"Jangan marah seperti itu, kita me time yuk," ucap Melvin kali ini dengan tiba-tiba.
Sementara bagi Marsha sendiri, dia merasa bahwa masalahnya belum selesai. Bahkan dirinya merasa bad mood karena hari yang kurang baik hari ini. Mama Diana yang terang-terangan tidak suka kepadanya hingga tekanan untuk mendapatkan momongan. Sungguh, hati Marsha terasa begitu sakit rasanya.
Marsha memilih diam, wanita itu memilih beranjak ke tempat tidurnya. Pikirnya sebagai wanita, dia membutuhkan penyelesaian masalah terlebih dahulu. Setidaknya Melvin menyadari di mana kesalahannya. Akan tetapi, mungkin Melvin yang terlampau cuek sehingga pria itu dengan mudahnya merayap di atas ranjang dan menindih tubuh Marsha begitu saja.
"Main sebentar yuk Ayang? Mumpung suamimu di rumah," ucap Melvin kali ini.
Kedua tangan Marsha begitu sigap menahan dada Melvin supaya tidak menindihnya sepenuhnya.
"Ayang, kamu gak ingin bilang apa-apa ke aku?" tanya Marsha kali ini kepada suaminya itu.
Setidaknya Melvin mau meminta maaf dengan tulus. Meminta maaf untuk perkataan Mama Saraswati yang melukai hati Marsha kali ini. Itu adalah harapan Marsha. Akan tetapi, Melvin terlihat menggelengkan kepalanya. Pria itu justru mengikis jarak wajahnya yang hanya sejengkal dengan Marsha. Tanpa permisi, Melvin melabuhkan bibirnya tepat di atas bibir Marsha.
Mencumbu bibir istrinya itu dengan ciuman, pagutan, dan lu-matan yang hangat dan basah. Nafas Melvin terasa begitu menggebu hingga bibirnya menghisap lipatan bawah bibir Marsha dengan begitu dalamnya.
Merasa bahwa Marsha yang tak terlihat menanggapi, Melvin pun menelusupkan lidahnya. Menerobos masuk dan merasakan sensasi hangat di dalam rongga mulut Marsha. Lidah itu memberi usapan di sana. Menari-nari di dalam sana bahkan membelit lidah Marsha. Seakan Melvin bergerak dengan begitu bersemangat dan tak segan untuk melahap habis bibir Marsha.
"Kita selesaikan malam ini yah?" ucap Melvin sembari mengurai ciumannya sejenak.
Merasa tidak begitu mood, Marsha hanya bersikap defensif dan membalas ciuman Melvin semampunya. Akan tetapi, nyatanya Melvin begitu bersemangat. Hingga pria itu menggigit bibir Marsha, dan melu-mat bibir Marsha dengan begitu bersemangat.
Bahkan jari-jari tangan Melvin kini bergerak dan meloloskan kancing piyama yang dikenakan Marsha dengan begitu cepatnya. Tangannya meremas area dada Marsha dengan tekanan yang serupa, bibirnya memberikan kecupan basah dari bibir, leher, hingga sembulan buah persik milik Marsha.
"Ayang," pekik Marsha saat merasakan bibir dan lidah Melvin yang menginvansi buah persiknya.
"Hmm, I want you tonight, Ayang," balas Melvin kali ini.
Entah dorongan dari mana. Biasanya Melvin pulang dengan keadaan capek dan tidur begitu saja. Akan tetapi, kali ini Melvin justru berinisiatif mengajak Marsha bermain-main. Pun pria itu mengatakan bahwa malam ini dirinya menginginkan Marsha.
Tangan Melvin bergerak dengan liar dan melepaskan begitu saja pengait dari balik punggung Marsha. Sehingga memperlihatkan buah persik milik Marsha yang begitu ranum dan tampak menggoda.
Bak tak sabaran, Melvin membawa satu buah persik milik Marsha untuk masuk dalam rongga mulutnya. Mengu-lumnya, menghisapnya, dan memberikan gigitan kecil di puncak buah persik itu. Tidak membutuhkan waktu lama puncak buah persik telah menegang, basah, dan juga sedikit bengkak.
Melvin lantas melucuti pakaiannya yang tersisa. Pria itu tampak melepaskan celana berbentuk segitiga yang dia kenakan. Mempertunjukkan pusakanya yang sudah berdiri dan terlihat begitu menantang.
Melvin kemudian membantu Marsha untuk duduk, dan pria itu membawa pusakanya untuk masuk ke dalam rongga mulut Marsha. Meminta dengan diam kepada istrinya untuk bisa memuaskannya dengan permainan mulutnya.
"Ah, Ayang," racau Melvin sembari menekan kepala Marsha.
Beberapa kali Melvin meracau hingga menggeram. Permainan Marsha begitu melenakannya. Membuat Melvin memejamkan matanya dan menahan kepala Marsha untuk memperdalam permainannya.
Bahkan Melvin tidak melihat bagaimana susah payahnya Marsha saat ini. Yang ada justru Melvin ingin berlama-lama menikmati permainan bibir Marsha. Hingga Marsha nyaris tersedak barulah Melvin membawa pusakanya keluar dari rongga mulut Marsha.
Setelah itu, Melvin mengusap dengan jari telunjuknya lembah di bawah sana yang sudah lembap. Memberikan usapan dengan jari naik dan turun, bahkan beberapa kali tangan Melvin memukul pantat Marsha dengan telapak tangannya.
Melihat Marsha yang terengah-engah, Melvin lantas mengambil posisi di antara kedua paha Marsha. Pria itu menyatunya pusakanya dengan cawan surgawi milik Marsha. Menghentak dengan begitu cepat.
"Oh, Ayang," racau Melvin lagi dan lagi.
Pria itu kian kehilangan batas kesabarannya saat mengguncang tubuh Marsha dengan hujamannya yang kasar dan keras di saat yang bersamaan. Memberikan tusukan dengan begitu kuatnya, tidak menghiraukan rintihan Marsha sekarang ini.
Yang Melvin lakukan adalah terus bergerak, memuaskan hasratnya dengan gelora yang sudah begitu membara. Tidak dipungkiri permainan panas seperti ini seakan menjadi vitamin tambahan bagi Melvin yang setiap hari bekerja keras. Suntikan vitamin seperti ini membuat Melvin rileks dan terfokus untuk menggapai puncak asmara.
"Ya Tuhan," ucap Melvin lagi.
Seakan pria itu tidak memberikan waktu bagi Marsha untuk menikmati permainan ini. Melvin bergerak dengan semakin liar. Tusukan dan hujaman di bawah sana kian menguat dan kacau. Entah berapa kali ini Melvin meremas puncak dada Sara dengan kuat, hingga terasa ngilu rasanya.
Di batas akhirnya, Melvin menggeram. Tubuh pria itu bergetar dengan rubuh begitu saja di atas tubuh polos Marsha.
Usai mencapai puncaknya, Melvin lantas menggulingkan badannya di sisi Marsha. Pria itu menarik selimut untuk menutupi tubuh polos keduanya. Tanpa berucap apa-apa lagi, rupanya Melvin tengkurap dan begitu mudahnya pria itu terlelap.
Sementara Marsha kian sakit hati rasanya. Bukan penyatuan seperti ini yang dia inginkan. Penyatuan di mana bukan tubuhnya yang menyatu, tetapi juga hatinya. Ironis memang, jika beberapa pekan yang lalu Marsha sempat menginginkan untuk bersatu dengan Melvin. Akan tetapi, setelah seperti ini yang tersisa hanya rasa sakit.
Rasa sakit di tubuhnya dengan cara Melvin yang memperlakukannya dengan kasar, tetapi juga hatinya. Wanita membutuhkan kelemahlembutan dan perhatian. Akan tetapi, lihatlah dengan mudahnya Melvin tertidur begitu saja.
Marsha melihat bangkit dari ranjang dan mengguyur badannya di atas air shower yang hangat. Wanita itu seakan membersihkan jejak-jejak permainan panas mereka. Marsha meneteskan air matanya, merasa Melvin hanya membutuhkan untuk memakainya begitu saja dan kemudian meninggalkannya tidur tanpa ada rasa bersalah sama sekali.
Bukan hubungan suami istri seperti ini yang Marsha inginkan. Lagian semua masalah tidak bisa diselesaikan dengan penyatuan suami dan istri. Marsha ingin suaminya itu menyentuhnya dengan lembut, dengan sepenuh hati, dan juga hati dan jiwa mereka juga bertaut satu sama lain. Perlakuan Melvin yang seperti ini justru membuat Marsha kian sakit hati rasanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 319 Episodes
Comments
Adelia Rahma
jangan kan Marsha daku aja kalau di perlakukan begitu sakit..
karena gak ada lembut lembutnya cuma ingin pelepasan aja udah buat Melvin
2022-08-03
1
Nany Setyarsi
kalo sudah kayak gitu,bukan selesai masalah nya, mu GKI. akan betambah sakit hati Marsha . kamu gk peka Melvin sama marsha
2022-08-02
2
Dinarkasih1205
kasihan marsha😭
2022-08-02
2