Bab 18 Nirwana

...***...

Jam alarm telah berbunyi yang menandakan waktu subuh telah tiba, seorang pemuda terlah terbangun di kamarnya yang dipenuhi oleh action figure.

Pemuda itu bangun sembari mengusap matanya dan berjalan dengan sempoyongan menuju pintu kamarnya, ia pun masuk ke kamar mandi dan mencuci matanya.

" Huh... Sepertinya semalam aku bermimpi buruk."

Setelah selesai dengan semua persiapannya ia berjalan ke arah ruang makan yang telah tersaji makanan di atas meja makan, di meja itu pun ada sepucuk kertas yang bertuliskan.

Kakak harus pergi sekarang, jadi aku tidak akan pulang dalam beberapa hari dan jangan lupa untuk mengunci rumah - Santika.

" Oh, jadi KKN nya akan dimulai hari ini yah, sepertinya ini adalah hari bebas ku."

Setelah menghabiskan semua makanannya, ia pun bergegas untuk pergi ke sekolah.

Ia pun menunggu di halte bus sembari memainkan smartphone nya, beberapa orang yang ingin menaiki bus pun duduk di sampingnya.

Tak lama kemudian, bus tersebut telah tiba dan ia pun segera menaikinya bersama orang-orang yang ada di halte.

Sejak masa SMP ku dulu, aku sekarang sudah tidak bisa lagi mengingat wajah seseorang, aku pun tak tau kenapa hal ini terjadi, yah setidaknya masa SMA ku sekarang lebih baik daripada jenjang sebelumnya.

Suara hati pemuda itu sembari menaruh dagunya di tangan kanannya, bus pun berangkat untuk ke halte berikutnya.

Saat ingin sampai di halte selanjutnya, ia melihat gedung sekolah SMP yang dulu dia tempati telah berubah menjadi tanah lapang yang kosong.

Tunggu, sejak kapan sekolah itu berubah jadi tanah lapang?

Entah berapa banyak dia berpikir, tapi ia tidak dapat menemukan alasan sekolah itu tidak ada. Meskipun ia memiliki kenangan buruk di sekolah itu, tapi ia merasa ada yang jangan tentangnya.

Karena terlalu fokus untuk memikirkannya, tanpa sadar bus tersebut telah sampai di sekolah SMA yang ia tempati.

Dari arah kejauhan terdengar suara teriakan yang keras memanggilnya.

" Oi... Rael, bagaimana kabarmu hari ini, kau selalu saja lesu yah!"

" Hei dari dulu aku sudah begini, ngomong-ngomong bagaimana dengan tugas matematika mu apakah sudah selesai?"

" Oh tugas yang kemarin itu kan, aku sudah menyelesaikannya."

" Begitu yah, kalau begitu aku mau melihatnya, karena dari kemarin aku belum menyelesaikan soal nomor 2."

" Hum, boleh."

" Oiya Bima, apa kau tau kenapa SMP yang ada di dekat halte ke tiga itu menjadi tanah kosong?"

" Halte ketiga, bukannya dari dulu emang tanah kosong kan?"

" Eh tunggu, apa maksudmu kalau dari dulu?"

" Dari dulu sampai sekarang kan disana cuma lahan kosong yang dipenuhi rumput kan?"

" Kalau begitu bagaimana dengan SMP XXX yang ku tempati dulu?"

" Eh, bukannya sekolah SMP mu ada di dekat SMA ini kan?"

Rael pun menjadi bingung dengan semua pertanyaan yang ada, meskipun ia tau kalau dirinya tak pandai dalam hal mengingat tapi semua kejadian buruk yang ada di SMP itu masih dia ingat dengan sangat jelas.

" ... Kalau begitu aku izin dulu ke kamar mandi."

" Oh oke kalau begitu."

Rael lantas masuk ke salah satu kamar mandi dan menutup rapat-rapat pintunya, dengan wajah yang kebingungan ia tak bisa menerima semua hal yang telah terjadi.

