~SELAMAT PAGI MY BABY~
💮💮💮
**
Aku baru saja kembali, setelah bermain lama bersama Haero. Aku pulang mengendarai motor, tetap selalu memakai masker.
Saat aku ingin naik motor, tiba-tiba handphone ku berbunyi.
Tut tut..
Tut tut..
Tertera nama Lili, aku pun mengangkatnya.
" Halo ada apa Li." Ucap Naawa.
" Akhirnya lo angkat juga Wa."
" Iya, emang kenapa yah?"
" Gue nyariin loh tadi disekolah."
" Emang lo nyariin gue."
" Yaiyalah masa gak, sama temen sama temen sendiri."
" Ee.. iya iya, ya udah sekarang ada apa?"
" Lo baik-baik aja kan."
" Aku baik kok Li."
" Emang ada apa?"
" Gue denger dari guru lo sakit ya, emang bener."
" Ouhh itu, iya tapi sekarang udahan kok."
" Ouhhh, sekarang lo lagi ngapain ?"
" Aku di kost."
" Ya udah, gw kesana yahh."
" Bolehh."
" Ok, gue otw ya bye."
Lili mematikan telfonnya, aku pun langsung jalan.
**
David dan kawan-kawan, melihat motor yang waktu ikut balapan mengalahkannya.
" Guys itu." Tunjuk David.
" Kenapa Vid." Tanya Denis.
Tanpa ba bi bu David langsung tancap gas, untuk mengejar motor itu yg tak lain adalah Naawa.
Naawa tidak tau kalau dia di ikuti oleh David, David masih kesal dengan sikap orang itu waktu di balapan kemaren.
Tanpa pikir panjang, David langsung mengejar dan memotong jalan Naawa. Naawa sangat kaget untungnya ia sempat rem motornya, David turun dan langsung.
" Turun lo sekarang." Ucap David dengan lantang.
" David." Ucap batin Naawa.
" Woy turun lo sekarang denger gak." Ucap David dengan keras sekali lagi.
" Aku tidak mungkin menjawab David dengan suaraku, aku kan cewe yang perlu aku lakukan sekarang adalah diam." Batin Naawa.
" Kalau dia macam-macam, terpaksa aku bikin dia jera." Pikir Naawa lagi.
" Lo budek ya hah, turun woy." Kesal David.
Karena kesal David ingin menonjok, dan itu langsung ditangkis lalu ditahan oleh Naawa.
" Lepasin sialan." Ucap David yang tangannya sudah terkunci.
" David David, gak segampang itu." Batinku.
Aku tidak mendengarkan ocehan David, aku tahan tangan David sampai tangannya patah
dia teriak kesakitan.
" Aaaaaaaaaaaarkkkkkkkk."
Dua anteknya datang, Denis dan Dito. Aku tidak mau memperpanjang masalah, walaupun aku juga bisa menghadapi mereka bertiga sekaligus.
Tapi aku masih ada janji sama Lili, makanya aku pergi.
" David lo gak papa?" Tanya Dito.
" Woy mau kemana lo." Ucap Denis memandang ke arahku yang sudah jalan.
David kesakitan.
" Aaaaaaakhhh." Rintihnya.
" Ya udah Dit kita bawa David ke rumah sakit." Usul Denis.
**
Akhirnya aku sampai juga di kosan Shunafa, aku motor ku dulu dan ganti baju dan menunggu Lili datang.
**
Di samping itu di tempat keluarga Ranoya, Mama Dila melamun di kamarnya atas apa yang ia lihat didanau pagi tadi.
" Siapa orang-orang itu, dari omongan mereka seperti mencari sesuatu." Batin Mama Dila.
Qaza sang suami melihat istrinya melamun, sejak pulang dari tadi pagi mulai khawatir.
" Dila."Panggil Qaza yang tidak di jawab oleh Dila.
Qaza kembali memanggil.
" Dila sayang kamu kenapa?" Tanya Tuan Qaza.
" Mas." Dila sambil mengusap air matanya.
" Kamu menangis, ada apa sebenarnya." Tanya Tuan Qaza lagi.
" Gak papa." Ucap Mama Dila.
" Heyy." Ucap Qaza lembut.
" Saya suami kamu." Ucap Tuan Qaza dengan lembut.
Dila memandang Qaza.
" Mas, seandainya aku cerita sama kamu. Tentang kekhawatiranku, kecemasanku, ketakutanku selama ini, apa kamu masih peduli." Jelas Mama Dila.
Qaza terdiam, dia paham.
" Sampai kapan pun kamu tanggung jawab saya." Ucap Tuan Qaza.
" Kalau kamu memang menganggap aku sebagai tanggung jawab kamu, kenapa kamu tidak mencarinya mas atau kamu gak sayang sama dia." Ucap Mama Dila sambil menahan air mata, bercampur emosi.
" Aku sayang sama dia Dila." Ucap Tuan Qaza.
" Ya terus apa, mana buktinya kamu sayang sama dia. Kamu aja gak pernah, mencari dia." Ucap Mama Dila memojokkan Tuan Qaza.
" Aku mencari dia Dila, aku mencari dia. Kamu harus tau itu, aku mencari dia." Ucap Tuan Qaza, sambil menekan kata dia.
" Tapi kamu gak berusaha, kamu gak berjuang." Emosi Dila meluap-luap.
" Apa sih yang kamu inginkan Dila, apa..?" Ucap Tuan Qaza lantang.
" Keinginan aku cuma simple mas, selidiki kematian ayah. Dan cari tau semuanya, apa benar dia pembunuh ayah. Dan siapa dalang, dibalik kecelakaan itu." Ucap Mama Dila dengan penuh emosi.
" Dan kamu bawa anak sahabat kamu ke rumah ini, dengan alasan kamu balas budi iya mas. Kamu bawa anak itu setelah kematiannya, tega... kamu. Bagaimana perasaan aku mas! Hancurrr..." Ucap Mama Dila dengan emosi yang memuncak.
Pertengkaran hebat antara Qaza dan Dila di dengar oleh Sinta.
" Memang benar, Mama gak pernah sayang sama aku. Tapi kata Mama tadi kematian Ayah? Apa maksudnya ya." Batin Sinta.
Awan anak pertama Dila juga mendengar diluar jendela.
" Mama, Awan tau Ma. Mama kangen kan sama dia." Batin Awan.
Qaza mencoba membujuk Dila.
" Dila tolong, kamu dengarkan saya." Mohon Tuan Qaza.
" Gak mas, semua yang keluar dari mulut kamu omong kosong." Jawab Mama Dila.
Tuan Qaza mencoba memeluk Dila.
" Tolong jangan peluk aku mas." Teriak Mama Dila yang memberontak.
Walaupun sambil nangis, tapi Tuan Qaza tetap memeluk. Karena Dila seharian memikirkan yang di danau, Mama Dila lupa makan dan itu membuat staminanya terkuras. Ditambah pertengkarannya tadi dengan Qaza, karena capek juga akhirnya Dila pingsan.
" Dilaa..." Ucap Tuan Qaza.
Lalu mengangkat Dila ke kasur.
" Ya ampun badan kamu panas." Ucap Tuan Qaza memeriksa badan Mama Dila.
Tuan Qaza pun mengompres Mama Dila.
**
Akhirnya Lili pun datang.
" Hadehhh " Ucap Lili.
" Kenapa kamu Li ?" Tanya Naawa heran.
" Ga papa, aku cuma sumpek aja."
" Ouhh ya udah, kamu kayaknya cape mending istirahat dulu."
" Iya nihh gue cape banget, capek fisik capek hati juga."
" Emang kamu kenapa?"
" Aku berantem sama Kakak aku."
" Kakak kamu, Luna maksudnya." Tebak Naawa.
" Iya." Sahut Lili.
" Kenapa berantem?"
Lili diam dan mengingat kejadian siang tadi habis pulang sekolah.
" Lili ini apa?" Tanya Luna yang menemukan sebuah bungkus rokok di lemari Lili.
" Kaka geledah lemari aku." Ucap Lili emosi.
" Iya."
" kenapa, kamu takut jangan bilang kalau kamu selama ini ngerokok." Ucap Luna.
" Ka Luna udah lancang yah buka-buka lemari aku." Marah Lili kepada Luna.
" Kenapa kaka harus izin, kaka punya hak untuk mendidik kamu." Ucap Luna sambil menunjuk ke arah Lili.
" Punya hak Kakak bilang, hak apa Kak! Aku gak suka Kak Luna ikut campur urusan aku, gak suka." Ucap Lili berkali-kali.
Tiba-tiba Luna menampar Lili, karena ia tidak percaya dengan sikap Lili saat ini di depannya.
" Kak Luna." Ucap Lili sambil memegang pipinya dan menangis.
Luna pun merasa bersalah.
" Maafin Kakak yahh, Kakak gak sengaja." Ucap Luna sambil memegang pipi Lili, namun langsung di tepis sama Lili.
" Aku benci sama Kak Luna." Lili pergi .
Lili gak mungkin cerita kalau dia merokok.
" Hey." Ucap Naawa yang membuyarkan lamunan Lili.
" Ehh." Ucap Lili.
" Kenapa emang." Tanya Naawa lagi.
" Gak papa kok." Bohong Lili.
" Ya udah." Ucap Naawa.
" Mmmm...Wa aku bisa minta tolong gak." Ucap Naawa.
" Tolong apa?"
" Aku boleh nginap di sini gak , satu minggu aja." Rayu Lili.
Aku sebenarnya kaget dengar ucapan Lili.
" Kok kamu..." Ucapku sambil melongo.
" Please." Ucap Lili sambil memohon.
Melihat ekspresi Lili yg sepertinya perlu ruang untuk bernafas karena masalah yang dia hadapi, walaupun dia gak cerita sama aku tapi aku paham.
Rasanya gak tega nolak dia.
" Ya udah, tapi cuma satu minggu yahh." Ucap Naawa.
" Jadi boleh nihh." Lili senang.
" Iya." Ucap Naawa.
" Yeeeee, kamu memang temen aku yang paling baik dan pengertian walaupun kaku." kata Lili, aku hanya berdehem.
**
Di samping itu David yang sudah diperiksa dokter, ternyata tangannya patah.
" Waduhh tangan lo bro." Ucap Dito melihat tangan David.
" Lagian lo ngapain ngejar dia sih Vid." Ucap Denis.
" Gue gak terima aja, perlakuan dia waktu dibalapan kemaren. Walaupun dia menang." Ucap David.
" Tapi lo juga gak harus kaya gini, kan akibatnya sekarang tangan lo patah." Ucap Denis lagi yang di dengar oleh Dito.
" Udahh-udah lo niat gak sih nolongin gue, kalau niat anterin gue pulang ke rumah." Ucap David jengah.
" Iya, iya." Ucap Denis
" Ayo Dit kita antar anak mami plus si tengil ini." Ledek Denis.
" Ehhhh lo nolongin gue apa ngatain gue." Sebal David.
" Udah deh Vid, ini udah malam juga?" Ucap Dito
" Nahh tuhh Dito, yang otak setengahnya dikutub utara aja mau pulang." Ucap Denis.
" Ehh lo ngatain otak gue setengah di kutub utara, dasar biawak lo yahh." Balas Denis yang kesal.
" Lahh emang benar kan otak kamu setengahnya di kutub utara beku." Ucap Denis lagi.
" Wah wahh ini udah gak bener nihh." Ucap David sebal.
David yang melihat kedua sahabatnya lagi adu bacot pun meninggalkan mereka .
~SELAMAT MEMBACA MY LOVE~
🌹BERSAMBUNG🌹
JANGAN LUPA YA MANIS TINGGALKAN JEJAK KALAU SUKA.
💞💞💞
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Irma Nainggolan
semoga aja nggak David sama mc-nya, jijik banget kalau mereka sama, masa nggak ada kegunaannya apa-apa, kerjanya cuman buat onar aja
2022-11-02
1
Luna piena
buat david bucin brutal sama naawa🤝🏻🤣
2022-08-19
1
Rini Antika
Semangat kak, aku hadir..👋👋
2022-08-12
2