Berkumpul kembali

Setelah mengatur jadwal Masing-masing, akhirnya geng cupu mengatur waktu untuk bertemu kembali di sebuah cafe.

"Hai,aku punya kabar gembira nih!" ucap Laura yang datang terlambat dari pada teman-teman yang lain namun membawa kabar yang sangat menggembirakan.

"Emang kabar gembira apa Laura?" tanya Ratna kepada Laura yang nampak sangat ceria sore hari ini.

"Aku ketemu lagi sama Damar,"tutur Laura sambil melompat-lompat yang mengutarakan rasa bahagianya.

"Hah, Damar yang dulu kamu suka itu kan," ujar Fitria yang sangat terkejut dengan pernyataan Laura.

"Gimana ceritanya bisa ketemu lagi sih, kan udah lama banget lost kontak sama sekali sama Damar," tanya Hesti yang juga turut penasaran terhadap cerita Laura.

"Jadi gini nih teman-teman suami aku mas Rio nyuruh Damar untuk ngajarin anak tiri aku Gibran untuk main piano otomatis dia akan ke rumah aku dong setiap hari," ujar Laura yang sangat kegirangan karena akan bertemu Damar setiap hari.

"Terus gimana suami kamu, apa dia curiga dengan kedekatan kalian," tanya Aurel kepada Laura.

"Engga sih dia cuman tau kalau Damar itu teman sekolah aku kan engga lebih dari itu," tutur Laura yang mengira dokter Rio tak mungkin mencurigai dirinya dan Damar ada hubungan sesuatu.

Setelah beberapa menit ngobrol sampai lupa ingin memesan makanan dan minuman tetapi sekian banyak menu pilihan yang ada di cafe tersebut mereka menyamaratakan pesanan dan pilihan mereka yaitu kopi cappucino.

"Mau pesan apa mbak?" tanya sang pelayanan cafe.

"Kita pesan kopi cappucino enam yah, ditunggu jangan pakai lama," ucap Ratna sang ketua geng cupu .

"Baik, pesanan akan segera kami bikin kan,"ucap pelayanan cafe.

Setelah menerima pesanan kopi tersebut ternyata pelayanan itu menumpahkan satu buah kopi kerok yang dikenakan Aurel.

"Hati-hati dong mba, kalau kaya begini kan rok saya jadi basah semua dan kotor juga,"tutur Aurel sambil ingin membersihkan rok nya di kamar mandi.

"Maaf mbak, saya benar-benar tidak sengaja menumpahkan minuman ini di pakaian yang mbak kenakan," ujar pelayanan yang memohon maaf kepada Aurel.

Akhirnya Aurel pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tumpahan kopi tersebut.

Kring

Kring

Kring

Ponsel Aurel berdering dan mendapat panggilan dari seorang lelaki yang bernama pangeran.

"Hai pangeran ada apa?" tanya Aurel kepada lelaki misterius yang bernama pangeran tersebut.

"Kamu sudah selesai ngumpul bareng teman-temannya, kalau kamu ijinkan aku mau jemput kamu sama anak-anak nanti sore sekalian mau mampir Ke apartemen kamu," ucap lelaki yang bernama pangeran.

Lelaki ini seperti memberikan perhatian khusus untuk Aurel yang seorang janda dan juga kedua buah hatinya yang sangat merindukan sosok seorang ayah.

"Boleh nanti kamu jemput aja di depan cafe, nanti aku sama anak-anak bakal keluar temuin kamu dan kita pulang sama-sama." ujar Aurel yang seperti mempunyai semangat baru setelah kematian suaminya.

Saat dia keluar dari kamar mandi Aurel langsung berpamitan kepada lima orang sahabatnya untuk pulang terlebih dahulu karena sudah ada yang menjemput di depan.

"Aku ijin pulang duluan yah, soalnya aku sama anak-anak sudah ada yang jemput," ujar Aurel yang mulai berpamitan kepada semua teman-temannya.

"Ciye-ciye ada cowok yang mau jemput nih," ucap Fitria yang mulai meledek Aurel.

"Apaan sih, ini cuman teman kok."ujar Aurel.

Akhirnya Aurel dan anak-anaknya pun pulang lebih dulu dari pada yang lain dan masuk kedalam mobil putih yang sudah menunggu di depan cafe.

"Hai pangeran," Sapa Aurel kepada lelaki misterius itu .

"Hai juga putri salju." sapa balik lelaki itu.

Dia menamai Aurel dengan sebutan putri salju karena tubuh Aurel yang sangat putih seputih salju.

Setelah seseorang lelaki misterius yang bernama pangeran menampakkan diri dan wajahnya ternyata dia adalah Zurio suami Ratna.

Masih menjadi tanda tanya besar mengapa Zurio bisa mendekati Aurel apakah dia tidak mengetahui kalau Ratna istrinya dan Aurel bersahabat dekat sejak dulu di bangku sekolah SMA.

Zurio memakai nama samaran untuk mendekati Aurel agar Aurel tidak mengenali identitas dirinya yang sebenarnya kalau dia sudah memiliki keluarga dan sudah menikah.

"Kita makan dulu yah sebelum pulang, kasian anak-anak pasti sudah merasa lapar," ucap Zurio yang sangat memperhatikan kedua buah hati Aurel dan mereka pun sangat dekat seperti layaknya anak dan orang tua.

"Boleh nanti kita mampir di rumah makan yang ada di lorong pasar baru aja yah, saja ada nasi goreng dan mie goreng yang enak banget," ajak Aurel kepada Zurio.

"Ok putri salju kita berangkat sekarang menuju pasar baru,"ucap Zurio.

Zurio sangat memanjakan kedua buah hati Aurel yang memang kurang kasih sayang seorang ayah, dan Zurio pun juga ingin sekali mempunyai seorang anak-anak yang sangat lucu.

"Kalian mau makan apa, nanti biar om pangeran pesan kan," ujar Zurio yang sangat perhatian kepada anak-anak Aurel.

"Kita berdua mau makan nasi goreng om, soalnya udah lama mamah engga ajak kita kesini," ucap Bulan dan Bintang kedua buah hati Aurel.

"Nanti makannya harus yang banyak yah pada harus dihabisin makanannya," tutur Aurel yang menyuruh anaknya makan dengan lahap.

"Habis ini kita akan pergi main mandi bola biar Bulan dan Bintang pada senang," ujar Zurio yang ingin membuat kedua buah hati Aurel bergembira hari ini.

Ratna yang sudah pulang dan sampai di rumah niat hati ingin menelpon suaminya Zurio dan menanyakan kabar pekerjaan hari ini namun Zurio tak menghiraukan panggilan telpon dari Ratna dia malah mematikan telepon genggam miliknya, Aurel yang mendengar telepon milik Zurio terus berbunyi menyuruh dia untuk mengangkat terlebih dahulu.

"Angkat dulu pangeran, siapa tau itu penting," ucap Aurel yang merasa berisik dengan bunyi suara dering

ponsel milik Zurio.

"Engga ko, ini hanya telepon salah sambung aja,"ujar Zurio yang memberikan alasan kepada Aurel.

Ratna pun mulai merasakan sikap suaminya akhir-akhir ini cukup aneh sekali ada perubahan seperti kalau ditelepon tidak pernah menjawab, pulang selalu larut malam, kalau sedang di rumah ingin cepat-cepat pergi keluar dan sikap Zurio kepada Ratna yang mulai dingin.

"Kenapa sih mas Zurio ini engga jawab panggilan dari aku, emang sih banget atau bagaimana kah?" tanya Ratna sendirian dalam hati.

Belum ada tanda-tanda dan bukti kalau Zurio selingkuh Ratna pun masih tidak berani menuduh suaminya yang malam-malam karena tau kalau dia mengatakan hal yang tidak-tidak kepada suaminya tidak disertakan oleh bukti makan dia akan semakin dibenci oleh suami dan ibu mertua.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!