Terpesona kepada Fitria

Melihat perlakuan ibu Santi yang begitu sangat menyakitkan kepada mamah dan papahnya anak-anak Fitria mencoba menanyakan apa salah kedua orang tuanya.

"Nenek, kenapa begitu membenci mama dan papah,Apa salah kami nek?"Rintih anak-anak Fitria yang merasa sangat sedih atas perlakuan neneknya.

Tanpa satu kata pun ibu Santi langsung masuk kedalam rumah tanpa menghiraukan pertanyaan keempat cucunya.

"Ayo kita semua pulang,mungkin nenek masih belum mau diganggu sama kita semua," ucap Fitria yang sedikit menenangkan anak-anaknya.

"Tapi mah kita sudah jauh-jauh datang ke sini tapi nenek malah engga mau Terima kedatangan kita," ujar anak Fitria yang paling bungsu bernama Lara.

"Nanti kita bakalan kesini lagi ketemu sama nenek tapi mungkin nenek masih engga mau ketemu kita dulu kalau sekarang. " ujar Fitria.

Akhirnya Fitria dan keluarganya pun memutuskan untuk pulang ke rumahnya dengan rasa sedih mendalam karena selama pernikahannya yang sudah mempunyai empat orang anak ibunya masih belum bisa memaafkan dia dan Adi suaminya.

"Jujur aku sangat tidak tega lihat anak-anak sedih kaya begini , kalau tau ibu bakalan ngusir kita dan anak-anak aku engga bakalan ajak mereka semua untuk ketemu neneknya,"ujar Fitria dengan semua rasa penyesalan.

"Sabar, mungkin sekarang ibu masih belum bisa untuk memaafkan kita tapi nanti aku yakin kalau kita dan anak-anak sering mengunjungi ibu pasti nanti akhirnya ibu akan kasian dan maafkan kesalahan kita yang dulu," tutur Adi yang sedikit memberi semangat kepada Fitria kalau mereka tidak boleh menyerah harus mendapatkan maaf dari ibu Santi.

Karena anggota keluarga yang sangat banyak ada enam orang mereka semua memutuskan pulang dengan menggunakan angkutan umum yaitu angkot.

"Kita naik angkot aja yah fit, biar engga kemalaman sampai rumah nanti," ajak Adi yang hendak mereka semua naik angkot.

"Terserah kamu aja, yang penting kita semua sampai rumah soalnya aku kasian liat anak-anak perjalanan jauh kaya gini lelah di jalan kan," ujar Fitria.

Keesokan harinya Adi menepati janjinya kepada Fitria ingin mencari nafkah dengan uang yang halal dia ingin membuat gerobak sayur dan berjualan sayur berkeliling kampung agar bisa memenuhi keperluan istri dan keempat anaknya.

"Aku rencananya mau jualan sayur aja mah," tutur Adi yang menyampaikan niat baiknya kepada sang istri.

"Bagus mas, aku dukung kalau kamu sekarang mau usaha yang penting halal dan barokah untuk keluarga kita," ujar Fitria sambil memeluk sang suami untuk memberikan sedikit semangat kecil.

"Makasih mah kamu selalu ada nemenin aku disaat susah dan senang yang penting kamu berhenti dari pekerjaan kotor di diskotik yah itu yang paling penting," ucap Adi yang hendak mengubah kepribadian istrinya menjadi istri sholehah.

Setelah selesai membuat gerobak Adi berencana pergi ke pasar untuk membelikan Fitria beberapa kerudung agar penampilan Fitria terlihat lebih sempurna dan menutup aurat secara perlahan-lahan.

"Ini ada sesuatu buat kamu,"ujar Adi sambil menyodorkan satu buah Bungkusan yang tertutup rapi kepada Fitria .

"Ini isinya apaan pah? " tanya Fitria yang penasaran.

"Kalau kamu ingin tau isinya apa buka aja," ucap Adi yang menyuruh Fitria membuka bungkusan kresek yang dia berikan.

"Ini kerudung buat apa pah? " ucap Fitria yang masih belum mengerti kerudung yang diberikan suaminya untuk apa.

"Aku beliin kamu ini beberapa kerudung buat nutupin rambut kamu, perlahan-lahan saja kamu tutup aurat kamu dan aku tidak akan memaksakan tapi aku yakin kalau kamu memakai hijab ini pasti akan terlihat sangat amat cantik,"ucap Adi sambil memuji sang istri supaya Fitria merasa yakin mengenakan hijab tersebut .

"Tapi aku belum siap mas mengenakan hijab secepat ini tapi nanti pelan-pelan aku coba dulu yah," ucap Fitria yang tidak ingin mengecewakan Adi dia tau betul Adi sudah banyak berubah dan ingin Fitria juga mengikuti langkahnya yaitu kembali ke jalan yang benar.

###

Pagi ini pukul 07.00 wib Adi sudah bersiap untuk pergi keliling kampung berjualan sayur dengan membawa gerobak,

"Fitria kamu cantik sekali mengenakan kerudung yang aku kasih," tutur Adi yang sangat terpesona melihat kecantikan Fitria.

"Ah kamu bisa saja pah, aku sedang belajar untuk membiasakan diri menggunakan hijab ini semoga aku bisa yah untuk memakainya setiap hari," ujar Fitria yang mencoba menuruti keinginan Adi.

"Do'ain papah yah mah, biar jualan hari ini lancar dan bisa buat nafkahin kamu sama anak-anak," ucap Adi yang ingin berangkat.

"Hati-hati yah pah semoga berkah jualan kamu hari ini. "ujar Fitria.

Adi pun mencoba menawarkan dagangannya kepada semua ibu-ibu yang berada di seluruh kampung disekitar rumahnya.

" Bu sayurnya dibeli,"

teriak Adi yang mempromosikan dagangan miliknya.

"Mas saya borong yah semua sayurannya," ucap seorang guru mengaji yang memborong semua dagangan milik Adi karena kasian melihat pedagang sayur yang berkeliling sudah setengah hari tapi tak laku-laku.

"Buat apa neng beli sayuran sebanyak ini," Ucap Adi yang penasaran menanyakan ini kepada sosok perempuan yang baru dilihatnya.

"Saya mau masak banyak buat dibagi-bagi setiap hari Jum'at berkah mas, makanya saya borong semua dagangannya," ucap perempuan ini dengan lemah lembut.

"Saya berterimakasih karena ibu sangat baik sekali sudah mau membeli semua dagangan saya!" ucap Adi kepada seorang perempuan cantik berkerudung panjang tersebut.

"Iya mas sama-sama saya juga jujur sangat senang bisa membantu," ujar perempuan cantik yang memborong semua dagangan Adi.

Setelah sampai di rumah Adi membawa kabar gembira kepada istrinya kalau dagangannya telah habis diborong oleh seseorang yang sangat dermawan dan baik hati.

"Mah tadi jualan papah habis semua diborong sama perempuan yang sangat baik! " ucap Adi yang menggambarkan dirinya sangat senang.

"Siapa perempuan itu mas? Apa kamu mengenalinya, " tanya Fitria yang merasa sangat aneh karena sama sekali keluarganya tidak mengenal perempuan itu tapi dia mau memborong semua jualan suaminya.

"Aku sama sekali tidak mengenal atau mengetahui perempuan itu siapa mungkin dia memang tulus ingin membantu kita mah! " ucap Adi yang berprasangka baik kepada perempuan berhati baik tersebut.

"Semoga nanti setiap hari jualan kamu kaya begini selalu laris manis, ini sudah awal pertama jualan yang cukup baik semoga kedepannya akan lebih laku lagi, "kata Fitria yang menyemangati suaminya agar terus mencari nafkah yang halal untuk keluarga mereka.

Setelah menghitung penghasilan hari ini, ternyata mereka mendapatkan untung dari jualan sayur cukup banyak yaitu tiga ratus ribu rupiah, dan uang ini sangat cukup untuk keperluan sekolah dan kehidupan sehari-hari mereka sekeluarga.

Terpopuler

Comments

Natasya Winters

Natasya Winters

Lumayan lah 300.000 sehari 😂 awal jualan yang baik

2022-07-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!