# 3

Nadin yang melihat suaminya akan mendekat segera mengmbil gunting yang kebetulan ada di meja itu.

"Jangan mendekat, atau gunting ini akan menancab ke siapapun yang berani mendekat" ancam Nadin dengan tatapan jijik ke suaminya

Adnan terdiam di tempat dia takut kalo sang istrinya benar-benar melakukan itu.

"Kau tau mas, aku di sana kerja mati-matian tanpa gaji yang seharusnya, demi keluarga kecil kita, tapi ini balasanmu?"

"Wah ada mantu miskin nih.... " ucap ibu mertua yang entah datang darimana

"Ya aku memang miskin harta, namun aku tidak miskin hati" ucap Nadin lantang

"Ga sopan kamu" hardik sang ayah mertua sembari melayangkan tangannya.

Plak. Tangan sang ayah mertua mendarat sempurna di pipi kirinya.

"Hahaha...... " tertawa seperti orang gila

"Hebat, hebat sekali, ada kyai besar sekaligus pemimpin pondok pesantren terkenal yang di hormati, dan di agung-agungkan oleh banyak masyarakat, namun malah membela kelakuan sang anak yang jelas melanggar aturan agama"

Tak ada air mata yang keluar dari mata Nadin.Nadin sudah terlalu sakit untuk hanya mengeluarkan air mata.

"Oh aku tau, apa jangan-jangan anda ini hanya kyai gadungan yang tak punya ilmu namun gila hormat?" ejek Nadin ke ayah mertuanya

Plak. Sang suami kembali menamparnya.

"Ayo mas tampar lagi biar aku mati sekalian, biar kalian puas" menyodorkan pipinya

"Nadin mas minta maaf.... " ada sedikit rasa sesal di kalimatnya

"Adnan jangan gila kamu, ga sepantasnya kamu mengemis maaf dari dia" ucap ibunya

"Bener itu mas, mending ceraiakan saja orang gila itu" ucap Fani, istri barunya

"Iya mas benar kata mereka, ceraikan aku yang miskin dan tak berguna ini.... " ucap Nadin

"Ayo Nan cepetan ucap talak" desak sang ibu

"Diam" bentak Adnan

Semuanya terdiam.

"Aku ga akan pernah menceriakan Nadin sampaikapan pun.... " tegasnya

"Terserah kamu mas, aku sudah muak dengan semua ini"

Nadin segera membenarkan kerudungnya lalu mengambil tasnya dan berjalan meninggalkan ruangan itu.

"Nadin tunggu... "

"Ngapain sih mas, masih ngarepin perempuan kaya dia, kan sudah ada aku yang lebih cantik dan kaya.... "

"Ga usah di kejar Nan, ntar besar kepala dia" ucap ayahnya

Nadin terus melangkah hingga pintu utama.

Brak. Nadin membanting pintu itu. Para santri yang kebetulan sedang lewat terperanjat kaget. Nadin sama sekali tidak peduli, tekadnya sudah bulat dia ingin pergi dan bercerai dari suaminya.

......................................

Nadin terus berjalan tanpa tujuan, sampai terdengar suara azan maghrib.

Nadin berhenti di salah satu musola untuk menunaikan kewajibannya.

Selesai solat, Nadin memohon ampunan atas apa yang telah di lakukannya.Setelah hati dan pikirannya tenang, Nadin berjalan kembali, rencananya malam ini dia akan menginap di hotel saja.

Ta mungkin baginya untuk pulang ke rumah ibunya, karena perjalanannya butuh waktu lama, dan tubuhnya juga butuh istirahat.

Saat berjalan melewati gang yang gelap dan sepi, Nadin mendengar suara perempuan minta tolong.

"Tolong, siapa pun tolong saya...."

"Kaya ada yang minta tolong... " guman Nadin

Nadin berbalik ke gang yang sepi dan gelap. Dia mencoba mencari sumber suara.

Suaranya semakin jelas. Nadin terus melangkah hingga ia melihat dua orang preman yang sedang mengepung seorang perempuan muda yang mengenakan baju super minim, secara samar, karena hanya ada sebuah lampu berukuran 5 wat yang berwarna kuning, sebagai penerangnya.

