"Aduh kalau jalan itu pakai mata dong jangan pakai dengkul,"ucap Aurel yang baru saja datang di Bandara dengan kedua buah hatinya Bulan dan Bintang.
"Maaf saya benar-benar tidak sengaja telah menabrak kamu, kalian semua mau pergi kemana sebagai tanda permintaan maaf saya kepada kalian mau kah kalian saya antar ketempat tujuan yang kalian ingin datangi," ucap Zurio yang melihat Aurel kerepotan membawa koper yang sangat besar beserta kedua anaknya juga.
"Boleh , kalau kamu mau bantu saya,"ujar Aurel.
Akhirnya tanpa harus pikir panjang Aurel menerima tumpangan yang ditawarkan Zurio kepada dirinya.
"Sekarang saya harus mengantarkan kamu kemana?" tanya Zurio kepada perempuan yang dilihatnya sangat cantik dan berkulit putih bersih.
"Antar saya dan anak-anak saya kejalan anggrek," jawab Aurel dengan ketus.
"Kalian memangnya baru datang dari mana seperti habis dari bepergian jauh," tanya Zurio yang mulai penasaran mereka habis dari mana.
"Kita baru aja pulang ke Indonesia, selama tujuh tahun kami menetap di Amerika," ujar Aurel yang menjelaskan kepada Zurio.
"Kalau begitu selamat datang kembali yah di Indonesia, semoga kalian betah untuk tinggal disini berlama-lama.oh iya kita sampai lupa kenalan nama kamu siapa?" tanya Zurio yang menanyakan nama Aurel.
"Nama aku Aurel, dan ini kedua anak-anak aku namanya Bulan dan Bintang," tutur Aurel yang memperkenalkan diri.
"Hai, om," sapa Bulan dan Bintang kepada Zurio.
"Kenalin juga nama aku pangeran,"
ucap Zurio yang memperkenalkan diri dengan nama yang berbeda bukan nama aslinya Zurio melainkan pangeran karena dia tidak ingin kedekatannya dan Aurel dicurigai Ratna dan Aurel pun tidak boleh tau kalau dirinya sebenarnya Zurio yang sudah mempunyai istri.
"Wah jangan-jangan kamu pangeran berkuda putih yah, nama kamu lucu banget," puji Aurel sambil tertawa mendengar nama pangeran itu yang menurutnya unik dan lucu macam lelaki impiannya waktu sekolah dulu saja pangeran yang memakai kuda putih.
"Bukan pangeran berkuda putih tapi pangeran bermobil putih sih lebih tepatnya," ujar Zurio yang ingin mengajak Aurel bercanda sekiranya lebih dekat.
Sesampainya di depan apartemen Aurel dia menawarkan pangeran berkuda putih yang namanya Zurio untuk mampir terlebih dahulu agar menjalin hubungan yang lebih akrab dan lebih dekat dengan anak-anaknya.
"Kamu mau masuk mampir dulu, kali aja kita bisa ngobrol terus minum kopi hangat," ujar Aurel yang menawarkan Zurio untuk masuk.
"Boleh kalau kamu berkenan aku untuk masuk dan mampir dulu minum kopi di apartemen mu," ucap Zurio dengan lekas menerima tawaran Aurel.
Setelah masuk dan sedikit berbincang-bincang kepada Zurio ,Aurel sempat menanyakan sesuatu hal yang sangat penting sebelum mereka lebih jauh menjalin hubungan pertemanan yaitu soal status apakah pangeran yang dikenal Aurel ini sudah hidup berkeluarga atau belum.
"Kamu sudah punya anak dan istri?" tanya Aurel yang tidak ingin salah langkah sebelum pertemanan mereka semakin jauh.
"Aku masih sendiri belum ada keluarga," Ucap Zurio dengan penuh dusta.
Zurio sebenarnya tidak ingin perselingkuhan ini terjadi namun dia sangat mendambakan seorang anak dan waktu dia bertemu dengan anak-anak Aurel yang sangat lucu dan menggemaskan Zurio merasa langsung menyayangi mereka tanpa pikir panjang bahwa semua yang dia lakukan ini salah dan menyakiti banyak pihak terutama istrinya Ratna.
"Kenapa kamu belum menikah sampai sekarang bukannya usia kamu sudah cukup matang untuk membangun sebuah rumah tangga?" tanya Aurel kepada Zurio yang disebutnya pangeran.
"Aku belum menemukan wanita yang cocok dan pas aja sih, kalau belum cocok yah mana bisa dipaksa," ujar Zurio yang membuat kebohongan lebih jauh .
Akhirnya Zurio memutuskan untuk pamit dan pulang ke rumah.
"Mas, kamu dari mana aja sih baru pulang? "tanya Ratna kepada sang suami.
"Aku tadi habis nabrak orang, terus aku bantuin dan aku antar pulang ke rumahnya," jawab Zurio terhadap Ratna.
"Bagaimana kondisi orang yang kamu tabrak itu apakah terluka mas," tanya Ratna.
Ratna mendengar suaminya menabrak seseorang langsung khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan kepada sang korban.
"Alhamdulillah, perempuan itu baik-baik saja bersama kedua anaknya,"tutur Zurio yang tidak ingin membuat Ratna khawatir.
"Kalau kamu lelah istirahat dulu mas. Aku sudah siapkan air hangat untuk kamu mandi dan makan malam di meja makan untuk kamu dan ibu," ujar Ratna.
Ratna adalah sosok istri yang baik dia melayani ibu mertua dan suaminya dengan sepenuh hati tapi terkadang perlakuan mertuanya sangat keterlaluan kepadanya seperti tidak menyukai Ratna.
"Masakan kamu ini menurut ibu sangat hambar, dan tidak ada rasanya, " ucap Ibu Zurio yang selalu mencari-cari kesalahan Ratna sang menantu.
"Masakan yang mana menurut ibu yang rasanya kurang garam," ujar bu Ratih.
"Biar Ratna tambahkan tambahkan sedikit penyedap rasa,Sayur asem ini kah? " ujar Ratna yang pura-pura tidak mengetahui padahal sebelum dia menghidangkan semua makanan itu di meja makan Ratna telah mencicipi semua masakan dan rasanya sangat cocok di lidah tidak kurang satu apa pun.
"Ah, menurut ibu semua masakan kamu tidak enak dan ibu engga mau makan," ujar ibu Ratih yang langsung membanting piring di hadapan dirinya
dan meninggalkan meja makan.
"Kenapa harus ribut-ribu kaya begini sih di meja makan bikin selera makan aku jadi hilang tau engga," ucap Zurio yang sedikit membela ibunya dari pada Ratna istrinya lalu Zurio juga sama pergi meninggalkan meja makan.
Ratna hanya bisa pasrah dan berdoa dengan apa yang terjadi kepada kehidupan rumah tangganya, mertua dan suaminya tidak menyukainya dengan alasan yang sangat tidak masuk akal yaitu tidak memberikan keturunan kepada mereka .
Ratna hanya bisa menangis di meja makan melihat suami dan mertuanya tidak ada satu pun yang menyentuh makanan yang dia masak, tetapi dia masih menguatkan hati karena tidak ingin rumah tangganya dan Zurio hancur begitu saja Ratna akan mempertahankan pernikahannya apa pun yang terjadi.
"Kenapa ibu dan mas Zurio tega sekali begini sama aku, salah ku apa,"ucap Ratna dalam hati.
Rintihan Ratna dalam hati sambil menangis Tidak ada satu orang wanita pun yang ingin dicap mandul oleh suami dan mertuanya apa lagi Ratna dan Zurio telah dinyatakan sehat oleh dokter kandungan mungkin hanya Allah yang belum memberikan mereka kepercayaan untuk mendapatkan anak.
Akhirnya Ratna memutuskan untuk beberapa hari menginap di rumah ayahnya pak Tito untuk beberapa hari karena merasa sangat tidak dihargai oleh suaminya apa lagi dengan hasutan kejam sangat mertua yang ingin sekali menyuruh Ratna dan Zurio untuk berpisah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments