Part 13

~SELAMAT PAGI HATI YANG BERSIH~

💓💓💓

**

Qaza melihat Dila dan langsung merebut pisau itu.

" Apa yg kamu lakukan Dila.” Ucap Qaza sambil memegang pisau itu.

" Lepasin." Ucap Dila yang memberontak.

" Gak Dila, sadar kamu."

" Aku sadar mas."

" Dila cukup, ingat anak kamu."

" Kamu Awan sama aja mas, sama-sama egois."

" Apa yang kamu bicarakan."

" Gak ada yang perlu dibicarakan."

" Tolong please aku mohon, jangan nekat kita bisa bicarakan ini baik-baik."

" Gak lepasin aku." Ucap Dila emosi yang sangat memberontak.

Teriakan Dila terdengar oleh Awan dan Sinta pagi ini.

" Mama." Ucap Awan kemudian mendekati Dila.

" Apa yang Mama lakukan, Awan mohon Ma jangan nekat."

" Hiks..hiks..hiks.." Dila hanya menangis kemudian berkata:

" Kamu sama aja sama Papa kamu, egois dan mau menang sendiri lalu buat apa Mama hidup."

" Gak Ma, Awan bisa jelasin." Ucap Awan yang khawatir.

" Mama jangan kaya gini mahh." Ucap Sinta yang tadi sudah melihat.

" Pergi kamu Sinta." Ucap Dila sambil mendorong.

" Sudah Dila, cukup." Ucap Qaza.

" Sinta tau Mama gak bisa menerima Sinta, tapi Sinta mohon tolong mahh jangan lukai diri Mama." Ucap Sinta khawatir.

" Kamu dengar apa yang dikatakan Sinta." Ucap Qaza.

Sinta terdiam dalam rintihan tangisannya.

" Kalian semua sama aja, sama-sama egois dan tak pernah peduli dengan perasaanku. Awan kamu sebagai anak Mama, rasanya kamu bukan anak Mama." Batin Dila.

Dila memberontak semakin kuat lalu berhasil kabur dari mereka, Dila keluar.

" Mama." Panggil Awan.

" Dila." Qaza juga memanggil.

" Mama." Batin Sinta.

Dila berlari-lari menuruni anak tangga kemudian..!

Brakkkkkkk takkk takkk.. Dila terjatuh dari tangga sampai ke bawah.

" Dilaaa.." Teriak Qaza shock.

" Mama.." Ucap Awan juga terkejut, kemudian Qaza dan Awan mendekati Dila.

" Dila, bangun sayang." Ucap Qaza yang terus menepuk badan Dila.

" Ma bangun Ma, Pa kita harus bawa Mama ke rumah sakit."

" Iya kamu bener, ya udah Pato..Pato.." Panggil Qaza.

" Ada apa tuan?"

" Siapkan mobil, saya mau bawa yonya ke rumah sakit."

Qaza pun menggendong Dila, sedangkan Awan mengatakan pada Sinta.

" Kamu sebaiknya cepat ke sekolah."

" Tapi aku mau ngantar Mama Kak."

" gak usah kamu ke sekolah aja."

" Tapi..?" Belum selesai Sinta bicara Awan sudah pergi dengan mobilnya.

**

David dan kawan-kawan sedang di parkir sekolah.

Sedangkan Lili yang dari tadi menunggu Naawa belum juga datang.

" Naawa kemana sihh, kok belum datang."

Sinta dan yang lainnya juga sudah sampai, sama seperti David.

" Ehh tuh kann geng-nya David." Ucap Foni.

" Ouhh iya." Ucap Sinta.

" Kesana yuk." Ajak Vania.

Mereka pun mendekati David dan teman-temannya.

" Ngapain lo semua kesini." Ucap David ketus.

" Gak papa, cuma mau bareng aja." Ucap Foni.

" Bareng sama kita ngapain." Sahut Denis.

" Ya ampun Den sinis banget." Ucap Vania.

" Ya kalau gak mau ya gak papa, gak usah sewot." Ucap sinta lalu pergi.

" Ee.. Sinta lo mau kemana?" Ucap Foni.

" Tuhh Sinta pergi gara-gara lo nihh." Tunjuk Vania Ke Denis dan mereka pun pergi.

Tapi entah kenapa hari ini Denis malas bareng sama David, dan dia duluan ke kelas.

" Eeh tu anak main nyelonong aja kaga ngajak-ngajak." Ucap Dito.

David hanya memandang temannya yang dua itu.

" Apa gue harus bicara ama anak baru itu, biar gue bisa tau." Batin David.

**

" Apa Naawa sakit lagi yahh, hari ini dia gak masuk mending aku tanya sama guru aja dehh." Ucap Lili dan keluar kelas karena buru-buru, Lili tidak sengaja menginjak kaki Denis yang berdiri di pinggir.

" Aihhmmm, kaki gue." Ucap Denis, Lili yang melihat pun.

" Maaf-maaf gue gak sengaja." Ucap Lili, saat Lili melihat orang yang kakinya dia injak.

" Denis."

" Lili."

" Ya ampun Den maaf yahh aku gak sengaja, mana yang sakit biar aku obatin." Ucap Lili.

" Ee.. gak usah gak usahh, udah gak papa kok." Ucap Denis.

" Bener gak papa." Ulang Si Lili lagi.

" iya bener gue gak papa."

" Kalau gak papa, aku pergi dulu yahh." Ucap Lili yang langsung meninggalkan Denis.

" Ehh tunggu Li." Ucap Denis tapi tidak didengar oleh Lili karena buru-buru kemudian Denis berkata lagi:

" Kok Lili kaya buru-buru gitu yahh." Denis mengikuti Lili, ternyata Lili ke kantor guru.

" Ngapain Lili ke kantor." Intip Denis diluar jendela kantor.

Sedangkan Lili yang didalam kantor.

" Ouhh gitu ya pak."

" Iya Lili, memang ada apa?"

" Gak papa kok pak." Sahut Lili.

Lili pun keluar, saat Lili keluar Denis tidak sadar jadi dia terus mengintip. Sedangkan Lili sudah keluar, melihat Denis Lili jadi bingung.

" Ngapain ni anak ngintip-ngintip." Batin Lili.

" Lo ngapain ngintip." Tanya Lili yang membuat Denis kaget.

" Ehh Lili sejak kapan lo keluar."

" Dari tadi."

" Masa, kok aku gak lihat."

" Kamu ngintip yahh." Ucap Lili dengan lantang dan keras.

" Li ya ampun Li.. suuuut." Ucap Denis sambil memperagakan jari tangan telunjuknya di bibir.

" Apa lo suut suut, berarti bener dong lo ngintip."

" Siapa yang ngintip." Ucap Denis bohong.

" Tadi.."

" Geer banget, emang kalau berdiri disini ngintip lo apa." Ucap Denis.

" Yeee.." Lili pun meninggalkan Denis.

**

Entah kenapa aku dari tadi gak bangun, mungkin karena capek atau semacamnya. Saat aku bangun, aku melihat jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi. Aku tersentak kaget.

" Ya ampun aku telat sekolah."

Aku buru-buru turun mau mandi namun tiba-tiba Mami masuk, Mami melihat aku seperti dikejar hantu.

" Kamu ngapain Naw " Tanya Mami.

" Sekolah." Ucapku yang dari tadi sibuk memilih baju.

Tiba-tiba Mami menarik tanganku, dan berusaha merebahkanku lagi ke kasur.

" Mam, Mami apa yang Mami lakukan." Ucapku.

" Kamu istirahat aja dulu." Suruh Mami.

" Tapi Naawa mau sekolah Mami."

" Kamu baru tadi malam sakit, udah hari ini kamu istirahat dulu makanya tadi Mami sengaja gak bangunin kamu."

" Tapi nanti aku ketinggalan pelajaran Mam."

" Iya, tapi kan kamu bisa minta salinan sama temen udah pokoknya hari ini kamu istirahat."

" Ya ampun Mam, Naawa sakit perut tadi malam bukan pagi ini."

" Udah Naawa jangan ngebantah Mami, cepat berbaring."

" Tapi Mam."

" Berbaring." Mata mami melotot ke arahku sambil jarinya menunjuk ke kasur aku pun menurut.

" Iya-iya."

Kemudian aku berbaring yang di jaga sama Mami.

" Makanya jangan membantah." Ucap Mami.

" Tapi kan Naawa bukan anak kecil lagi."

" Apa susahnya sihh dengerin Mami ngomong." Tangan Mami sambil jewer telingaku.

" Aduhhh Mam, sakit." Ucapku sambil memegang tangan Mami yang menjewer telingaku.

" Biarin, biar kamu tau rasa." Ucap Mami.

" Iya iya, Naawa bakalan nurut sama Mami janji." Baru Mami mau melepas tangannya

**

Dila diperiksa sama dokter.

" Gimana dok istri saya." Tanya Qaza.

" Istri bapak mengalami pendarahan di otak."

" Apahhh." Qaza pun kaget.

**

*Masih dalam tahap revisi bacaan, maaf yahh.

~SELAMAT MEMBACA~

💓💓💓

🌹BERSAMBUNG🌹*

Terpopuler

Comments

Luna piena

Luna piena

Sinta nih punya 2 kepribadian ya? di rumah sama di sekolah beda. di sekolah bikin kesel di rumah malah kasian

2022-08-20

2

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Eps 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Bab 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Eps 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Bab 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!