"Tolong, siapa pun tolong saya.... "

"Haha, teriaklah sekeras-kerasnnya, tidak ada yang akan menolongmu nona manis.... " suara laki-laki

Nadin bersembunyi di balik gerobag sampah, melihat apa yang akan di lakukan oleh dua preman itu.

"Nona mending temenin kita senang-senang yu.... "

Menoel dagu si wanita.

"Cih ga sudi.... " meludahi si preman

"Ah kamu semakin menggoda, sikat bang..."

"Siap.... "

Kedu preman itu berusaha melecehkan wanita itu.

Nadin langsung keluar dari persembunyian nya, dia tak akan membiarkan dua preman itu melecehkan sang wanita.

Buk. Nadin menendang salah satu preman hingga tersungkur.

"Wah, rupanya ada pahlawan ke malaman nih"

Buk. Nadin menendang bagian organ vital preman satunya.

"Akhhh, sial.... "

Nadin tak menyia-nyiakan kesempatan itu, dia langsung menarik perempuan muda itu untuk pergi.

Namun sialnya, preman yang tadi tersungkur, sudah bisa bangun dan langsung mengejar keduanya.

Lari preman itu cepat sekali hingga ia sudah dapat menyamai langkah Nadin dan perempuan muda itu.

"Hai cantik mau kemana?" hadang preman bertubuh cungkring itu

"Gimana ini mba.... " panik si perempuan muda

"Aku akan mengalihkan perhatiannya, kamu nanti langsung lari dan telpon polisi.... " bisik Nadin

Perempuan muda itu hanya ngangguk.

Nadin segera memasang kuda-kuda. Ya Nadin memiliki ilmu beladiri yang jarang di ketahui orang.

"Sini maju bang kalo berani, masa sama perempuan ga berani.... " sengaja memancing amarah

"Banyak cingcong....." melayangkan bogem mentah

Nadin segera menangkap tangan sang preman, lalu memelintir nya ke belakang. Saat sang preman kesakitan, Nadin memberi kode ke perempuan muda itu untuk kabur.

Nadin menjadikan preman itu sebagai pelampiasan amarahnya ke sang suami dan keluarganya.

"A... aaaa..... "

Bruk, Nadin menendang nya. Alhasil preman itu tersungkur lagi.

Teman nya sudah berhasil menyusul, dia langsung tak terima ketika melihat temanya kalah dengan perempuan seperti Nadin.

Jleb.

Preman itu menusuk perut Nadin dengan pisau yang di sembunyikan di balik jaketnya.

Darah segar langsung mengucur dari perut Nadin. Namun Nadin belum merasa kesakitan. Dengan sisa tenaganya dia memukul bagian perut preman itu dengan kayu.

Ui ui ui...

Suara sirene polisi, kedua preman itu langsung berlari dengan menahan sakit.

Bruk. Nadin pingsan.

................

Entah jam berapa ini, Nadin mulai sadar dari pingsannya.

"Jam berapa ini..... " gumannya

Nadin mencoba bangkit, namun bagian perut nya terasa perih.

"Au.... "

Ceklek. Seseorang membuka pintu.

"Nadin kamu sudah sadar?"

"Pergi, jangan mendekat, dasar brengsek.... " terik Nadin

Buk buk buk. Nadin melempari orang itu dengan barang yang ada di sekitarnya.

"Nadin tolong jangan begini, mas minta maaf..... " ucapnya memohon

Ya dialah sumai Nadin, Adnan.

Nadin berhenti melempari suaminya, ketika melihat suster datang.

Suster itu sedikit kaget ketika melihat ruangan yang berantakan.

Nadin hanya nyengir, canggung.

Untungnya suster itu tidak bertanya kenapa ruangannya berantakan.

"Alhamdulillah mba udah sadar, ada keluhan mba?" tanya suster itu

"Perut saya perih sus...... "

"Iya lah kan ke tusuk, periksa dulu ya mba.... "

"Hehe, ia sus... "

Suster itu memeriksa Nadin secara menyeluruh.

"Sus boleh minta tolong, usirin laki-laki yang ada di samping pintu?" berbisik

"Loh bukanya dia suami mba?"

"Mantan sus bukan suami, tolong ya sus, soalnya dia mengganggu"

"Siap, jika dia memang menganggu kenyamanan mba.... "

Terpopuler

Comments

blecky

blecky

buang sja smpahnkyak lelaki modal terong kukus

2022-10-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!