"Ayah,"teriak Ratna yang baru saja sampai di kediaman pak Tito.
"Ada apa kamu datang ke rumah ayah malam-malam sendirian, suami kamu mana," tanya pak Tito yang merasakan ada sesuatu yang tidak beres terhadap anaknya .
"Ratna sendirian aja pergi ke rumah ayah, aku cuman kangen aja sama ayah emangnya engga boleh kalau kangen pengen nengok ayah aku sendiri," ucap Ratna yang tidak ingin menceritakan permasalahan rumah tangganya kepada sang ayah karena takut kalau pak Tito akan marah besar kepada Zurio suaminya.
"Ayah tau betul dengan sifat kamu Ratna kalau tidak ada masalah mana mungkin kamu pulang ke rumah ayah sendirian malam-malam begini, ayo ceritakan semuanya kepada ayah ada apa dengan rumah tangga kamu dan Zurio?" tutur pak Tito yang meminta Ratna anaknya untuk berkata jujur kepada dirinya.
"Ayah, jujur aku sudah tidak sanggup untuk melanjutkan pernikahan aku bersama mas Zurio," ujar Ratna yang mulai terbuka tentang masalah rumah tangganya kepada sang ayah.
"Ada apa Ratna, kenapa kamu tiba-tiba ingin minta pisah dengan suami kamu kaya begini," tanya pak Tito yang ingin tau betul apa permasalahan Ratna yang sebenarnya.
"Ibu Ratih mamahnya mas Zurio selalu mendesak aku untuk selalu memberikan cucu kepada dirinya. Dan mas Zurio juga selalu membela ibunya malah sekarang dia sudah tidak memperdulikan Ratna lagian yah," ucap Ratna.
Ratna yang tak kuat atas semua permasalahan yang telah dia hadapi sendirian akhirnya menangis dipundak ayahnya.
"Ayah jujur sangat bingung apa yah yang ada dipikiran suami kamu itu sampai-sampai dia lebih mendengarkan ibunya dan membela ibunya dari pada kamu istrinya sendiri," ucap pak Tito yang mulai kesal terhadap perlakuan Zurio terhadap Ratna.
"Boleh kah Ratna tinggal di rumah ayah untuk beberapa hari ke depan , Ratna tidak ingin pulang dulu ke rumah mas Zurio ayah," ujar Ratna yang minta ijin ingin tinggal kembali di rumah ayahnya.
"Boleh sayang ini rumah kamu dan sampai kapan pun akan menjadi rumah kamu juga kapan pun kamu boleh pulang ke rumah ini," ucap pak Tito yang akan membukakan pintu selebar-lebarnya jika Ratna ingin pulang dan kembali ke rumahnya.
Di tempat terpisah Zurio belum mengetahui di mana keberadaan Ratna yang tiba-tiba meninggalkan rumah tanpa pamit terlebih dahulu kepada dirinya.
"Ibu, apa liat Ratna kemana soalnya aku dari tadi belum liat dia?" Tanya Zurio kepada ibu Ratih.
Zurio mencoba menanyakan kepada ibu Ratih.
"Ah ,paling istri kamu itu pulang ke rumah ayahnya," tebak bu Ratih kemana
kepergian Ratna.
"Kalau memang dia benar-benar pulang ke rumah ayahnya pasti nanti akan menjadi tanda tanya besar bu kenapa Ratna sampai bisa pulang ke sana," tutur Zurio sedikit khawatir.
"Biarin aja dia di rumah ayahnya, lagian ibu muak liat kelakuan istri kamu di rumah ini benar-benar tidak ada gunanya sama sekali ngasih cucu aja belum bisa untuk ibu," ujar bu Ratih yang mencoba menghasut Zurio .
"Sebaiknya aku jemput Ratna bu di rumah ayahnya, aku takut nanti kalau ayahnya Ratna akan marah besar sama aku," ucap Zurio yang sedikit khawatir.
"Perempuan kaya begitu sudah jadi seorang istri masih aja pulang ke rumah orang tua mau ngadu, bikin malu suami."ujar Bu Ratih.
Ibu Ratih selalu mempengaruhi anaknya untuk segera mendesak Ratna bahkan kalau perlu meninggal Ratna karena sejak awal pernikahan Zurio dan Ratna ibu Ratih tidak sama sekali menyukai Ratih, karena menurutnya Ratih itu hanya akan merebut kasih sayang Zurio saja dari dirinya dan membuat anak satu-satunya bu Ratih akan pergi meninggalkan dia setelah menikah, dengan alasan tak dapat memberikan keturunan mampu membuat bu Ratih sedikit demi sedikit membuat Zurio mulai tidak menyukai Ratna.
Tok
Tok
Tok
"Asalamualaikum.. "
Saat pak Tito membuka pintu rumahnya untuk Zurio, dia langsung menanyakan apa maksud kedatangan Zurio ke rumahnya, kalau untuk sekedar memberikan luka untuk Ratna makan dia tidak akan mengizinkan untuk masuk ke rumahnya.
"Mau apa kamu datang ke sini, kalau niat kamu hanya untuk menjemput Ratna anak ayah maka sebaiknya kamu pulang saja dia tidak mau untuk kembali ke rumah kamu," ucap pak Tito yang menolak kedatangan Zurio.
"Memang benar niat saya ke sini untuk menjemput pulang Ratna ayah, ijinkan saya untuk menemui istri saya," kata Zurio yang membenarkan bahwa dia ingin menemui istrinya.
"Sebaiknya kamu pulang saja, Ratna sudah tidak mau lagi untuk bertemu dengan kamu karena sikap kamu yang sudah sangat keterlaluan kepada dia, jujur ayah kasian sekali dengan Ratna dan ayah sudah sangat menyesal karena telah membiarkan anak ayah dinikahi oleh lelaki yang salah, bukan untuk membahagiakan dia tapi hanya menyakiti dan menyiksa Ratna saja,"ujar pak Tito.
Akhirnya Zurio memohon kepada pak Tito untuk diijinkan bertemu dengan Ratna karena walau pun dia merasa sangat kesal terhadap Ratna namun cinta Zurio masih sangat besar untuk sang istri.
"Tolong yah saya ingin sekali ketemu dengan Ratna di mana dia sekarang berada? " tanya Zurio
Akhirnya Ratna yang mendengar ada suara Zurio di luar akhirnya menemui ayahnya dan Zurio diluar.
"Ada apa mas kamu datang kesini?" tanya Ratna kepada Zurio.
"Aku mohon kamu pulang sama aku sayang. " bujuk Zurio kepada Ratna.
"Aku tidak bisa ikut kamu pulang mas, kalau sikap kamu dan ibu kamu masih saja seperti itu," ujar Ratna yang sudah tidak ingin pulang lagi ke rumah Zurio.
"Sebaiknya kita bicarakan baik-baik dulu jangan kamu pergi kaya gini dari rumah, ibu juga turut mengkhawatirkan kamu,"ucap Zurio.
"Kamu harus janji satu hal dulu sama aku biar aku mau pulang ke rumah. " ucap Ratna yang mengajukan satu syarat untuk Zurio .
"Apa sayang, aku akan penuhi syarat yang kamu pinta asalkan kamu ikut sama aku," bujuk Zurio kepada Ratna.
"Aku ingin kita mengadopsi satu orang anak dari panti asuhan mas, kalau kamu dan ibu setuju silahkan jemput aku lagi kesini," Ujar Ratna.
Setelah menyampaikan syarat yang diinginkan Ratna langsung masuk kedalam rumah ayahnya. Dan Zurio pun pulang sendirian tanpa membawa Ratna.
"Kenapa kamu pulang sendirian bukannya kamu tadi pergi menjemput Ratna di rumah ayahnya," ujar bu Ratih yang menanyakan kenapa Ratna tidak ikut pulang.
"Aku masih belum bisa ngajak Ratna pulang bu, dia ngajuin satu syarat untuk aku dan ibu agar dia mau pulang,"kata Zurio yang menjelaskan satu syarat dari
Ratna.
"Memang dia mau apa dari kita?" tutur bu Ratih yang penasaran.
"Ratna ingin aku dan dia mengadopsi anak dari panti asuhan mah, "ujar Zurio.
"Apa anak dari panti asuhan,Kalau untuk syarat yang itu mamah tidak setuju Zurio, " Ucap bu Ratih.
Ibu Ratih yang mendengar Ratna ingin mengadopsi anak dari panti asuhan, dia langsung tidak menyetujui dan menolak mentah-mentah persyaratan itu, karena yang diinginkan ibu Ratih adalah darah daging dari anaknya sendiri bukan dari anak adopsi yang tidak jelas asal dan usulnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Natasya Winters
Padahal adopsi anak panti asuhan juga bisa mancing buat dapet anak🤣👍
2022-07-24
1