Bab. 2 Ulang tahun yang sepi

Langit sudah berwarna merah saat rapat sudah tim perencanaan 1 berakhir.

 

“Sekian rapat kali ini, silakan kalian bersenang-senang. Bukannya ini malam minggu?” kata Astra yang mengakhiri rapat dengan senyuman manis di bibirnya. Ini membuat karyawan wanita mleyot tidak karuan.

 

“Pak Astra. Ini kan malam Minggu, Bapak tidak ada dating malam ini?” tanya Mirna iseng. Perempuan pertama yang jadi anggota fans club Astra forever_ begitu nama fandom yang di sebut bibir-bibir di kantor.

 

Suara bergemuruh dari tiga karyawan wanita di tim satu terdengar. Kecuali Kikan tentunya. Meskipun begitu, dia tidak terganggu akan adanya keributan oleh penggemar Astra. Para pria menipiskan bibir mendengar itu. Mereka merasa terasingkan jika itu menyangkut ketua tim perencanaan, Astra.

 

“Tidak. Aku hanya ada acara keluarga saja,” kata Astra melirik ke arah Kikan yang masih mengerjakan sesuatu di laptopnya samar. Perempuan ini tersenyum di dalam hati. Sepertinya mereka merencanakan kencan malam ini.

 

“Yah ... Masa’ Pak Astra yang ganteng ini hanya mengikuti acara keluarga saja, sih. Kan malam Minggu di habiskan sama kekasih. Pak Astra pasti punya kekasih, kan?” Si paling bontot Arin berceloteh.

 

Cintya dan Mirna ikut tersenyum mendengarkan pertanyaan itu. Mereka juga penasaran soal itu.

 

“Kenapa ngurusi orang sih? Biarpun Pak Astra menghabiskan malam minggu sama adiknya juga kenapa kalian yang ribet?” dengus Rangga. “Enggak perlu di dengerin si Arin ini, Pak. Jadi orang kok kepo banget.”

 

Arin mencebikkan bibirnya.

 

“Ih, Rangga jutek,” tuding Cintya membela Arin. Rangga menggeram.

 

“Sudah. Enggak apa-apa. Iya saya memang hanya berkumpul dengan keluarga,” kata Astra sambil tersenyum jenaka.

 

Suara laptop di tutup terdengar dari kursi Kikan. Perempuan itu beres-beres untuk pulang. “Aku pulang dulu ya, semuanya!” pamit Kikan setelah semua dikemasi.

 

“Lagi ada janji dengan kekasih, Ki?” tanya Cintya.

 

“Enggak,” sahut Kikan sembari tersenyum. “Sudah ya. Daahhh ...” Semua melambaikan tangan membalas Kikan.

 

Pandangan Astra tertuju pada Kikan yang menjauh. Ia pun ingin menyusul perempuan itu.

 

“Aku juga pulang dulu. Kalau kalian, masih ingin berkumpul di sini?” tanya Astra memandangi satu persatu anggota timnya.

 

“Ya enggaklah, Pak. Kita juga malam mingguan,” kata Rangga. Astra tersenyum.

 

“Bukannya kamu jomblo, ya?” Telunjuk Mirna menunjuk ke Rangga dengan sombong. Dia sengaja melakukan itu.

 

“Meskipun gitu, emangnya aku harus di rumah saja?” kilah Rangga lalu segera menjauh dari mereka.

 

Astra pun menjauh dari mereka yang masih berdebat soal jomlo.

 

**

 

“Apa saya sudah bisa menghidangkan makanan yang sudah di pesan, nona?” tanya pelayan resto kepada Kikan yang duduk sendirian di meja.

 

“Dia belum datang. Bisa tunggu sebentar lagi?” pinta Kikan dengan wajah dibuat tenang.

 

“Oh, baiklah. Anda bisa memanggil kami jika teman Anda sudah datang.” Pelayan itu undur diri untuk menjauh.

 

Ini sudah sembilan kalinya Kikan melihat jam di arlojinya. Ini juga sudah kesekian kalinya ia menghubungi ponsel Astra, tapi pria itu belum muncul. Bahkan tidak mengangkat panggilan ponsel darinya.

 

Terakhir mereka berpisah dengan melempar kode untuk bertemu di tempat ini. Bahkan Astra juga sudah memesan makanan dan minuman untuk makan malam mereka berdua. Namun sampai saat ini, pria itu tidak muncul.

 

Drrt, drrt. Ponsel bergetar. Ada pesan dari Astra.

 

“Maafkan aku, Kikan. Adikku demam. Jadi aku tidak bisa kesana karena mengantar adikku ke klinik. Maaf tidak bisa menemani malam ulang tahunmu. Ku harap kamu tidak kecewa.”

 

Kikan langsung menekan tombol panggil pada nomor kontak Astra. Tidak langsung di angkat. Namun beberapa menit kemudian, Astra menerimanya.

 

“Ya, Kikan," sahut Astra di seberang.

 

“Astra. Lebih baik aku berangkat ke klinik tempat adikmu di rawat. Aku bisa menemani kamu di sana sekarang. Aku ...” Kikan berdiri seraya bersiap berangkat. Dia tidak peduli dengan ulangtahunya.

 

“Tidak. Tidak apa-apa. Aku bisa menemani adikku sendiri. Kamu tidak perlu ke sini,” kata Astra.

 

“Tapi Astra ... Aku cemas.” Kikan bersikeras untuk mendatangi tempat Astra.

 

“Aku tahu. Besok aku akan ke rumahmu. Jadi kamu telepon saja teman-teman kantor atau siapa saja untuk bisa menghabiskan makanan yang sudah aku pesan."

 

“Astra ...,” mohon Kikan agar Astra menyetujui dirinya mendatangi pria itu.

 

“Tidak apa-apa, Kikan.” Kaki Kikan berhenti melangkah. Ia duduk kembali dan mendengarkan Astra bicara. “Selamat ulang tahun, sayang ... Semoga kamu selalu sehat. Ke depannya karirmu juga makin sukses. Bahkan melebihi aku,” ucap Astra lembut.

 

Kikan tersenyum haru mendengar ucapan pertambahan usianya yang ke 21 tahun ini dari sang kekasih.

 

“Jangan lupa juga doain kita selalu langgeng, Astra,” rengek Kikan.

 

“Oh, iya. Aku lupa itu.” Astra tergelak ringan. “Semoga ...”

 

“Kak Astra ...,” suara adik perempuan Astra terdengar memanggil.

 

“Sudah ya. Adikku memanggil. Dia pasti butuh bantuanku. Kalau sudah selesai makan dengan teman-teman, cepat pulang. Bye. Mmuaah ...”

 

Setelah kecupan barusan, sambungan telepon terputus.

 

“Hh ... “ Kikan menghela napas. Dia tidak bisa melakukan apa-apa selain menikmati malam bertambah usianya dengan sendirian. Sedih tapi Astra tidak bisa di salahkan. Ia harus maklum.

 

Ponselnya berdering lagi. Kikan sudah berharap itu Astra, tapi ternyata Arin. Kikan punya ide untuk mengajak perempuan itu makan bersamanya.

 

“Ya, Arin. Kamu bisa datang ke tempatku?” tanya Kikan langsung. Arin terkejut.

 

“Dimana?” tanya Arin yang lupa tujuan dia menelepon Kikan.

 

“Resto Dcost. Kamu bisa datang dengan temanmu.”

 

“Tapi aku tidak punya uang untuk makan di sana, Kak,” ungkap Arin jujur.

 

“Tidak. Kamu tidak perlu mengeluarkan uang. Cukup kamu datang dan menghabiskan makanan.”

 

“Benarkah?” tanya Arin terdengar bahagia.

 

“Aku tidak akan bohong,” sahut Kikan yakin. "Cepat datang, aku tunggu ya ..."

Terpopuler

Comments

Khasanah Mar Atun

Khasanah Mar Atun

astra....kamu tidak lg menduakn kikan kan?

2022-09-11

0

iis

iis

𝐤𝐚𝐥𝐰 𝐬𝐨𝐚𝐥 𝐦𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐭𝐚𝐧𝐩𝐚 𝐛𝐚𝐲𝐚𝐫 𝐛𝐚𝐤𝐮 𝐣𝐚𝐠𝐨 𝐧𝐲𝐚 🤭

2022-09-10

0

Theresia Setyawati

Theresia Setyawati

baru baca niyh author Lady .. hhhhhmmmm...aq mulai meragukan Astra....Semoga cuma pemikiran ku..

2022-08-07

3

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!