Cerita hidup Fitria

Fitria memang sedikit berbeda dari keenam sahabat dia sedikit tomboi dan berambut pendek dan berwarna pirang kuning, dia memang terlihat sedikit urakan dan tampak macam laki-laki.

"Fitria kamu mau ke mana berpakaian sangat terbuka seperti ini," ucap Ibu Fitria yang seorang ustazah di daerah kampung tempat tinggalnya.

Fitria memang nampak berbeda pula dari saudara-saudaranya dengan agama ibu Fitri bu Santi mendidik dan membesarkan anak-anaknya .

"Aku mau jalan keluar bu sama teman-teman aku," Ucap Fitria yang pamit kepada ibunya.

Fitria yang merasa tidak senang karena selalu di banding-bandingkan oleh ibunya, kepada saudara-saudaranya yang lain membuat dia tidak pernah betah untuk berdiam lama-lama di rumah.

Sering mabuk-mabukan dan pergi party ketempat diskotik membuat Fitria salah pergaulan hingga membuatnya terjerumus dalam pergaulan terlarang.

Akhirnya itu lah yang membuat Fitria memutuskan untuk menikah muda karena dirinya hamil di luar nikah.

"Sebaiknya kamu pergi dari rumah ibu, karena kamu sudah mencemarkan nama baik keluarga dan bikin malu Fitria," ucap Ibu Santi kepada Fitria sang anak sambil membuang semua pakaian Fitria ke halaman luar rumahnya.

"Ampun bu, Ampun," ucap Fitria yang bersujud di kaki ibunya sambil berteriak minta maaf .

"Sekarang kamu pergi dari sini,"ujar bu Santi yang mengusir anaknya.

Dengan penuh tangisan dan kesedihan kepergian Fitria yang diusir oleh ibu kandungnya sendiri.

"Mas aku malu," ucap Fitria terhadap Adi sang calon suami.

"Tenang aku akan tetap bertanggung jawab atas kehamilan kamu,"ujar Adi.

Adi adalah lelaki yang telah menghamili Fitria namun dia bersedia bertanggung jawab dengan menikahi Fitria.

Fitria dan Adi menggelar pernikahan yang sangat sederhana dengan cuman menggelar akad nikah biasa tanpa resepsi pernikahan karena usia kandungan Fitria yang sudah mulai membesar.

Sekarang sudah sepuluh tahun berlalu anak mereka sudah empat orang dua laki-laki dan dua perempuan.

"Mamah ayo anterin putri sekolah," rengek anak Fitria yang paling kecil sekarang hari pertama dia masuk sekolah di taman kanak-kanak .

"Tunggu sebentar yah, mamah lagi siapin sarapan dulu," ucap Fitria.

Kesibukan Fitria setiap hari hanya mengurus anak-anaknya.

Pekerjaan Fitria dan suaminya adalah penghibur di dunia malam yang lebih tepatnya itu diskotik.

"Apa kamu tidak ada niatan untuk berubah demi anak-anak kita yang sudah mulai beranjak besar," tutur Adi yang ingin mengajak Fitria kejalan yang benar .

"Kamu ngomong apaan sih, kerjaan kita tuh kaya begini tiap malam kalau engga kaya begini kita mau dapat uang dari mana dan bisa makan pakai uang apa," ucap Fitria yang berpikir kalau dia berhenti dari pekerjaan haramnya sebagai penghibur di diskotik bagaimana nasib empat buah hatinya.

"Aku akan bekerja lebih giat lagi dan lebih berusaha keras lagi supaya bisa mencukupi kebutuhan kita sehari-hari," ujar Adi.

Adi sudah tidak kuat lagi melihat istrinya selalu pergi malam dan pulang pagi selama bertahun-tahun mereka menghidupi keluarga mereka dengan uang haram tersebut.

"Ok, kalau kamu ingin aku berhenti untuk bekerja di tempat haram itu, tapi tepati janji kamu untuk memenuhi semua keperluan anak-anak dan juga bayar uang sekolah mereka serta uang kontrakan juga, "ucap Fitria.

Fitria pun langsung masuk ke kamar tidurnya dan mengganti pakaian miliknya dengan baju yang cukup tertutup.

Terkadang terlintas di benak Fitria dia menyesal memilih jalan hidup seperti ini, dan tidak pernah mendengarkan omongan ibunya dulu kerinduan anak kepada seorang ibu pun selalu ada terbesit dalam pikiran Fitria.

"Bagaimana kalau kita besok pergi ke rumah ibu untuk menemui ibu sekaligus aku juga mau minta maaf sama ibu atas semua kesalahan aku selama ini yang telah mencoreng nama baik keluarga terutama sangat menyakiti hati ibu," Ucap Fitria.

Ajak Fitria kepada Adi sang suami untuk mendatangi rumah ibunya yang dari awal tidak pernah merestui pernikahan mereka, bahkan cucu-cucunya pun belum pernah bertemu dengan nenek kandungnya.

"Sekalian kita bawa anak-anak ke rumah ibu, siapa tau ibu bisa luluh maafin kesalahan kita dengan lihat anak-anak yang sekarang sudah tumbuh besar," ucap adi kepada Fitria.

Apakah hati ibu Santi akan tergugah dengan melihat ke empat cucu-cucunya tersebut, dan mencoba melupakan semua kesalahan anak dan menantunya dimasa lalu, tentu menjadi tantangan tersendiri bagi Fitria untuk bisa menaklukkan hati ibunya kembali dan mendapatkan satu kata yaitu maaf.

"Mungkin hidup kita susah begini karena kutukan dari ibu, karena ibu tidak pernah ridho dengan jalan yang kita tempuh apa saja usaha kita dan perbuatan kita selalu dipersulit," ucap Fitria yang betul-betul sangat menyesal atas perbuatannya yang telah menyakiti hati ibunya .

"Bisa saja,Besok kita ajak anak-anak untuk ke rumah ibu nanti kamu bilang yah sama anak-anak untuk siap-siap," ujar Adi.

Fitria pun menyampaikan kepada anak-anaknya kalau besok mereka akan pergi ke rumah nenek mereka.

"Besok kita akan pergi ke rumah nenek,"tutur Fitria kepada anak-anaknya.

Anak-anak Fitria masih bingung karena belum mengetahui keberadaan nenek mereka dan siapa nenek mereka.

"Apa kita masih punya nenek mah?" tanya anak Fitria yang paling sulung .

"Iya ada nenek itu baik banget, pasti nenek akan sayang sekali sama kalian kalau sudah melihat dan ketemu," ucap Fitria dengan yakin kalau hati ibunya akan tersentuh apa bila melihat para cucunya.

Mereka yang naik bajaj mulai dari rumah hingga sampai ke rumah ibu Santi dengan pelan memanggil dan mengetok .

Tok

Tok

Tok

"Asalamualaikum,"

Fitria mengucapkan salam sambil mengetok pintu, hari ini pakaian Fitria dan keluarganya sedikit lebih berbeda dia mengenakan kerudung panjang dan juga baju yang lebih tertutup dari pada hari-hari biasanya.

"Mau apa kalian semua kesini," ucap bu Santi yang tidak mau memandangi wajah anak cucu dan menantunya.

"Kita kesini mau jenguk ibu, anak-anak pengen ketemu sama neneknya," ucap Fitria yang menjelaskan kedatangannya sekeluarga.

"Ibu tidak ingin melihat muka kamu lagi selamanya sebaiknya bawa anak-anak kamu pulang,Ibu sudah menganggap anak ibu yang bernama Fitriani itu mati ,"tutur bu Santi.

Dengan penuh berderai air mata sekali lagi Fitria memohon ampun kepada ibu Santi karena dia tau restu orang tua itu sangat lah penting untuk mempermudah langkahnya di segala urusan dan pekerjaan .

"Bu saya minta maaf kalau memang saya sudah sangat menyakiti hati ibu , tapi tolong jangan hukum anak-anak saya yang ingin tau siapa neneknya mereka tidak bersalah bu cukup kami sebagai orang tua yang menanggung semua kesalahan di masa lalu," Ucap Fitria.

Sejujurnya perkataan Fitria sangat mengetuk hati ibu Santi tetapi mulutnya masih sulit untuk mengatakan bahwa dia sudah memaafkan kesalahan Fitria yang dulu.

Terpopuler

Comments

Kakanakan Banjar

Kakanakan Banjar

penasaran Ama kelanjutan nya gmna

2022-08-05

0

Viko

Viko

tobat 😌

2022-07-25

1

Crazy writer

Crazy writer

lanjut KK

2022-07-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!