"Kenapa kamu tidak mau tidur memeluk mas lagi Laura?" tanya Dokter Rio sang suami kepada Laura.
"Aku hanya merasakan kecapean mas, tolong ngertiin aku yah," ujar Laura yang meminta pengertian dari sang suami.
Laura yang menikahi seorang duda beranak satu yang usia terpaut jauh dari dirinya sekitar tiga puluh tahun merasakan pernikahan yang dia jalani tidak mempunyai rasa cinta sama sekali terhadap suaminya.
Hambar dan dingin itu lah rasa yang ada dalam hati Laura selama tujuh tahun pernikahan.
"Kamu mau makan apa sayang biar mas ambilkan," ucap Dokter Rio di meja makan yang selalu memberikan perhatian lebih kepada Laura sang istri meski Laura hanya bersikap dingin kepadanya.
"Engga mas aku bisa ambil sendiri ko, engga usah repot-repot," ujar Laura yang menolak perhatian Rio sang suami.
Anak sambung Laura yang bernama Gibran sudah cukup dewasa berusia tujuh belas tahun dan dia pun memanggil Laura dengan sebutan kaka bukan mamah atau ibu karena umur mereka yang tidak terpaut jauh hanya beberapa tahun.
"Gibran hati-hati yah di sekolah belajar rajin-raji," ucap Laura yang mengantarkan anak sambungnya untuk pergi sekolah mereka layaknya seperti adik dan kaka saja.
"Iya kak, masih yah sudah antar Gibran ke sekolah," ujar Gibran mengucapkan rasa senangnya atas perhatian Laura.
Setelah mengantarkan Gibran sekolah Laura berniat untuk pergi ke rumah orang tuanya membawa anak balitanya yang berusia tiga tahun.
"Gimana hubungan kamu sama Dokter Rio?" ucap papahnya Laura yang tau betul sampai sekarang anaknya masih belum bisa menerima pernikahan hasil perjodohannya dengan Dokter Rio.
"Masih tetap sama pah, hati aku sedikit pun tidak pernah mencintai mas Rio,Aku menikahi mas Rio cuman karena permintaan papah yang memerlukan pertolongan dia untuk memasang ring jantung dengan gratis dengan dokter terbaik yang ada di Jakarta yaitu Dokter Rio," ucap Laura yang seolah-olah menjadi korban dalam perjodohan dirinya dan Dokter Rio.
Laura yang masih menyukai dan mengagumi Damar sampai saat ini cinta pertama semasa dirinya di sekolah putih Abu-Abu dulu.
Tetapi tak tercapai semua impian dan keinginan Laura karena papahnya yang mendesak menikahkan dirinya secara paksa terhadap Dokter Rio dengan alasan kesehatan dan pengobatan gratis yang dijanjikan oleh Dokter Rio terhadap papahnya Laura.
"Dokter Rio itu sangat mencintai kamu Laura, dia kurang apa baik perhatian penuh cinta terhadap kamu. Papah tau yang terbaik bagi kamu," ucap pak Santo terhadap Laura sang putri.
"Itu yang terbaik bagi papah bukan untuk aku," teriak Laura sambil membanting pintu kamar tidurnya di rumah pak Santo.
Saat Laura hendak pulang menuju kediamannya bersama Rio sang suami dia terjebak dalam hujan yang sangat deras dan dalam keadaan mobil yang mogok di pinggir jalan.
Dia sudah mencoba menghubungi suaminya tetapi masih ada jawaban.
Tok
Tok
Tok
Seorang lelaki berjaket hitam mengetuk kaca mobil miliknya
.Saat Laura membukakan pintu mobil dia sangat terkejut .
"Damar," panggil Laura yang memastikan itu Damar lelaki yang dia sukai waktu disekolah dulu atau bukan.
"Iya aku ini Damar , kamu masih ingat aku Laura?" ucap Damar yang mencoba menginginkan Laura terhadap dirinya.
"Damar kamu ngapain disini?"tutur Laura terbata-bata karena grogi saat pertemuan pertama ini membuat jantungnya berdegup kencang.
"Aku engga sengaja lewat sini terus lihat mobil kamu mogok, aku samperin," ujar Damar yang tidak sengaja melihat mobil Laura terhenti karena mogok.
Ditengah hujan yang sangat deras Damar dan Laura hanya berduaan di dalam mobil dengan perasaan yang tidak karuan seperti
dag,dig,dug.
"Mah,buka pintunya," teriak Dokter Rio yang mendatangi mobil Laura dan melihat Damar dan Laura sedang berduaan di dalam mobil.
"Maaf mas saya tadi sedang menolong istri kamu yang sedang mobilnya mogok engga bisa nyala terus hujan gede, saya juga teman satu sekolah Laura dulu," ujar Damar yang mencoba menjelaskan keadaan sebenarnya sebelum suami Laura salah paham.
"Oh iya tidak apa-apa, terimakasih telah menolong istri saya yang sedang terjebak hujan dan mobilnya Rusak juga,"ucap Dokter Rio yang merasa terbantu dengan kehadiran Damar.
Malam ini Laura tidak dapat tertidur dengan nyenyak karena selalu membayangkan wajah Damar, dia masih tidak menyangka kalau akan bertemu setelah selama sepuluh tahun setelah kelulusan mereka dari sekolah akhirnya bisa ketemu lagi, wajah dan penampilan Damar tetap sama tidak ada yang berubah sedikit pun seperti dahulu.
"Kamu kenapa masih belum tidur sayang," tanya Dokter Rio kepada Laura yang berbaring disampingnya namun menghadap kebelakang seperti tak ingin memandang wajah suaminya.
"Aku masih belum ngantuk mas," jawab Laura yang singkat padat namun jelas.
Keesokan paginya hari ini adalah hari minggu, ternyata Damar datang bertamu ke rumah Laura karena undangan dari suaminya Dokter Rio yang ingin mengucapkan Terima kasih atas kejadian tadi malam.
"Silahkan masuk Damar," ucap Dokter Rio yang menyuruh Damar masuk ke ruang tamu rumahnya karena sedari tadi terus berdiri di depan pintu.
"Makasih dokter Rio," ucap Damar langsung menuju ruang tamu tanpa Laura mengetahui kedatangannya.
Akhirnya Dokter Rio menyuruh Laura untuk membuatkan teh atau kopi untuk Damar yang datang bertamu.
"Mah, bikin kan minum untuk tamu kita yah," teriak Dokter Rio kepada sang istri.
"Iya mas tunggu sebentar," ujar Laura.
Sambil mengantarkan minuman yang telah dibuatnya Laura terkejut melihat kedatangan Damar dia tak sanggup berkata-kata melihat kehadiran orang yang dia suka dan cintai selama bertahun-tahun bisa menghampiri kediamannya.
"Ada Damar, " ucap Laura yang sedikit canggung .
"Hai, Laura keadaan kamu baik-baik aja kan," sapa Damar terhadap Laura.
"Iya baik-baik aja ko, kamu tau alamat rumah aku dari mana? " tanya Laura kepada Damar
"Suami kamu kasih kartu namanya sama aku kemarin malam itu dia suruh aku datang kesini untuk bertamu," jawab Damar yang sedikit grogi terhadap Laura.
Dokter Rio menawarkan Damar untuk mengajarkan anak sulungnya main piano setiap hari dan akan di bayar berapa pun nominal yang Damar minta untuk Les privat tersebut.
"Apa kamu mau mengajarkan Gibran main piano setiap hari setelah dia pulang dari sekolahnya?" tanya Dokter Rio kepada Damar.
"Mau Dokter saya dengan senang hati bisa mengajarkan anak Dokter bermain piano," ucap Damar.
Laura yang mendengar percakapan Damar dan suaminya dari balik dapur jujur sangat senang akan bertemu Damar setiap harinya jika dia mengajarkan Gibran main piano.
"Aduh mimpi apa aku semalam bisa ketemu sama Damar setiap hari," ucap Laura dengan perasaan yang berbunga-bunga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Viko
wkwkwk udh bosen kali
2022-07-27
1