...***...
Asap putih yang menyelimuti mulai menguap ke udara, si tudung putih yang telah terbuka memperlihatkan wajah orang itu dengan sangat jelas.
" Tunggu... Kau adalah Rael?"
" Bagaimana kau bisa ada disini?"
Tanya Bima dengan ekspresi yang tak karuan, entah itu senang, sedih, dan terkejut pun bercampur.
" Rael... Tak kusangka kau bisa selamat, dan apa yang telah terjadi padamu?"
Meskipun Bima telah menanyakan beberapa pertanyaan, tak satupun dari pertanyaan tersebut di jawab oleh Rael.
" Hei Rael, apa kau marah kepadaku?"
" Kenapa kau tidak menjawabnya Rael?!"
Dengan ekspresi wajah yang datar, Rael mendekati Bima dengan berjalan pelan dan tatapan matanya yang berwarna merah.
" Hei Bima, aku tidak tau kalau dia itu Rael yang asli atau bukan, tapi lihatlah matanya yang berwarna merah seperti para monster yang selalu kita temui!"
" Benar apa yang dikatakan Aria, meskipun dia terlihat seperti temanmu ada kemungkinan kalau ia adalah seorang monster yang ganas." Ujar pak Sudiarto.
" Meskipun begitu, Rael pasti akan mengenali ku kan?"
" Kita tidak punya waktu untuk berargumen sekarang, kita harus kabur terlebih dahulu!" Teriak pak Sudiarto.
Pak Sudiarto menarik Bima yang masih mematung melihat Rael yang ada di depannya, meraka pun mulai berlari sembari menyeret Bima.
Saat pak Sudiarto mulai berlari, meraka pun dihadang oleh Rael yang tiba-tiba muncul didepan pak Sudiarto.
Rael pun menyerang mereka dengan tangan kanannya yang berubah ke bentuk tentakel dan mengarah ke Bima, pak Sudiarto yang cekatan segera melemparkan Bima sejauh beberapa meter.
" Aria, jagalah Bima selagi aku menahan dia sekuat tenaga!"
" Baiklah pak!"
Di arah kejauhan, pria misterius sebelumnya terkejut melihat Bima dan yang lain kenal dengan spesimen berharganya.
" Wah... Tak kusangka ada seseorang yang mengenalinya, mereka bilang namanya Rael yah terasa sedikit familiar."
Pak Sudiarto yang menahan Rael, hampir membuatnya terpojok karena kekuatan Rael yang begitu dahsyat.
Dengan saling dorong mendorong, pak Sudiarto berusaha keras untuk melindungi Bima dan Aria yang sedang berlindung.
" Agh... Maaf aku temannya Bima, sepertinya aku tidak bisa bersikap lembut kepadamu ya?"
Dengan serangan tinjunya, pak Sudiarto berhasil memojokkan Rael yang terus dipukul mundur dengan serangan yang profesional.
Rael yang telah dipukul mundur oleh pak Sudiarto, menangkap salah satu tangannya hanya dengan tangan kanannya saja.
Pak Sudiarto yang tertangkap, berusaha keras untuk melepaskannya dari genggaman Rael. Namun sekeras apapun ia berusaha, tenaga Rael itu telah diluar nalarnya.
" Sial, ternyata kekuatan seekor monster itu menyeramkan juga yah."
Disisi lain Ari sedang menolong Bima yang mengalami luka ringan untuk berdiri, ia melihat Bima masih dengan ekspresi tak percaya saat melihat Rael.
" Aria bisakah kau membantuku untuk mendekati Rael?".
" Apa yang kau katakan, kau lihat sendiri kan kalau Rael sudah bukan orang yang kita kenal?!"
" Aku tau Aria, tapi aku tidak bisa membiarkannya menghilang lagi seperti sebelumnya!"
Pak Sudiarto yang kembali terpojokkan, mulai menggunakan kapaknya untuk menyerang Rael.
Beberapa serangan telah dilontarkan oleh pak Sudiarto, namun tak satupun dari serangannya yang berhasil melukai Rael.
" Sial, dia mengunakan tangan kanannya sebagai tameng yang kuat."
Pak Sudiarto menyerang Rael secara terus menerus hingga menghabiskan tenaganya dengan cepat hingga membuat pak Sudiarto terjatuh akibat kelelahan.
Kapak yang dipegang oleh pak Sudiarto pun terjatuh dan diambil oleh Rael untuk menyerang pak Sudiarto yang sedang terduduk, Bima yang melihatnya pun lantas menembak tangan Rael hingga membuatnya terputus.
" Maafkan aku Rael, tapi aku tidak bisa membiarkan mu melakukannya."
Karena tembakan Bima, Rael pun mengganti sasarannya ke arah Bima.
Rael pun berlari menghampiri Bima hingga membuatnya terkejut, dengan tendangannya berhasil membuat Bima terlempar kebelakang.
Aria yang berada didekat Rael, sedikit ketakutan dengan wajah datarnya Rael yang cukup menyeramkan.
Rael pun mencekik Aria dan menatapnya dengan mata merahnya itu, namun pak Sudiarto yang berhasil bangun mulai mencekik Rael dari arah belakang.
Karena tindakan pak Sudiarto, Aria pun berhasil lepas dari Rael dan mengambil pistol yang Bima jatuhkan.
Tanpa segan Aria mun menembaki Rael dengan membabi-buta, namun semua serangannya berhasil dihalau oleh tangannya yang berbentuk seperti sebuah tangan armor yang sangat keras.
Rael yang berhasil menangkap pak Sudiarto, ingin menusuknya dengan tangannya yang berubah bentuk seperti sebilah pisau.
Namun tindakannya itu berhasil digagalkan oleh Bima dengan mendorongnya menjauhi pak Sudiarto dan Aria, dorongannya itu pun terhenti dan Rael pun memukul perut Bima dengan sangat keras.
Bima pun lemas dan terjatuh ke tanah sembari memegang perutnya, Rael pun berniat menusuk Bima dengan tangannya itu.
Saat bilah pisau dari tangannya mendekati Bima, gerakannya tertahan seolah Rael berusaha untuk tidak menyerang Bima.
" ... Aku tau kau masih disana Rael, jadi bangunlah sekarang juga!" Teriak Bima.
Rael pun semakin memberontak dan mulai memukul-mukul kepalanya sendiri hingga berdarah.
> Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments