Takdir Cinta Kikan

Takdir Cinta Kikan

Bab. 1 Tim perencanaan 1

PROMO

...----------------...

Suasana ruang rapat di bagian tim perencanaan 1 terlihat begitu berbeda. Jika biasanya orang-orang rapat akan berwajah tegang dan penuh dengan aura tertekan karena mereka saling mengemukakan pendapat, tapi di tim ini ... rapat bagaikan sebuah Fansign.

 

Tampak seorang anggota tim sedang menatap Astra yang sedang menjelaskan proyek baru tim perencanaan perusahaan ZEUs ini. Bola mata perempuan itu tampak mengagumi pria di depan sana.

 

Kikan yang tidak sengaja melihat itu, tersenyum geli. Karena tidak hanya satu orang saja yang seperti itu, bahkan semua anggota berjenis kelamin perempuan di tim perencanaan 1 ini menatap Astra dengan tatapan seperti itu. Tatapan kagum.

 

Mungkin hanya dirinya saja yang tidak memandang Astra seperti itu. Bukan berarti pria tampan itu bukan tipenya. Itu semua karena ...

 

Rapat telah usai. Semua keluar dari ruangan rapat dengan berkeluh kesah. Jika biasanya orang lain akan senang jika rapat berakhir, mereka justru sedih. Karena itu berarti mereka tidak bisa lagi menatap wajah idola mereka, ketua tim perencanaan 1, Astra.

Kaki Kikan berhenti berjalan saat merasakan ponselnya bergetar.

 

“Tangga.” Ada pesan masuk di ponsel Kikan. Pesan itu muncul tepat saat ia keluar dari pintu ruang rapat.

 

“Ayo, Kak Kikan. Kakak tidak makan siang?” tanya Arin. Junior yang dekat dengannya.

 

“Ya. Sebentar lagi. Kamu bisa ikut mereka makan siang. Jangan menungguku,” kata Kikan pada Arin yang berumur lebih muda darinya.

 

“Oh, baiklah. Apa kakak mau titip beli?” tawar Arin.

 

“Tidak usah. Aku akan keluar sendiri nanti."

 

“Oh, baiklah. Aku makan siang dulu, ya ...”

 

“Oke," sahut Kikan. Arin melambaikan tangan dan pergi dengan dua orang anggota tim lainnya.

 

Setelah seluruh anggota pergi, Kikan menunduk melihat ponselnya. Tangannya bergerak mengetikkan sesuatu di layarnya.

 

“Oke. Aku bersiap,” balas Kikan. Seulas senyum terlihat di bibirnya. Sepertinya pesan tadi begitu menggembirakan.

 

***

 

Kikan turun lewat tangga. Dia tidak menggunakan lift untuk turun. Dengan mengandalkan pegangan tangga, Kikan turun melewati anak tangga satu persatu dengan hati-hati. Sekarang ia sedang memakai heels.

 

“Aku datang ...,” ujar Kikan seraya berbisik. Kepalanya celingukan seraya sesekali menunduk karena takut salah pijak anak tangga. “Halo ....” Karena tak kunjung muncul, Kikan kembali bersuara. “Hall ... Aah!” Mulut Kikan di bekap oleh seseorang dari belakang.

 

“Ssst ... Tenang Kikan. Ini aku ...” Seseorang memeluk tubuh Kikan dari belakang seraya berbisik dengan lembut di dekat telinganya. Itu suara seorang pria. Setelah yakin bahwa Kikan sudah tenang, pria itu melepaskan bekapan pada mulut perempuan itu, juga pelukan di tubuhnya.

 

Tubuh Kikan langsung berbalik.

 

“Ih, kamu ini. Bikin kaget saja, Astra,” ujar Kikan seraya memukul dada pria itu pelan karena geregetan. Ia benar-benar terkejut tadi.

 

Pria itu tertawa renyah.

 

“Wajahmu sungguh manis saat terkejut,” goda Astra seraya menowel dagu Kikan. Perempuan ini menipiskan bibir.

 

“Kamu memang pandai menggoda," tuding Kikan seraya menunjuk wajah Astra dengan jenaka. Lalu ia tersipu juga akhirnya. Astra melebarkan lengannya. Kikan pun kembali mendekatkan tubuhnya agar bisa di peluk pria ini. Mereka berpelukan manja.

 

Ya. Kikan tidak perlu seperti rekan-rekan perempuan satu tim atau dari tim lainnya. Ia sudah bisa memiliki hati pria ini. Jadi Kikan tidak perlu mencari perhatian Astra. Mereka sudah menjadi sepasang kekasih hampir satu tahun.

