Keesokan harinya aku bersihkan kamarku, karena lama ga digunakan jadi banyak debu. Aku lihat mamah masih sibuk di warung, melayani pembeli. Pagi-pagi begini memang waktunya untuk sibuk, apalagi lebaran sebentar lagi.
Saat aku beristirahat di kamarku, aku merasa mendengar ada seseorang yang mengucap salam. Aku segera mengambil jilbab instan ku dan membuka pintu. Aku sangat terkejut karena Aditya berdiri di depan pintu sekarang.
" Assalamualaikum Neng , apa kabar? ko ga bilang sama Aby sih. kalau balik ke Cirebon? " aku masih kikuk, ga biasa melihat kehadirannya.
" Siapa Nak?" ku dengar mamahku mendekat dan melihat siapa yang bertamu. mamah terkejut saat melihat Adiya yang datang.
" Masuk Nak, persilahkan duduk tamunya" mendengar perintah mamahku aku baru sadar.
" Silahkan masuk" aku membuka lebar pintu rumahku. Aku duduk di ujung ruang tamuku. Adiya tampak melihatku. Aku kikuk dan canggung. Ini adalah pertemuan pertama sejak aku menyetujui untuk memiliki hubungan dengannya.
Aku tidak tahu, apakah itu namanya cinta atau bukan, yang jelas, dahulu kala, saat aku masih kecil dan dia masih remaja. Aku pernah mengidolakan sosok di depan ku ini.
Dulu dia sangat tampan dan imut, setiap Haulan, dia selalu menjadi tujuan untuk aku lihat secara diam-diam. Tapi sekarang, setelah dia ada di hadapanku dan mengaku memiliki hubungan denganku, aku merasa canggung sekali.
" Neng, kita jalan-jalan yuk. Aby kangen sama kamu" aku merasa aneh ketika itu. kangen? laki-laki ini selalu bilang kangen padaku, tapi gak pernah bilang cinta padaku. aneh kah?
Aku masih terdiam. Aku ingat dengan apa yang disampaikan mamahku kemarin,bahwa keluarga dia cuek dengan mamah papahku saat takziah dulu, saat anggota keluarga nya ada yang meninggal.
" Maafkan saya By, bolehkah saya bertanya?"
" Mo tanya apa?" dia berusaha tersenyum padaku.
" Maaf sebelumnya, apakah Aby sudah bicara dengan keluargamu tentang hubungan kita?" aku melihat dia dengan teliti. Jangan sampai ada kebohongan di wajahnya
" Belum, Maafkan Aby ya Neng. Rencana besok. Aby mo ajak Neng buat ketemu sama Abah dan Umi" dia mengeluarkan sebuah cincin dari sakunya. Lalu memenangkan ke jariku. Aku melirik sekilas cincin perak itu, entah itu mainan atau asli. Aku gak memperdulikan itu. Aku hanya melihat dia tampak gelisah, sembari melihat ke ponselnya terus.
" Ada apa? Ko gelisah lihat ponsel Mulu" tanyaku
" Gak apa-apa Neng. Mau gak jalan-jalan ?"
" tapi kalau kita berdua saja. Neng malu By" jawabku jujur. Apalagi ini adalah pengalaman pertamaku pergi dengan laki-laki.
" Ajak Ceu Riah dan Ceu Faridah saja" sahut mamahku." Pergilah, sambil nunggu buka puasa"
" Baiklah. Neng ajak Ceu Riah sama Ceu Faridah dulu" aku segera keluar dari rumahku dan menuju rumah uwa ku yang ada dibelakang rumahku.
Aku datang dengan mereka berdua. Kami lalu pergi menggunakan motor yang Adiya bawa. Ceu Faridah di depan,Ceu Riah di antara aku dan Adiya. Kami pergi ke pantai Gebang.
Saat sampai di sana,aku langsung bermain dengan kakak sepupuku itu. Aku lihat dari jauh Aditya sibuk menelpon. Dengan pelan-pelan aku mendekatinya. Aku sangat penasaran dengan Aditya. Dia tampak sangat bahagia.
" Iya sayang, nanti malam Aby ke rumahmu ya" mendengarkan hal itu, tanpa menunggu lama, aku langsung memanggil kakak sepupuku untuk segera pulang. Aditya tampak terkejut mendengar terikanku.
"Ceu.. ayo kita pulang sekarang" tanpa mendengarkan Adiya yang memanggil aku terus melangkah menuju motor kami yang di parkir tidak jauh dari tempat kami berada.
" Dasar kurang ajar!! Playboy burik!" aku langsung melempar cincin yang belum satu jam dia pasang di jari manis ku. Aditya tampak panik dan segera mengejarku.
" Cepat pulang sekarang!! " amarah sudah naik di ubun-ubun. merasa dipermainkan laki-laki satu itu.
Dalam perjalanan pulang, kami semua hanya diam. Setelah sampai ke rumah, aku langsung turun dari motor dan masuk kamarku sambil menangis. Mamahku yang melihat kedatanganku, merasa heran dengan sikap ku.
" Ada apa nak Aditya? Kenapa Nur menangis?" kakak sepupuku langsung pulang kerumahnya, sementara aku sudah mengunci pintu kamarku. tak lagi kuhiraukan Aditya yang kini bicara dengan mamahku.
" Saya tidak tahu bu, tiba-tiba saja Nur marah dan minta pulang. Saya aja bingung" ucapnya masih menampakkan kebingungan dimatanya.
" Ya sudah, Nak Aditya pulang saja dulu. nanti ibu yang bicara sama Nur, sebentar lagi juga sudah waktu berbuka puasa" akhirnya dia pulang.
Mamahku langsung masuk dan mengetuk pintu kamarku. Aku membuka pintu dan menyuruh mamahku masuk.
" Ada apa sih? berangkat baik-baik saja,pulang kok malah menangis " mamah memelukku sambil mengusap rambutku dengan penuh kasih sayang.
" Gak apa-apa mah" aku tidak menceritakan kelakuan Aditya yang sayang sayangan di telpon tadi. Aku takut kalau nanti mamah kepikiran dengan masalahku.
" Ya sudah , mandi sana. sebentar lagi mo buka puasa" mamahku keluar dari kamarku.
" Kenapa sama Ceu Ceu?" tanya adiku sambil keluar dari kamarnya.
" Gak apa-apa, ayo bantu mamah siapkan buat buka puasa" adikku mengikuti mamah dan aku ke kamar mandi, menyegarkan badanku.
Setelah mandi, aku dengar ponselku berdering. Aditya meneleponku. Aku malas mengangkatnya. Aku langsung menuju ke meja makan dan buka puasa bersama keluarga ku.
Papah baru pulang dari sawah. Langsung masuk kamar mandi dan minum segelas air lalu melaksanakan sholat Maghrib. Begitulah papah. Dia makanannya nanti, setelah sholat tarawih selesai. Padahal seharian kerja di sawah dan penggilingan padi.
Setelah makan, aku langsung masuk kamarku. Aku lihat banyak panggilan tak terjawab dari Aditya. Aku cuek in aja. masih sakit hatiku rasanya
Dreeeeeetttt
Aku lihat ada pesan SMS masuk,
" Neng, kamu Kenapa sih? ko marah-marah ga jelas gitu sih? Aby punya salah apa?" maafin Aby ya, kalau Aby punya salah. " aku hanya membaca, malas untuk membalasnya.
Saat aku mau meletakkan ponselku,aku lihat pak Lurahku di pondok pesantren meneleponku.
" Assalamualaikum, kamu lagi apa?" tanyanya di sebrang sana.
" Waalaikum salam, lagi baring aja sih.. baru selesai buka puasa." jawabku sambil berbaring di kasur.
" Ya udah, aku pergi tarawih dulu ya. Kamu jangan lupa sholat isya" dia mengucap salam dan menutup telponnya.
Adikku masuk ke kamarku, lalu duduk di kasurku.
" Ece Sebenarnya lagi dekat sama siapa? bagaimana dengan Aditya? Katanya dia serius deh sama ece.. tadi Arin lihat dia kasih cincin sama ece" kata adikku sambil melihat ke arahku.
" Sudah Ceu Ceu kembalikan " adiku tampak terkejut, lalu mendekatiku.
" Ada masalah apa?" selidik nya.
" Tadi, Ceu Ceu dengar,dia sayang sayangan di telpon sama perempuan lain" adikku tampak terkejut melihat mendengar penuturanku.
" Jangan bilang mamah ya, Ceu Ceu takut mamah kwatir. Mamah kayanya ngarep banget Ceu Ceu nikah sama Aditya " aku memegang tangan adikku memohon agar dia gak cerita sama mamah.
" Iya, jangan kwatir. lalu, siapa tadi yang nelpon?" tanyanya lagi.
" Lurah pondokku " jawabku pelan.
" kenapa dia nelpon?" tanya adikku lagi
" cuma tanya kabar dan ingetin sholat" aku menunduk dan memeluk guling ku.
" Hubungan ece sama dia apa?" tanyanya lagi.
" Gak ada apa-apa " jawabku singkat
" Jangan bohong" adiku masih menyelidiki.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 242 Episodes
Comments
Defi
Syukur kamu tahu duluan Nur yang ada kamu digantungin terus sama Aditya
2023-01-21
1