~SELAMAT PAGI HATI YANG BERSIH~
💓💓💓
**
Qaza melihat Dila dan langsung merebut pisau itu.
" Apa yg kamu lakukan Dila.” Ucap Qaza sambil memegang pisau itu.
" Lepasin." Ucap Dila yang memberontak.
" Gak Dila, sadar kamu."
" Aku sadar mas."
" Dila cukup, ingat anak kamu."
" Kamu Awan sama aja mas, sama-sama egois."
" Apa yang kamu bicarakan."
" Gak ada yang perlu dibicarakan."
" Tolong please aku mohon, jangan nekat kita bisa bicarakan ini baik-baik."
" Gak lepasin aku." Ucap Dila emosi yang sangat memberontak.
Teriakan Dila terdengar oleh Awan dan Sinta pagi ini.
" Mama." Ucap Awan kemudian mendekati Dila.
" Apa yang Mama lakukan, Awan mohon Ma jangan nekat."
" Hiks..hiks..hiks.." Dila hanya menangis kemudian berkata:
" Kamu sama aja sama Papa kamu, egois dan mau menang sendiri lalu buat apa Mama hidup."
" Gak Ma, Awan bisa jelasin." Ucap Awan yang khawatir.
" Mama jangan kaya gini mahh." Ucap Sinta yang tadi sudah melihat.
" Pergi kamu Sinta." Ucap Dila sambil mendorong.
" Sudah Dila, cukup." Ucap Qaza.
" Sinta tau Mama gak bisa menerima Sinta, tapi Sinta mohon tolong mahh jangan lukai diri Mama." Ucap Sinta khawatir.
" Kamu dengar apa yang dikatakan Sinta." Ucap Qaza.
Sinta terdiam dalam rintihan tangisannya.
" Kalian semua sama aja, sama-sama egois dan tak pernah peduli dengan perasaanku. Awan kamu sebagai anak Mama, rasanya kamu bukan anak Mama." Batin Dila.
Dila memberontak semakin kuat lalu berhasil kabur dari mereka, Dila keluar.
" Mama." Panggil Awan.
" Dila." Qaza juga memanggil.
" Mama." Batin Sinta.
Dila berlari-lari menuruni anak tangga kemudian..!
Brakkkkkkk takkk takkk.. Dila terjatuh dari tangga sampai ke bawah.
" Dilaaa.." Teriak Qaza shock.
" Mama.." Ucap Awan juga terkejut, kemudian Qaza dan Awan mendekati Dila.
" Dila, bangun sayang." Ucap Qaza yang terus menepuk badan Dila.
" Ma bangun Ma, Pa kita harus bawa Mama ke rumah sakit."
" Iya kamu bener, ya udah Pato..Pato.." Panggil Qaza.
" Ada apa tuan?"
" Siapkan mobil, saya mau bawa yonya ke rumah sakit."
Qaza pun menggendong Dila, sedangkan Awan mengatakan pada Sinta.
" Kamu sebaiknya cepat ke sekolah."
" Tapi aku mau ngantar Mama Kak."
" gak usah kamu ke sekolah aja."
" Tapi..?" Belum selesai Sinta bicara Awan sudah pergi dengan mobilnya.
**
David dan kawan-kawan sedang di parkir sekolah.
Sedangkan Lili yang dari tadi menunggu Naawa belum juga datang.
" Naawa kemana sihh, kok belum datang."
Sinta dan yang lainnya juga sudah sampai, sama seperti David.
" Ehh tuh kann geng-nya David." Ucap Foni.
" Ouhh iya." Ucap Sinta.
" Kesana yuk." Ajak Vania.
Mereka pun mendekati David dan teman-temannya.
" Ngapain lo semua kesini." Ucap David ketus.
" Gak papa, cuma mau bareng aja." Ucap Foni.
" Bareng sama kita ngapain." Sahut Denis.
" Ya ampun Den sinis banget." Ucap Vania.
" Ya kalau gak mau ya gak papa, gak usah sewot." Ucap sinta lalu pergi.
" Ee.. Sinta lo mau kemana?" Ucap Foni.
" Tuhh Sinta pergi gara-gara lo nihh." Tunjuk Vania Ke Denis dan mereka pun pergi.
Tapi entah kenapa hari ini Denis malas bareng sama David, dan dia duluan ke kelas.
" Eeh tu anak main nyelonong aja kaga ngajak-ngajak." Ucap Dito.
David hanya memandang temannya yang dua itu.
" Apa gue harus bicara ama anak baru itu, biar gue bisa tau." Batin David.
**
" Apa Naawa sakit lagi yahh, hari ini dia gak masuk mending aku tanya sama guru aja dehh." Ucap Lili dan keluar kelas karena buru-buru, Lili tidak sengaja menginjak kaki Denis yang berdiri di pinggir.
" Aihhmmm, kaki gue." Ucap Denis, Lili yang melihat pun.
" Maaf-maaf gue gak sengaja." Ucap Lili, saat Lili melihat orang yang kakinya dia injak.
" Denis."
" Lili."
" Ya ampun Den maaf yahh aku gak sengaja, mana yang sakit biar aku obatin." Ucap Lili.
" Ee.. gak usah gak usahh, udah gak papa kok." Ucap Denis.
" Bener gak papa." Ulang Si Lili lagi.
" iya bener gue gak papa."
" Kalau gak papa, aku pergi dulu yahh." Ucap Lili yang langsung meninggalkan Denis.
" Ehh tunggu Li." Ucap Denis tapi tidak didengar oleh Lili karena buru-buru kemudian Denis berkata lagi:
" Kok Lili kaya buru-buru gitu yahh." Denis mengikuti Lili, ternyata Lili ke kantor guru.
" Ngapain Lili ke kantor." Intip Denis diluar jendela kantor.
Sedangkan Lili yang didalam kantor.
" Ouhh gitu ya pak."
" Iya Lili, memang ada apa?"
" Gak papa kok pak." Sahut Lili.
Lili pun keluar, saat Lili keluar Denis tidak sadar jadi dia terus mengintip. Sedangkan Lili sudah keluar, melihat Denis Lili jadi bingung.
" Ngapain ni anak ngintip-ngintip." Batin Lili.
" Lo ngapain ngintip." Tanya Lili yang membuat Denis kaget.
" Ehh Lili sejak kapan lo keluar."
" Dari tadi."
" Masa, kok aku gak lihat."
" Kamu ngintip yahh." Ucap Lili dengan lantang dan keras.
" Li ya ampun Li.. suuuut." Ucap Denis sambil memperagakan jari tangan telunjuknya di bibir.
" Apa lo suut suut, berarti bener dong lo ngintip."
" Siapa yang ngintip." Ucap Denis bohong.
" Tadi.."
" Geer banget, emang kalau berdiri disini ngintip lo apa." Ucap Denis.
" Yeee.." Lili pun meninggalkan Denis.
**
Entah kenapa aku dari tadi gak bangun, mungkin karena capek atau semacamnya. Saat aku bangun, aku melihat jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi. Aku tersentak kaget.
" Ya ampun aku telat sekolah."
Aku buru-buru turun mau mandi namun tiba-tiba Mami masuk, Mami melihat aku seperti dikejar hantu.
" Kamu ngapain Naw " Tanya Mami.
" Sekolah." Ucapku yang dari tadi sibuk memilih baju.
Tiba-tiba Mami menarik tanganku, dan berusaha merebahkanku lagi ke kasur.
" Mam, Mami apa yang Mami lakukan." Ucapku.
" Kamu istirahat aja dulu." Suruh Mami.
" Tapi Naawa mau sekolah Mami."
" Kamu baru tadi malam sakit, udah hari ini kamu istirahat dulu makanya tadi Mami sengaja gak bangunin kamu."
" Tapi nanti aku ketinggalan pelajaran Mam."
" Iya, tapi kan kamu bisa minta salinan sama temen udah pokoknya hari ini kamu istirahat."
" Ya ampun Mam, Naawa sakit perut tadi malam bukan pagi ini."
" Udah Naawa jangan ngebantah Mami, cepat berbaring."
" Tapi Mam."
" Berbaring." Mata mami melotot ke arahku sambil jarinya menunjuk ke kasur aku pun menurut.
" Iya-iya."
Kemudian aku berbaring yang di jaga sama Mami.
" Makanya jangan membantah." Ucap Mami.
" Tapi kan Naawa bukan anak kecil lagi."
" Apa susahnya sihh dengerin Mami ngomong." Tangan Mami sambil jewer telingaku.
" Aduhhh Mam, sakit." Ucapku sambil memegang tangan Mami yang menjewer telingaku.
" Biarin, biar kamu tau rasa." Ucap Mami.
" Iya iya, Naawa bakalan nurut sama Mami janji." Baru Mami mau melepas tangannya
**
Dila diperiksa sama dokter.
" Gimana dok istri saya." Tanya Qaza.
" Istri bapak mengalami pendarahan di otak."
" Apahhh." Qaza pun kaget.
**
*Masih dalam tahap revisi bacaan, maaf yahh.
~SELAMAT MEMBACA~
💓💓💓
🌹BERSAMBUNG🌹*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Luna piena
Sinta nih punya 2 kepribadian ya? di rumah sama di sekolah beda. di sekolah bikin kesel di rumah malah kasian
2022-08-20
2