Semua hal aneh yang menimpanya sudah ia rasakan bahkan semenjak ia bangun tidur, Rael mencubit dirinya sendiri karena mengira dirinya masih bermimpi.

Namun semua hal itu sia-sia dan setelah ia ingat-ingat kembali, dirinya teringat dengan mimpi semalam yang begitu nyata.

Semua kekacauan yang terjadi di mimpinya sangatlah nyata dan semakin ia mengingat semakin yakin bahwa dirinya sekarang berada di bawah alam sadar.

Tak lama kemudian, seluruh listrik di sekolah itu padam dan karena gelap Rael keluar dengan perlahan.

Setelah ia keluar, seluruh sekolah yang sangat ramai tiba-tiba menjadi sepi bahkan tidak ada orang satu pun.

Rael pun berjalan keluar dari sekolah dan ia pun tak percaya karena bukan hanya sekolahnya saja yang kosong bahkan seluruh kota pun sepi tak ada seorang pun yang terlihat.

" Apa-apaan ini sebenarnya?"

" Bagaimana ini bisa terjadi, bahkan Bima pun menghilang."

Ia pun berjalan menyusuri kota dengan ekspresi tak percaya di wajahnya.

Toko dan kendaraan pun semuanya berada dalam kondisi kosong, dan bukan hanya itu saja kucing dan anjing pun tidak dapat ia temukan di seluruh penjuru kota.

" Rael... Bukannya ini yang sebenarnya kau inginkan kan?" Suara terdengar dari seluruh tempat.

" Siapa disana?!"

" Aku adalah perwujudan dari hasrat terpendam mu, jadi semua yang terjadi disini adalah keinginan mu yang tak dapat di ungkapkan pada orang lain."

" Apa maksudmu?"

" Dengan kata lain, ini adalah dunia yang sangat kau inginkan, kau berharap SMP yang kau tempati dulu menghilang, kau juga berharap kalau semua orang yang hanya bisa menonton itu menghilang kan, jadi inilah semua keinginan mu."

" Kau... Apa yang terjadi pada diriku ini?"

" Kau ingat kan semua mimpi yang kau lihat semalam sebenarnya adalah sebuah kenyataan, kau disana mengorbankan dirimu dan menyelamatkan temanmu tapi sebenarnya kau hanya berfikir untuk bunuh diri dengan cara yang keren kan?"

" Aku tahu semua apa yang kau inginkan, jadi menyerah lah dan biarkan aku menggunakan tubuhmu."

Atas semua pernyataan yang suara itu katakan, membuat Rael termenung dan mengepalkan tangannya dengan kuat.

> Bersambung...

Episodes
1 Bab 1 Hari kehancuran
2 Bab 2 Bertahan hidup
3 Bab 3 Bertahan hidup (2)
4 Bab 4 Terminal
5 Bab 5 Menuju puncak
6 Bab 6 Kembali
7 Bab 7 Anggota baru
8 Bab 8 Bandam Land
9 Bab 9 Sebuah harapan baru
10 Bab 10 Sang pelari
11 Bab 11 Sinar bintang di langit malam
12 Bab 12 Monster berekor
13 Bab 13 Pertarungan orang terlatih
14 Bab 14 Tragedi
15 Bab 15 Perpisahan
16 Bab 16 Identitas
17 Bab 17 Reuni
18 Bab 18 Nirwana
19 Bab 19 Harapan
20 Bab 20 Pertarungan
21 Bab 21 Kornea merah
22 Bab 22 Maniak
23 Bab 23 Keluarga
24 Bab 24 Kepercayaan
25 Bab 25 Pekerjaan
26 Bab 26 Menjarah
27 Bab 27 Menguping
28 Bab 28 Aktivitas
29 Bab 29 Penyerbuan
30 Bab 30 Bencana susulan
31 Bab 31 Umpan
32 Bab 32 Teruslah berlari
33 Bab 33 Sidang
34 Bab 34 Kebenaran
35 Bab 35 Dukungan
36 Bab 36 Bekerja keras
37 Bab 37 Keras kepala
38 Bab 38 Topeng gas
39 Bab 39 Penjelajahan
40 Bab 40 Pengintai
41 Bab 41 Bukti
42 Bab 42 Pendatang baru
43 Bab 43 Kecurigaan
44 Bab 44 Penyusup
45 Bab 45 Pertemanan
46 Bab 46 Penyerangan
47 Bab 47 Ketidak pedulian
48 Bab 48 Immortal Projects
49 Bab 49 Kucing liar
50 Bab 50 Daging
51 Bab 51 Gladiator
52 Bab 52 Pertandingan dimulai
53 Bab 53 Cerberus
54 Bab 54 Barbel
55 Bab 55 Sarah
56 Bab 56 Klana
57 Bab 57 Home run
58 Bab 58 Terjerat
59 Bab 59 Akhir Distopia
60 Bab 60 Kripa
61 Bab 61 Rembulan
62 Bab 62 Bahaya baru
63 Bab 63 Pesan
64 Bab 64 Video
65 Bab 65 Bermain dengan api
66 Bab 66 Persiapan
67 Bab 67 Garda depan
68 Bab 68 Kembali lagi
69 Bab 69 Ogre
70 Bab 70 Jaka
71 Bab 71 Emosi
72 Bab 72 Trauma
73 Bab 73 Penyesalan
74 Bab 74 Penentuan
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Bab 1 Hari kehancuran
2
Bab 2 Bertahan hidup
3
Bab 3 Bertahan hidup (2)
4
Bab 4 Terminal
5
Bab 5 Menuju puncak
6
Bab 6 Kembali
7
Bab 7 Anggota baru
8
Bab 8 Bandam Land
9
Bab 9 Sebuah harapan baru
10
Bab 10 Sang pelari
11
Bab 11 Sinar bintang di langit malam
12
Bab 12 Monster berekor
13
Bab 13 Pertarungan orang terlatih
14
Bab 14 Tragedi
15
Bab 15 Perpisahan
16
Bab 16 Identitas
17
Bab 17 Reuni
18
Bab 18 Nirwana
19
Bab 19 Harapan
20
Bab 20 Pertarungan
21
Bab 21 Kornea merah
22
Bab 22 Maniak
23
Bab 23 Keluarga
24
Bab 24 Kepercayaan
25
Bab 25 Pekerjaan
26
Bab 26 Menjarah
27
Bab 27 Menguping
28
Bab 28 Aktivitas
29
Bab 29 Penyerbuan
30
Bab 30 Bencana susulan
31
Bab 31 Umpan
32
Bab 32 Teruslah berlari
33
Bab 33 Sidang
34
Bab 34 Kebenaran
35
Bab 35 Dukungan
36
Bab 36 Bekerja keras
37
Bab 37 Keras kepala
38
Bab 38 Topeng gas
39
Bab 39 Penjelajahan
40
Bab 40 Pengintai
41
Bab 41 Bukti
42
Bab 42 Pendatang baru
43
Bab 43 Kecurigaan
44
Bab 44 Penyusup
45
Bab 45 Pertemanan
46
Bab 46 Penyerangan
47
Bab 47 Ketidak pedulian
48
Bab 48 Immortal Projects
49
Bab 49 Kucing liar
50
Bab 50 Daging
51
Bab 51 Gladiator
52
Bab 52 Pertandingan dimulai
53
Bab 53 Cerberus
54
Bab 54 Barbel
55
Bab 55 Sarah
56
Bab 56 Klana
57
Bab 57 Home run
58
Bab 58 Terjerat
59
Bab 59 Akhir Distopia
60
Bab 60 Kripa
61
Bab 61 Rembulan
62
Bab 62 Bahaya baru
63
Bab 63 Pesan
64
Bab 64 Video
65
Bab 65 Bermain dengan api
66
Bab 66 Persiapan
67
Bab 67 Garda depan
68
Bab 68 Kembali lagi
69
Bab 69 Ogre
70
Bab 70 Jaka
71
Bab 71 Emosi
72
Bab 72 Trauma
73
Bab 73 Penyesalan
74
Bab 74 Penentuan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!