda merantau ke Arab Saudi dan jauh bersama keluarga. Kini kami sudah besar, akhirnya berkumpul satu keluarga. Tapi kami sering berantem. Papah dan aku sama-sama keras kepala. Wetonnya sama-sama selasa. Katanya artinya api. Jadi bawaannya berantem terus.
" Papah ajah yang bodoh. Mau-maunya bayarin kesalahan orang lain" jawabku sinis. Aku kemarin sudah bilang, biarkan saja Aditya di penjara, biar orang tuanya yang urus kesalahan dia. Tapi papah kekeuh buat bayarin semuanya. Keenakan Aditya saja. Aku masih geram kalau ingat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 242 Episodes
Comments
Defi
jangan2 sengaja lagi Aditya ngebut2an dan kecelakaan biar ditinggalin sama Nur
2023-01-21
1