 

Tidak ada yang tahu soal hubungan ini karena mereka memang merahasiakannya. Karena ada larangan ada hubungan asmara dalam satu kantor. Kalaupun ada, mereka akan meminta salah satu dari mereka untuk keluar dari perusahaan. Astra dan Kikan akan mempublikasikan hubungan mereka setelah menikah nanti.

 

Ada pasal-pasal yang tidak mengijinkan hubungan asmara berada di perusahaan demi kelancaran bekerja.

 

***

 

Langkah Kikan di percepat. Sesuai perjanjian, setelah pulang bekerja, Astra menunggunya di belokan jalan utama. Tidak terlalu jauh dari perusahaan, tapi tetap aman karena jarang yang lewat sana.

 

“Kak Kikan!” panggil Arin mengejutkan. Kikan terpaksa berhenti karena Arin mengejarnya dan berdiri tepat di depannya.

 

“Ah, Arin. Ada apa?” tanya Kikan menyembunyikan kegugupannya dengan cepat.

 

“Ternyata benar Kak Kikan. Kakak mau kemana?” tanya Arin yang masih ingin bicara dengannya.

 

“Tentu pulang. Kamunya enggak pulang?” tanya Kikan balik. Ingin gadis ini segera pergi karena ada Astra yang sebentar lagi datang.

 

“Iya. Hei, itu Pak Astra.” Arin kegirangan. Kikan menipiskan bibir dengan cemas. Astra rupanya tidak melihat keberadaan Arin karena berada di dekat pohon.

 

Kikan sudah mengirimkan pesan pada Astra, tapi pria itu sudah muncul dan menyapanya.

 

“Ayo naik, Kikan," panggil Astra membuat Arin melongok terkejut.

 

"Pak Astra?" Arin terkejut saat tahu itu adalah pria idola di tempat mereka bekerja. Astra juga terhenyak kaget melihat ada karyawan lain selain kekasihnya.

 

"Ah, Arin. Halo." Astra pun menyapanya dengan ramah. Selain ketampanannya, Astra juga terkenal dengan keramahannya. Pria ini sungguh komplit dan sempurna sebagai seorang idola.

 

"Bapak ... mengajak Kak Kikan?" selidik Arin seraya melihat Kikan dan Astra bergantian. Menurutnya ada yang ganjil di sini. Astra tersenyum. Tidak segera menjawab karena perlu memikirkan jawaban apa yang akan di lontarkan.

 

"Bagaimana ini?" tanya Kikan tanpa suara. Hanya bibirnya saja yang bergerak-gerak. Astra tahu itu.

 

"Ya. Aku memang mengajak Kikan karena ada yang harus kita bicarakan soal proyek iklan terbaru yang kita garap," kata Astra menemukan jawaban.

 

Astra adalah ketua tim perencanaan 1. Dia punya alasan untuk itu. Sementara Kikan adalah Account Executive (AE). Dia yang bertanggung jawab untuk mengelola hubungan bisnis dengan klien. AE juga berperan dalam menghubungkan vendor dengan kliennya. Tugas dari AE adalah mencari tahu mengenai keinginan klien.

 

"Oh, ya. Saya mengerti, Pak." Arin tersenyum. Dia sempat salah sangka tadi. Namun akhirnya mengerti bahwa itu adalah masalah pekerjaan.

 

"Ayo Kikan," ajak Astra.

 

"Ya, baik. Arin, aku pergi dulu ya ... Pak Astra sudah menunggu," kata Kikan yang maju mendekat pada Arin untuk berpamitan.

 

"Oke, oke. Lain kali kakak pulang bareng aku, ya ... Kita akan bersenang-senang." Arin memang mengatakan ingin mengajak Kikan untuk makan-makan sepulang kerja. Kikan pikir itu bercanda. Makanya dia tidak ingat soal itu.

 

"Oke." Kikan menowel pipi juniornya itu. Lalu melambai tangan dan masuk ke dalam mobil Astra.

..._____...

...Novel Baru...

 

Terpopuler

Comments

Riaaimutt

Riaaimutt

hadir 🙋‍♀️

2023-12-30

2

Oh Dewi

Oh Dewi

Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu wajib searchnya pakek tanda kurung dan satu novel lagi judulnya Caraku Menemukanmu

2023-03-15

0

MA⏤͟͟͞RGIE💖💞

MA⏤͟͟͞RGIE💖💞

mampir sini sambil nunggu Luna dan pak Ian deh...

2022-12-02

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!