Pagi ini di hebohkan dengan kemunculan seorang wanita cantik di kantor. Semua mata memandang kagum ke arah perempuan itu. Sungguh mengejutkan kalau ternyata dia muncul di tim perencanaan 1.
“Dia siapa?” tanya Cintya seraya menggerakkan dagu menunjuk perempuan itu. Meminta jawaban dari teman-teman yang menonton perempuan itu juga. Dari tempat duduk mereka, semua bisa tahu apa dan siapa yang sedang berada di dalam kantor ketua tim Astra. Karena dindingnya terbuat dari kaca.
“Entahlah. Apa dia kekasih pak Astra?” tebak Mirna.
“Oh, tidak. Pak Astra itu tidak boleh ada yang memiliki,” kata Cintya tidak setuju. Para karyawan laki-laki melihat dengan mata berbinar ke arah ruangan Astra.
Arin melirik ke arah Kikan. Dia yang tahu Astra dan Kikan punya hubungan asmara, cemas. Perempuan ini memang melihat ke arah dinding kaca ketua tim perencanaan 1. Namun dia langsung melihat ke arah komputernya. Kembali mengerjakan sesuatu di sana. Sepertinya dia tidak ingin membebani pikirannya dengan adanya seorang wanita cantik yang masih misterius itu.
“Semua anggota tim! Masuk ke ruanganku!” teriak Astra di depan pintu ruangannya. Semua menoleh bersamaan. Lalu bersama-sama bergerak ke ruangan Astra.
Dari dekat. Perempuan itu tampak makin cantik. Wajah dan tubuh wanita ini sangat bagus. Apalagi saat dia tersenyum. Semuanya lengkap sudah.
“Perkenalkan anggota tim baru kita, Ruby,” kata Astra memperkenalkan wanita itu. Mereka semua mengangguk menerima berita baru ini. Para pria senyum-senyum melihat perempuan cantik itu.
Arin menipiskan bibir dan mendelik ke Rangga. Pria itu langsung menarik senyumannya.
“Ini Kikan. AE kita,” ujar Astra memperkenalkan Kikan. Kepala Kikan mengangguk. Lalu memberi senyuman menyambut perkenalan ini
Perempuan itu mengulurkan tangan.
“Oh, aku Ruby. Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik. Aku sudah dengar soal reputasimu," kata Ruby. Kikan menerimanya dengan suka cita.
"Kikan. Aku harap begitu," sahut Kikan.
“Kita berkumpul di ruang rapat. Kita akan rapat sekarang,” kata Astra.
“Baik!” sahut mereka serempak.
“Kita harus rapat sekarang?” tanya Ruby saat semua orang bergerak keluar dari ruangan Astra.
“Ya. Jadwal kita memang sebentar lagi adalah rapat,” sahut Astra.
“Haruskah langsung rapat saat aku baru saja datang ke sini?” tanya Ruby masih dengan sikap santainya. Kikan masih bisa mendengar semua itu karena dia berjalan paling akhir keluar dari ruangan.
Kikan mengerutkan dahi. Telinganya menangkap sesuatu yang aneh. Sikap wanita itu bukan seperti layaknya karyawan baru pada umumnya. Dia seperti merasa percaya diri saat bicara ataupun berdiri. Seperti yakin bahwa dia pasti tetap akan di beri perhatian lebih oleh semua karyawan ZEUs.
Siapa sebenarnya wanita ini? Kenapa dia tiba-tiba muncul sebagai Anggota tim yang baru?
**
Rapat soal proyek tim perencanaan 1 berlangsung. Kali ini adalah produk kecantikan yang sudah sangat populer. Mereka ingin membuat iklan untuk produk baru mereka.
Satu persatu anggota mengusulkan ide untuk iklan tersebut. Wanita itu, Ruby memperhatikan mereka dengan serius.
“Aku rasa tidak ada ide bagus sama sekali dari yang kalian,” kata Ruby mengejutkan. Semua menoleh pada wanita ini bersamaan. “Bukankah begitu, Astra?” tanya Ruby sambil tersenyum. Kini ia menengok pada Astra. Ekspresi dingin sesaat barusan langsung berubah tatkala melihat Astra.
“Bukan tidak ada ide bagus Ruby,” kilah Astra. Ada rasa senang saat Astra membela mereka. Namun mereka kesal lagi saat Ruby kembali bicara.
“Benarkah? Aku rasa kamu harus lebih menajamkan feeling mu. Dari ide mereka, aku tidak menemukan satu kesan istimewa, luxury. Mereka ... “ Sungguh mengejutkan Ruby mampu mengemukakan ide-ide mereka dengan kelebihan dan kekurangan. Dimana kekurangannya lebih banyak menonjol.
Semua kagum sekaligus sebal.
Jika yang bicara itu adalah Astra ketua tim, mungkin mereka menerima semua kritikan-kritikan itu, tapi ini dia. Wanita yang baru hari ini, bahkan baru beberapa menit yang lalu masuk ke dalam perusahaan dan menjadi anggota tim mereka. Mereka merasa tersakiti.
Kikan hanya diam memperhatikan. Dia belum bicara sama sekali.
Siapa wanita ini berani menganalisis semua ide anggota? Bukankah justru biasanya dia yang sedang di kritik oleh senior yang lebih punya banyak pengalaman?
Kikan melihat perempuan itu tanpa menunjukkan bahwa ia sedang menyelidik.
Sepertinya dia bukan orang biasa.
“Tunggu. Apa kalian merasa aku tidak pantas mengkritik kalian?” tanya Ruby menyadari bahwa semua anggota sedang menatapnya dengan tidak bersahabat.
“Ruby,” panggil Astra lembut. Wanita itu menoleh pada Astra. “Mereka terkejut karena kamu melakukannya tepat saat kamu baru diterima menjadi anggota tim ini,” jelas Astra mewakili semua. Dia mengingatkan soal dirinya yang baru saja bergabung dalam tim.
Bola mata Ruby meneliti mereka satu persatu. Entah kenapa mereka merasa tertekan di pandang seperti itu.
“Jadi aku masih belum boleh mengkritik mereka?” tanya Ruby seperti putri innocent yang akan rapuh saat di protes.
“Bukan seperti itu,” ujar Astra tampak kerepotan menjelaskan pada perempuan ini.
“Bukannya aku juga berhak mengatakan kesalahan-kesalahan dari ide mereka?” tanya Ruby seperti enggan mengalah. Semua menipiskan bibir geram.
Mungkin tampak seperti pecundang tatkala kita kalah saat di kritik. Padahal memang belum tentu pendapat kita benar. Bisa saja kritikan itu tujuannya meluruskan, tapi tetap saja jika orang baru yang belum jelas siapa langsung mengkritik.
“Iya, tapi untuk hari ini kamu bisa tidak melakukannya. Kamu cukup melihat dan mendengarkan saja,” kata Astra menenangkan.
“Hhh ... Aku tidak paham. Terserah deh. Kalau Astra yang mengatakannya, aku harus pasrah.” Ruby melipat tangan. Dia patuh dengan perkataan Astra.
Kikan mengerjap. Perempuan ini makin aneh. Apa hubungannya dengan Astra? Siapa dia bisa dengan tenang bersikap seenaknya.
Pintu ruang rapat terbuka tiba-tiba. Sungguh mengejutkan karena biasanya tidak ada yang boleh mengganggu saat ada rapat. Namun dengan mudah pintu itu terbuka sekarang.
“Selamat pagi semuanya.”
Ternyata itu presiden direktur. Semua langsung berdiri dengan panik. Tidak menduga bahwa presdir mereka muncul di tengah-tengah rapat.
“Selamat pagi, Pak.” Semua membungkuk memberi salam.
“Papa?” ucap Ruby.
Semua menoleh pada Ruby. Papa?
“Ah, Ruby putriku," sahut Presdir seraya melebarkan tangannya menyambut kedatangan Ruby.
Putri?
Perempuan itu bergerak ke presiden direktur dan memeluknya. Semua saling bertatapan. Jadi wanita ini putri presiden direktur perusahaan ZEUs?
______
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Khasanah Mar Atun
astra di jodohkan sm ruby ya. oh kikan poor you..
2022-09-11
2
iis
𝐚𝐩𝐚 𝐚𝐬𝐭𝐫𝐚 𝐚𝐝𝐚 𝐡𝐮𝐛𝐮𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐫𝐮𝐛𝐢
2022-09-10
0
Theresia Setyawati
hhhhhmmmm jadi akan kalah dengan putri pemilik perusahaan...begitu...?
2022-08-07
1