...***...
Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya mereka semua sampai di depan gerbang markas militer Bandung.
" Akhirnya sampai juga!" Seru Bima.
" Yah akhirnya setelah perjalanan yang panjang, kita berhasil kemari dengan banyak usaha." Ujar Aria.
" Kalian berdua ikutlah dengan ku, meskipun diluar tampak sepi tapi kita tidak tau bagaimana keadaan di dalam sana." Ucap pak Sudiarto.
" Baiklah!"
Pak Sudiarto berjalan memimpin barisan dengan membawa kapak merah di tangannya, dan menoleh ke sekitar untuk mengamati keadaan.
" Hmm... Sejauh ini cukup aman, bagaimana dengan mu Aria."
Aria pun melihat sekitar di atas menara air.
" ... Untuk keadaan di lapangan dan beberapa fasilitas latihan saat ini cukup aman, dan di zona asrama tidak terlalu kelihatan karena tertutupi oleh pohon."
" Begitu yah, kerja bagus Aria."
" Jadi... Sekarang kita harus kemana?" Tanya Bima.
" Kita akan ke gudang dan bengkel, kita harus mencari cadangan persenjataan dan mobil kalau ada."
" Baiklah."
Setelah menentukan tujuan, mereka bertiga pergi bersama secara mengendap-endap.
Tujuan mereka hampir sampai namun, Aria merasakan sesuatu yang sangat ganjil sejak dari tadi.
" Hei pak, apa kau merasa ada sesuatu yang tidak beres?"
" Kau benar Aria, disini sangat mencurigakan."
" Apa maksud kalian berdua?"
" Jika kita lihat keadaan di depan gerbang tadi, banyak sekali barikade yang dipasang dan bukan hanya itu saja beberapa senjata pun tergeletak disana dengan noda darah."
" Apa yang dikatakan Aria itu benar, melihat bukti-bukti tadi sepertinya di tempat ini telah terjadi pertempuran, dan yang membuatnya janggal adalah disini tidak ada satupun mayat maupun monster yang terlihat di tempat ini."
Saat mereka sedang berbincang, terdengar suara rusuh dari arah timur dan secara bertahap suara itu mulai mendekati mereka bertiga.
" Sial, kalian semua masuklah kedalam gudang dan bersembunyi sebisa kalian!"
Beberapa bangunan asrama pun hancur akibat pertarungan kedua entitas yang sangat liar, meskipun agak samar-samar pak Sudiarto melihat seekor monster berupa anjing yang sedang bertarung dengan seseorang bertudung putih.
Tak mau terlibat dengan pertarungan itu, pak Sudiarto kemudian bersembunyi dan melihat dibalik kaca jendela.
Dengan sangat sengit kedua entitas itu terus beradu kekuatan dengan sangat dahsyat, meskipun orang bertudung putih itu nampak kecil dibanding monster anjing itu namun ia berhasil menyudutkan monster tersebut dengan tentakel di tangan kanannya.
" Jadi begitu, ternyata dia juga seorang monster." Ucap Bima.
" Eh tunggu, kenapa kalian kemari, cepat berlindung ke belakang."
Dengan gigitan yang sangat mengerikan, monster anjing itu berhasil mengigit tangan kanan si tudung putih itu.
Darah pun bercucuran ke tanah, meskipun tangannya terputus namun si tudung putih itu tidak berteriak dan malah menyerang monster anjing itu dengan lebih agresif lagi.
Setelah tangan kanannya pulih kembali, si tudung putih itu melemparkan monster anjing tersebut hingga membuatnya terlempar ke arah menara listrik dan membuatnya tersetrum akibat kabel yang putus.
Si tudung putih dengan mata merahnya pun melihat pak Sudiarto dan lantas mendekatinya dengan tatapan yang mengerikan.
" Sial, Bima dan Aria kalian berdua cepatlah keluar dari sini!"
Mendengar teriakan pak Sudiarto, si tudung putih pun berlari dan langsung menendang pintu hingga terlempar.
" Agh!" Pak Sudiarto berlari dan mengangkat kapaknya untuk diarahkan ke si tudung putih itu.
Namun, serangannya tidak dapat menggores tangan kirinya yang ia pakai untuk menahan kapak pak Sudiarto.
Pak Sudiarto pun dilempar olehnya dan mendarah di atas kardus yang tak terpakai.
" Pak Sudiarto!" Teriak Bima.
Si tudung putih pun menatap Bima dan mendekatinya dengan perlahan, monster anjing yang berhasil bangun pun menyerang kembali si tudung putih dan membawanya keluar dengan cara digigit.
Agar ia dapat terlepas darinya, si tudung putih mencabut gigi taringnya dengan kedua tangan dan ia pun berhasil terlepas dari monster anjing tersebut.
Sesudah terlepas ia pun mengambil kaki depan monster itu dan melemparkannya ke arah gudang kedua yang tak jauh darinya, monster itu pun terlempar dan membuat beberapa bom di dalamnya meledak.
Pak Sudiarto pun berlari ke arah bengkel kendaraan dan mengambil salah satu mobil militer disana, sementara Bima dan Aria bersembunyi di salah satu ruangan.
Sementara mereka sedang sibuk dengan dirinya masing-masing, di arah kejauhan ada seseorang yang sedang melihat pertarungan si tudung putih melawan si monster anjing.
" Wah... Tak kusangka mereka berdua akan bertarung dengan sangat sengit, oh tunggu ternyata di arah sana ada beberapa manusia yang selamat."
Pak Sudiarto yang telah berhasil menghidupkan mobilnya, lantas ia pun menabrakkannya ke arah si tudung putih tersebut hingga membuatnya terpental sejauh beberapa meter.
Bima dan Aria pun menghampiri pak Sudiarto untuk mengecek keadaannya.
Saat mereka berdua sedang mengeceknya, si tudung putih itu bangkit kembali dengan tubuh yang dipenuhi oleh asap.
Karena kejadian barusan, membuat tudung yang ia pakai terbuka sehingga membuat wajahnya terlihat dengan jelas.
Bima yang melihatnya terkejut dengan wajahnya tersebut, karena orang bertudung putih itu ternyata adalah teman dekatnya yaitu Rael.
>Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments