...***...
Monster anjing yang akan Rael lawan, mulai mengangkat kaki depannya dan mengeluarkan cakarnya yang sangat tajam.
Rael pun berhasil menghindarinya dengan cara berguling ke arah kanannya, sedangkan serangan monster itu menghantam tanah dengan keras yang membuat tanah disekitarnya rusak.
" Wow... Jika aku terkena serangan tadi, aku sudah pasti akan mati menjadi setumpuk daging."
Dirasa ada sedikit celah, Rael pun segera berlari dan menjauh dari monster anjing tersebut.
Monster anjing itu segera mengejar Rael ke arah gudang senjata, karena gudang itu berada cukup jauh dari ia berasal, Rael mau tidak mau harus berlari sekuat tenaga agar bisa sampai kesana.
" Sial, meskipun aku bisa membuat kulit ku menjadi keras, tapi untuk tenagaku masih sama seperti biasanya, jika tau begini seharusnya aku harus lebih rajin untuk olahraga~."
Hanya dalam beberapa meter saja, Rael sudah merasakan kelelahan akibat berlari secara terus menerus.
Sedang monster anjing itu masih saja mengejarnya tanpa henti, tanpa ia sadari ada sebuah batu yang membuat Rael terjatuh karena menginjaknya tanpa sengaja.
Tak menyia-nyiakan kesempatan, monster anjing itu mengeluarkan serangannya ke arah Rael yang sedang tersungkur itu.
Karena serangan dari monster itu, membuat Rael sedikit ketakutan sehingga membuatnya menutup mata dan melindungi dirinya dengan tangan kanannya.
Tanpa disangka-sangka, serangan barusan itu berhasil digenggam olehnya, bahkan membuat Rael sendiri terkejut atas kejadian tersebut.
Suara yang Rael dengar di alam Nirwana mulai terdengar kembali di dalam kepalanya yang mulai menghasut dan sedikit mencemoohnya.
Sudah kubilang kalau kau itu lemah, bahkan kau sendiri sampai terjatuh hanya karena sebuah batu kecil yang menggangu.
" Hah... Hentikanlah bacotan mu yang tidak berguna itu, meskipun aku terjatuh berkali-kali, aku pasti akan terus memanjat tanpa memikirkan cobaan yang akan kudapatkan di masa depan, jadi percuma saja kau mengatakan sesuatu yang tidak berguna itu."
Mendengar suara hasrat barusan, membuat Rael semakin emosi dan mencengkram cakar monster anjing itu dengan kencang hingga membuatnya hancur berkeping-keping.
Karena kesal, monster anjing tersebut memutarkan badannya dan mengibaskan ekornya, sehingga membuat Rael terhempas dengan jarak yang cukup jauh.
Disisi lain Bima dan yang lainnya berusaha secepat mungkin dalam membetulkan mobil militer itu, meskipun harus memakan beberapa menit waktu, pak Sudiarto yakin sekali dirinya bisa membenarkannya sesegera mungkin.
Bima pun merasa sedikit khawatir dengan keadaan Rael yang harus menjadi umpan ajar pak Sudiarto mempunyai waktu untuk membetulkan mobil.
Rael yang telah dihempas tadi, mengalami beberapa luka di kepala dan disekitar sikutnya akibat mendarat dengan tidak baik.
Beberapa saat pun mulai terlewati, luka yang sebelumnya mulai mengeluarkan sebuah asap dan luka tersebut mulai menyembuhkannya sendiri dalam hanya beberapa detik saja.
" Wow... Bahkan aku juga mendapatkan kekuatan untuk meregenerasi diri, meskipun lukanya sudah sembuh, tetap saja rasa sakit dari luka itu masih terasa bahkan setelah lukanya menutup."
Monster anjing itu mulai mengambil ancang-ancang dan menggeleng-gelengkan kepalanya seperti sebuah banteng, kaki kanan depannya pun ia gesekan ke tanah hingga membuatnya rusak.
Setelah selesai mengambil ancang-ancang, monster anjing itu berlari ke arah Rael dan menyundulnya dengan moncongnya itu.
Rael pun terbawa dan secara tidak sengaja, ia meraih sebuah pipa besi dengan ujungnya yang tajam. Ia pun segera menusukkannya tepa kearah moncong monster tersebut.
Monster anjing itu pun mengeram dan berteriak dengan sangat kencang, Rael pun segera berlari ke tempat yang luas agar mempermudahkannya untuk bergerak dengan bebas.
Dengan moncong yang tertusuk, membuatnya mengeluarkan air liur secara terus menerus. Monster itu pun berusaha untuk meraih pipa besi yang menusuknya dengan keki depannya itu, namun sekeras apapun ia mencoba kakinya itu tidak dapat meraih pipa besi tersebut.
Karena alasan itulah membuatnya tambah marah ke Rael dan ingin segera membunuhnya dengan cakarnya itu, alisnya pun mengerut dan gigi taringnya pun ia perlihatkan ke arah Rael.
Melihatnya tambah marah, Rael menjadi sedikit bersalah atas perbuatannya tersebut.
Walaupun Rael tidak bisa mengerti bahasa anjing, tapi dengan melihat wajahnya saja ia sudah mengerti niat monster anjing itu yang terus memelototinya terus-terusan.
Rael pun mundur selangkah demi selangkah, dengan wajah yang keringat dingin, Rael tidak tau apa yang harus ia lakukan selanjutnya.
Monster anjing yang sudah marah, mengejar Rael dan ingin segera menikamnya hingga mati.
Rael pun menghindari serangannya dan segera pergi ke belakangnya untuk meraih ekor monster itu, setelahnya ia langsung memutar-mutar monster tersebut dan melemparkannya tepat ke dalam gudang senjata.
Mobil yang dikendarai oleh pak Sudiarto berhasil dibetulkan, dengan segera pak Sudiarto melajukan mobil itu ke arah Rael berada.
Karena lemparan tersebut, membuat beberapa senjata terlempar keluar dan salah satu granat pun berhasil menggelinding ke arah Rael.
Ia pun mengambil granat tersebut, dan tak selang beberapa waktu pun, pak Sudiarto berhasil sampai ke tempat Rael berada.
" Rael ayo cepat masuk kemari!" Sorak Bima.
Setelah mobil itu berhasil mendekat ke arah Rael, ia pun menarik pemicu granat sebelumnya dan melemparkannya ke dalam gudang senjata tersebut.
Gudang itu pun berhasil meledak, Rael, Bima dan yang lainnya berhasil melarikan diri dengan menaiki mobil militer yang dikemudikan oleh pak Sudiarto.
>Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments