5. Sidang untuk Aini

Hari ini Aku ke kampus, menyerahkan proposalku pada Dosen pembimbing, setelah urusan dengan Dosen selesai, Aku memutuskan untuk ke perpustakaan pusat, mencari buku untuk referensi proposalku, yang tadi mendapatkan banyak koreksi dari dosenku. Itu artinya harus Aku perbaiki lagi.

Saat di perpustakaan Aku bertemu dengan Adrian, ketua AEC ku, laki-laki tampan itu, yang jago bahasa Inggris juga. Dia tampak serius dengan buku yang dia baca, jadi Aku ga mengganggu. Aku sendiri mencari tempat yang agak pojok, agar bisa konsentrasi dengan buku yang akan Aku gunakan untuk referensi.

Setelah merasa cukup, Aku putuskan untuk mengunjungi koperasi mahasiswa yang belum lama ini Aku bergabung di sana. Aku menjadi asisten departemen komunikasi dan informasi. Dibawah kepemimpinan mas Inug sebagai Kepala bagianku.

Walaupun hanya koperasi mahasiswa, tapi struktur organisasi dibuat selayaknya perusahaan.

Ketua koperasi dinamakan Direktur Eksekutif yang bernama Herliana, di bawahnya ada DPO atau direktur pengembangan organisasi, yang di pegang oleh mas Dani, orang Pangandaran. Lalu ada juga DPB atau Direktur Pengembangan Bisnis bernama Ali Syafie.

Aku kesana hanya untuk mengecek, barangkali ada tugas untukku dari Ka Bag Ku. Mas Inu. Saat akan masuk ke tempat biasa kami berkumpul, tanpa sengaja Aku bertemu dengan Direktur Eksekutifku, mas Herli. Dia memanggilku ke ruangannya. Aku yang terheran hanya mengikuti dia saja.

"Silahkan duduk," ucapnya, sambil duduk di kursinya," Bagaimana perkembangan booklet untuk penyambutan mahasiswa baru? apa ada kendala?" Aku duduk dihadapannya. Aku diam sesaat. Entah kenapa, tiba-tiba ada rasa sesak di dadaku.

Laki-laki di hadapanku ini pernah special dihatiku, Aku ingat, bahkan kami pernah pergi ke Baturaden bersama dengan Bibi dan juga Adekku. Ada mitos yang mengatakan, pasangan tidak boleh pergi ke sana, kalau tidak, nantinya akan putus.

Kami tidak bisa dikatakan pasangan, karena tidak pernah ada kata bahwa dia menjadi Aku sebagai kekasihnya. Kami hanya ada hubungan anggota dan Ketua, secara profesional, hanya ada Direktur Eksekutif dan Asisten Ka Bag saja.

Dulu Dia pernah mengajakku ketemu di taman kampus, menanyakan kebenaran tentang selentingan yang mengatakan bahwa Aku suka padanya.

"Tidak kok mas, masa iya saya suka sama Mas Herli? ga mungkinlah. Kita itu bagai langit dan bumi. Saya hanya asisten kecil, Mas Herli seorang Direktur di koperasi Kita. Mana Saya berani?" ucapku kalau itu, dengan gugup dan rasa takut.

Laki-laki itu, kalau sudah dalam lingkup koperasi sangat bersinar dimataku. Apalagi kalo sudah bertemu teman-teman satu haluan, Dia sangat menggebu-gebu kalau sudah bicara tentang koperasi.

Saat itu tanganku terasa sangat dingin, Aku ga berani untuk memiliki perasaan yang lebih dari sekedar teman. Dia terlalu tinggi bagiku. Mungkin ini yang namanya jodoh sudah di atur ya?

Walaupun ada sedikit rasa untuknya, tapi Aku sama sekali ga berani untuk mengakui itu.

"Kalau butuh bantuan, sampaikan saja, nanti Saya tunjuk beberapa teman agar membantu," ucapnya dan menyadarkan diriku dari lamunan.

"Hanya tinggal cetak, angaran Saya rasa sudah cukup, nanti rencana mo ke Jogja bersama Ujang, buat mencari percetakan yang bagus," Aku lihat Mas Herli mengangguk lalu bangkit dari kursinya.

"Ya sudah, kamu boleh keluar," Aku hanya beranjak dari kursiku dan melangkah ke luar. Agak sesak hatimu kala itu. Mengingat Kami pernah berjalan bersama di pinggir jalan, mengingat Kami pernah makan bersama di pinggir jalan. Tapi ga ada keberanian untuk mengakui bahwa itu adalah cinta.

Aku memutuskan untuk pulang saja. Aku pamit sama Mba Endah, bagian administrasi. Aku lelah, dan ga sanggup kalau harus berlama-lama berada satu lokasi dengan Mas Herli. Dengan pelan Aku melajukan motorku ke pondok pesantren tempatku tinggal sekarang.

Saat Aku sampai ke pondok, Aku lihat Pak Lurahku tengah menjaga warung. Aku hanya sekilas melirik Dia. Karena haus, Aku mengajak Aini untuk ke warung, rencana mau beli minuman dingin.

"Wah ada cewek cantik datang," goda salah satu santri putra. Aku hanya mengangguk saja, Aku pikir itu bukan untukku, tapi mengarah pada Aini, karena dia memang gadis yang cantik.

"Sayang ya, kita kalah start. Si cantik sudah ada yang punya," Aku dengar Pak Lurahku itu menyahuti ucapan kawannya.

Saat itu Aku gak ngerti maksud ucapannya apa dan untuk siapa kata-kata itu.

Setelah mendapatkan apa yang Aku mau, Aku dan Aini langsung masuk ke kamarku, rencana mo istirahat. Lelah sekali. Setelah pertemuan dengan Mas Herli tadi, rasanya masih sesak hingga sekarang.

"Apa kalau aku bilang ' ya aku cinta padamu, dia akan menerimaku?' bathinku dilema. Saat Aku merasa akan tertidur, Aku dengar ada suara salam di luar. Itu pak lurah, ada apa dia datang ke kamarku?

"Tolong panggil Nur juga, karena Saya ada perlu dengan kalian berdua," Aku yang mendengar namaku di sebut, langsung ke luar.

"Silahkan duduk," ucapnya dan Dia duduk tepat di depan pintu kamarku dengan menundukkan kepalanya. Aku dan Aini mengikuti instruksi beliau, pemimpin santri di pondok ini.

"Aini, mohon maaf kalau kehadiran Saya disini mengganggu." Dia menjeda ucapannya dan sekilas melirik ke arahku. Aku menunduk karena malu rasanya di lihat oleh laki-laki alim itu.

"Beberapa hari ini, Saya memperhatikan bahwa kamu sering sekali pulang terlambat dan di antar oleh laki-laki, " Aku terkejut mendengar perihal tersebut. Aku melirik ke arah Aini yang hanya menunduk dengan takut-takut.

"Maafkan saya ustadz, Dia teman saya," ucapnya pelan dengan menundukkan kepalanya makin dalam. Aku selama ini ga memperhatikan kebiasaan Aini yang suka pulang terlambat, Aku pikir memang karena dia sibuk dengan kegiatan dia di luar, ga ada masalah sama sekali.

"Kamu dititipkan oleh orang tuamu di pondok ini, karena mereka percaya, bahwa Kami akan menjaga dan mendidikmu menjadi seorang muslimah yang baik. Sebagai seorang santri, rasanya tidak pantas, kalau Kamu selalu pulang terlambat dan di antar laki-laki," ucapnya tegas.

" Dalam Islam, pacaran itu haram," ucapnya lagi.

'Nih orang cemburu apa gimana sih?' bathinku mulai jengah dengan keusilan dia ngurusin hidup orang lain.

" Maaf ustadz, kalau Kita tidak pacaran, lalu bagaimana kita kelak akan menikah?" sanggahku, karena jujur saja, Aku kasihan melihat Aini yang tengah di sidang Pak Lurahku itu.

"Jodoh, maut dan rejeki sudah Allah gariskan untuk umatnya," ucapnya tegas sambil melihat ke arahku, tampaknya dia tidak suka karena Aku memotong ucapannya.

"Maaf sekali lagi. Tapi bukankah sebagai manusia, kita juga berhak untuk berusaha? Pacaran adalah salah satu sarana untuk kita menemukan pasangan kita nanti," Aku tetap kekeuh dengan pendapatku.

"Seorang santri tidak boleh pacaran, Kalian harus fokus dengan belajar. Kalau kelak tiba waktunya, Kalian pasti akan dipertemukan dengan jodoh Kalian," Dia mengatakan semua petuah-petuah memberi nasehat kepada Kami.

Terpopuler

Comments

Defi

Defi

Nur kamu bar2 sekali 🤭, disidang siapa yang jawab siapa

2023-01-21

1

Achi

Achi

Semangat, 💪💪

2022-09-23

1

lihat semua
Episodes
1 1. Pertemuan
2 2. Pindahan
3 3. Aditya
4 4. Bu Nyai
5 5. Sidang untuk Aini
6 6. Ku tunggu lamaranmu Pak Ustadz
7 7. Kedatangan Aditya
8 8. Kecelakaan bersama Aditya
9 9. Mimpi di terkam Harimaw dari wetan
10 9. Mimpi di terkam Harimaw dari wetan
11 10. Kedatangan Harimau dari wetan
12 11. PROV Alimudin
13 12. Keberanian entah datang dari mana
14 13. Kembali ke pondok
15 14. Agustus tiba
16 15. Lomba Agustusan
17 16. Lomba marawis
18 17. Lomba Marawis 2
19 18. Lamaran resmi
20 18. Lamaran resmi
21 19. Lamaran Resmi 2
22 20. Lamaran resmi 3
23 21. Owabong
24 22. POV Alimudin
25 23. Rindu itu menyerang
26 24. Menyebalkan
27 25. Keputusanku
28 26. KKN Kesehatan
29 27. Memaafkan?
30 28. Perpisahan KKN
31 29.Pov Nadya
32 30. Usaha Nadya
33 31. Pov Nur
34 32. Penelitian
35 33. Perpisahan
36 34. Kembali ke Sulawesi
37 35. Nadya Galau
38 36. Persiapan Pernikahan
39 37. Persiapan Mental
40 38. Pernikahan
41 Season 2. Pernikahan Tanpa Cinta 39. Kehidupan setelah menikah
42 40. Godaan Calon Pelakor
43 41. Aksi Nadya yang urakan
44 42. Bisnis Baru
45 43. Godaan Iman
46 44.Nur koma
47 45. Nur dijadikan Tumbal Pesugihan
48 46. Mengembalikan Uang Nadya
49 47. Nur Melahirkan
50 48. Suamiku Telah Berbagi Hati?
51 49. Rencana Balas Dendam
52 50. Ali Tergoda?
53 51. Kemana Rianti?
54 52. Pernikahan Tanpa Cinta
55 53. Kemana Istri dan Anakku?
56 54. Sebuah Petunjuk
57 55. Bertemu Malaikat penolong
58 56. Kehidupan Baru
59 57.Memijit Dipta
60 58. Masa Lalu Dipta
61 59. Ku Lapalkan Doa Untukmu
62 60. Makan Malam Di Luar
63 61. Polisi
64 62. Masuk Rumah Sakit
65 63. Rianti oh Rianti
66 64. Dipta, Sabahatku
67 65. Akhirnya
68 66. Pulang dari rumah sakit
69 67. Pembangunan Pondok pesantren
70 68. Dipta dan Mamahnya bersitegang
71 69. Dipta Membeli Tanah Wakaf Tersebut
72 70. Permohonan Maaf
73 71. Rianti Bunuh Diri
74 72. Papah Rianti Menemui Ali
75 73. Nur Mengamuk
76 74. Membujuk Dipta
77 75. Usaha Menyembuhkan Rianti
78 76. Rencana Pernikahan Rianti dan Dr. Bagas
79 77. Nur Ngambek Lagi
80 78. Kisah Rianti dan Dokter Bagas Dimulai?
81 79. Persiapan Pernikahan
82 80. Pernikahan Rianti dan Dr. Bagas
83 81. Malam Pernikahan
84 82. Pindah Ke Rumah Baru
85 83. Rianti Bercerita kepada Bagas
86 84. Di kampung halaman
87 85. Isi hati Sunia
88 86. Nadya
89 87. Sedih
90 88. Berkunjung Ke Kampung Halaman Besan
91 89. Kembali ke Jakarta
92 90. Ayahnya Rianti Bingung Mencari Istrinya
93 91. Akhirnya pulang juga.
94 92. Dipta Bertemu Soulmatenya
95 93. Bertemu Orang Tua Anjani
96 94. Gak jadi pindahan
97 95. Peresmian Pondok Pesantren
98 96. Ketemu kedua orang tua Anjani
99 97. Izin
100 98. Ragu
101 99. Berjuang Hidup
102 100. Menelpon Ibunya
103 101. Kemana kamu, Mas?
104 102. Resah
105 103. Usaha
106 104. Bersama Bima
107 105. Kebersamaan itu indah
108 106. Gempa Susulan
109 107. Syahdu
110 108. Mengingat Sahabat
111 109. Haruskah?
112 110. Tuhanku!
113 111. Masa Lalu
114 112. Kedatangan Dipta
115 113. Kembali Ke Jakarta
116 114. Bersyukur
117 115. Bertemu Anjani
118 116. Sulitnya
119 117. Dinyatakan Fit
120 118. Sahabat Sejati Tak Pernah Mati
121 119. Masalah
122 120. Baguslah
123 121.Menyelesaikan Masalah
124 122. Makan siang
125 123. Fakta
126 124. Calon Istri Bima
127 125. Usaha Sheila Mendekati Bima
128 126. Geram
129 127. Tuhanku!
130 128. Ok!
131 129. Aneh!
132 130 Ya!
133 131. Dipta Drop
134 132. Syukurlah
135 133. Lamaran Bima
136 134. Baiklah!
137 135. Mempertanyakan
138 136. Sahabat Sejati Yang Selalu Saling Memahami
139 137. Bima oh Bima
140 138. Protes
141 139. Bertanya
142 140. Berita Gembira
143 141. Lebih Baik Mencegah Daripada Mengobati
144 142. Memulai Hidup Baru
145 143. Makan Malam
146 144. Jodoh Itu Sungguh Unik
147 145. Lamaran Resmi
148 146. Minta Tolong Bima
149 147. Dipta Luluh
150 148. Diskusi
151 149. Penolakan
152 150. Gangguan Lagi
153 151. Berjuang Melawan Kedzaliman
154 152. Gangguan di kamar Riyanti
155 153. Pertanyaan Kedua Orang Tua Riyanti
156 154. Ohhh..
157 155. Mempersiapkan Acara Pernikahan Bima dan Sheila
158 156. Wah....
159 157. Bertanya
160 158. Reuni
161 159. Persiapan
162 160. Terharu
163 161. Bersama Nadya
164 162. Konfirmasi
165 163. Akhirnya
166 164. Perbedaan
167 165. Janji Bima
168 166. Pernikahan
169 167. Ya Tuhan
170 168. Berjuang
171 169. Apakah?
172 170. Sadar Mah!
173 171. Pasrahkan Kepada Allah
174 172. Tenanglah
175 173. Yakinlah
176 174. Usaha Dipta
177 175. Memutuskan
178 176. Di usir
179 177. Taaruf
180 178. Mamah!!
181 179. Ya Tuhan
182 180. Perlindungan
183 181. Usaha Yang Gagal
184 182. Astagfirullah
185 183. Usaha Tak Pernah Mengkhianati Hasil
186 184. Dipta Kembali Sadar
187 185. Season Tiga Di mulai
188 186. Zidane Protes
189 187. Aneh!
190 188. Kejutan Besar
191 189. Salah Tingkah
192 190. Pasrah saja lah!
193 191. Gak Mau
194 192. OMG
195 193. Pulang
196 194. Memutuskan
197 195. Izin
198 196. Ayolah sayang!
199 197. Dia Salah
200 198. Berdebar
201 199. Seserahan
202 200. Perkenalan Pertama
203 201. Kedatangan Elena
204 202. Tidur Di Kamar Raffi
205 203. Baiklah
206 204. Kau Jahat!
207 205. Apa itu benar?
208 206. Menyerah?
209 207. Kembali Ke Mesir
210 208. Tidak Mungkin!
211 209. Haruskah?
212 210. Kedatangan Ayahnya Elena
213 211. Pusing sudah!
214 212. Pernikahan Raffi dan Dinda
215 213. Kemarahan Elena
216 214. Ragu
217 215. Malam Pertama
218 216. Perjuangan Yang Tak Sia-Sia
219 217. Masa sih?
220 218. Ulah Elena
221 219. Kesal
222 220. Berusaha Membujuk
223 221. Menginap
224 222. Diskusi
225 223. Keputusan
226 224. Kesadaran Elena
227 225. Berunding
228 226. Aku akan melamarmu
229 227. Abian Abimana yang lucu
230 228. Entahlah
231 229. Berdiskusi
232 230. keputusan
233 231. Kepergian Zidane
234 232. Pekerjaan baru
235 233. Marcella sedih
236 234.Keinginan Shello
237 235. Usaha Shello
238 236. Perjuangan cinta Shello
239 237. Happy Ending
240 Pengumuman novel baru author
241 Promo dan pengumuman novel terbaru autho
242 240. pengumuman novel baru author
Episodes

Updated 242 Episodes

1
1. Pertemuan
2
2. Pindahan
3
3. Aditya
4
4. Bu Nyai
5
5. Sidang untuk Aini
6
6. Ku tunggu lamaranmu Pak Ustadz
7
7. Kedatangan Aditya
8
8. Kecelakaan bersama Aditya
9
9. Mimpi di terkam Harimaw dari wetan
10
9. Mimpi di terkam Harimaw dari wetan
11
10. Kedatangan Harimau dari wetan
12
11. PROV Alimudin
13
12. Keberanian entah datang dari mana
14
13. Kembali ke pondok
15
14. Agustus tiba
16
15. Lomba Agustusan
17
16. Lomba marawis
18
17. Lomba Marawis 2
19
18. Lamaran resmi
20
18. Lamaran resmi
21
19. Lamaran Resmi 2
22
20. Lamaran resmi 3
23
21. Owabong
24
22. POV Alimudin
25
23. Rindu itu menyerang
26
24. Menyebalkan
27
25. Keputusanku
28
26. KKN Kesehatan
29
27. Memaafkan?
30
28. Perpisahan KKN
31
29.Pov Nadya
32
30. Usaha Nadya
33
31. Pov Nur
34
32. Penelitian
35
33. Perpisahan
36
34. Kembali ke Sulawesi
37
35. Nadya Galau
38
36. Persiapan Pernikahan
39
37. Persiapan Mental
40
38. Pernikahan
41
Season 2. Pernikahan Tanpa Cinta 39. Kehidupan setelah menikah
42
40. Godaan Calon Pelakor
43
41. Aksi Nadya yang urakan
44
42. Bisnis Baru
45
43. Godaan Iman
46
44.Nur koma
47
45. Nur dijadikan Tumbal Pesugihan
48
46. Mengembalikan Uang Nadya
49
47. Nur Melahirkan
50
48. Suamiku Telah Berbagi Hati?
51
49. Rencana Balas Dendam
52
50. Ali Tergoda?
53
51. Kemana Rianti?
54
52. Pernikahan Tanpa Cinta
55
53. Kemana Istri dan Anakku?
56
54. Sebuah Petunjuk
57
55. Bertemu Malaikat penolong
58
56. Kehidupan Baru
59
57.Memijit Dipta
60
58. Masa Lalu Dipta
61
59. Ku Lapalkan Doa Untukmu
62
60. Makan Malam Di Luar
63
61. Polisi
64
62. Masuk Rumah Sakit
65
63. Rianti oh Rianti
66
64. Dipta, Sabahatku
67
65. Akhirnya
68
66. Pulang dari rumah sakit
69
67. Pembangunan Pondok pesantren
70
68. Dipta dan Mamahnya bersitegang
71
69. Dipta Membeli Tanah Wakaf Tersebut
72
70. Permohonan Maaf
73
71. Rianti Bunuh Diri
74
72. Papah Rianti Menemui Ali
75
73. Nur Mengamuk
76
74. Membujuk Dipta
77
75. Usaha Menyembuhkan Rianti
78
76. Rencana Pernikahan Rianti dan Dr. Bagas
79
77. Nur Ngambek Lagi
80
78. Kisah Rianti dan Dokter Bagas Dimulai?
81
79. Persiapan Pernikahan
82
80. Pernikahan Rianti dan Dr. Bagas
83
81. Malam Pernikahan
84
82. Pindah Ke Rumah Baru
85
83. Rianti Bercerita kepada Bagas
86
84. Di kampung halaman
87
85. Isi hati Sunia
88
86. Nadya
89
87. Sedih
90
88. Berkunjung Ke Kampung Halaman Besan
91
89. Kembali ke Jakarta
92
90. Ayahnya Rianti Bingung Mencari Istrinya
93
91. Akhirnya pulang juga.
94
92. Dipta Bertemu Soulmatenya
95
93. Bertemu Orang Tua Anjani
96
94. Gak jadi pindahan
97
95. Peresmian Pondok Pesantren
98
96. Ketemu kedua orang tua Anjani
99
97. Izin
100
98. Ragu
101
99. Berjuang Hidup
102
100. Menelpon Ibunya
103
101. Kemana kamu, Mas?
104
102. Resah
105
103. Usaha
106
104. Bersama Bima
107
105. Kebersamaan itu indah
108
106. Gempa Susulan
109
107. Syahdu
110
108. Mengingat Sahabat
111
109. Haruskah?
112
110. Tuhanku!
113
111. Masa Lalu
114
112. Kedatangan Dipta
115
113. Kembali Ke Jakarta
116
114. Bersyukur
117
115. Bertemu Anjani
118
116. Sulitnya
119
117. Dinyatakan Fit
120
118. Sahabat Sejati Tak Pernah Mati
121
119. Masalah
122
120. Baguslah
123
121.Menyelesaikan Masalah
124
122. Makan siang
125
123. Fakta
126
124. Calon Istri Bima
127
125. Usaha Sheila Mendekati Bima
128
126. Geram
129
127. Tuhanku!
130
128. Ok!
131
129. Aneh!
132
130 Ya!
133
131. Dipta Drop
134
132. Syukurlah
135
133. Lamaran Bima
136
134. Baiklah!
137
135. Mempertanyakan
138
136. Sahabat Sejati Yang Selalu Saling Memahami
139
137. Bima oh Bima
140
138. Protes
141
139. Bertanya
142
140. Berita Gembira
143
141. Lebih Baik Mencegah Daripada Mengobati
144
142. Memulai Hidup Baru
145
143. Makan Malam
146
144. Jodoh Itu Sungguh Unik
147
145. Lamaran Resmi
148
146. Minta Tolong Bima
149
147. Dipta Luluh
150
148. Diskusi
151
149. Penolakan
152
150. Gangguan Lagi
153
151. Berjuang Melawan Kedzaliman
154
152. Gangguan di kamar Riyanti
155
153. Pertanyaan Kedua Orang Tua Riyanti
156
154. Ohhh..
157
155. Mempersiapkan Acara Pernikahan Bima dan Sheila
158
156. Wah....
159
157. Bertanya
160
158. Reuni
161
159. Persiapan
162
160. Terharu
163
161. Bersama Nadya
164
162. Konfirmasi
165
163. Akhirnya
166
164. Perbedaan
167
165. Janji Bima
168
166. Pernikahan
169
167. Ya Tuhan
170
168. Berjuang
171
169. Apakah?
172
170. Sadar Mah!
173
171. Pasrahkan Kepada Allah
174
172. Tenanglah
175
173. Yakinlah
176
174. Usaha Dipta
177
175. Memutuskan
178
176. Di usir
179
177. Taaruf
180
178. Mamah!!
181
179. Ya Tuhan
182
180. Perlindungan
183
181. Usaha Yang Gagal
184
182. Astagfirullah
185
183. Usaha Tak Pernah Mengkhianati Hasil
186
184. Dipta Kembali Sadar
187
185. Season Tiga Di mulai
188
186. Zidane Protes
189
187. Aneh!
190
188. Kejutan Besar
191
189. Salah Tingkah
192
190. Pasrah saja lah!
193
191. Gak Mau
194
192. OMG
195
193. Pulang
196
194. Memutuskan
197
195. Izin
198
196. Ayolah sayang!
199
197. Dia Salah
200
198. Berdebar
201
199. Seserahan
202
200. Perkenalan Pertama
203
201. Kedatangan Elena
204
202. Tidur Di Kamar Raffi
205
203. Baiklah
206
204. Kau Jahat!
207
205. Apa itu benar?
208
206. Menyerah?
209
207. Kembali Ke Mesir
210
208. Tidak Mungkin!
211
209. Haruskah?
212
210. Kedatangan Ayahnya Elena
213
211. Pusing sudah!
214
212. Pernikahan Raffi dan Dinda
215
213. Kemarahan Elena
216
214. Ragu
217
215. Malam Pertama
218
216. Perjuangan Yang Tak Sia-Sia
219
217. Masa sih?
220
218. Ulah Elena
221
219. Kesal
222
220. Berusaha Membujuk
223
221. Menginap
224
222. Diskusi
225
223. Keputusan
226
224. Kesadaran Elena
227
225. Berunding
228
226. Aku akan melamarmu
229
227. Abian Abimana yang lucu
230
228. Entahlah
231
229. Berdiskusi
232
230. keputusan
233
231. Kepergian Zidane
234
232. Pekerjaan baru
235
233. Marcella sedih
236
234.Keinginan Shello
237
235. Usaha Shello
238
236. Perjuangan cinta Shello
239
237. Happy Ending
240
Pengumuman novel baru author
241
Promo dan pengumuman novel terbaru autho
242
240. pengumuman novel baru author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!