Bab 16 Identitas

...***...

Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya mereka semua sampai di depan gerbang markas militer Bandung.

" Akhirnya sampai juga!" Seru Bima.

" Yah akhirnya setelah perjalanan yang panjang, kita berhasil kemari dengan banyak usaha." Ujar Aria.

" Kalian berdua ikutlah dengan ku, meskipun diluar tampak sepi tapi kita tidak tau bagaimana keadaan di dalam sana." Ucap pak Sudiarto.

" Baiklah!"

Pak Sudiarto berjalan memimpin barisan dengan membawa kapak merah di tangannya, dan menoleh ke sekitar untuk mengamati keadaan.

" Hmm... Sejauh ini cukup aman, bagaimana dengan mu Aria."

Aria pun melihat sekitar di atas menara air.

" ... Untuk keadaan di lapangan dan beberapa fasilitas latihan saat ini cukup aman, dan di zona asrama tidak terlalu kelihatan karena tertutupi oleh pohon."

" Begitu yah, kerja bagus Aria."

" Jadi... Sekarang kita harus kemana?" Tanya Bima.

" Kita akan ke gudang dan bengkel, kita harus mencari cadangan persenjataan dan mobil kalau ada."

" Baiklah."

Setelah menentukan tujuan, mereka bertiga pergi bersama secara mengendap-endap.

Tujuan mereka hampir sampai namun, Aria merasakan sesuatu yang sangat ganjil sejak dari tadi.

" Hei pak, apa kau merasa ada sesuatu yang tidak beres?"

" Kau benar Aria, disini sangat mencurigakan."

" Apa maksud kalian berdua?"

" Jika kita lihat keadaan di depan gerbang tadi, banyak sekali barikade yang dipasang dan bukan hanya itu saja beberapa senjata pun tergeletak disana dengan noda darah."

" Apa yang dikatakan Aria itu benar, melihat bukti-bukti tadi sepertinya di tempat ini telah terjadi pertempuran, dan yang membuatnya janggal adalah disini tidak ada satupun mayat maupun monster yang terlihat di tempat ini."

Saat mereka sedang berbincang, terdengar suara rusuh dari arah timur dan secara bertahap suara itu mulai mendekati mereka bertiga.

" Sial, kalian semua masuklah kedalam gudang dan bersembunyi sebisa kalian!"

Beberapa bangunan asrama pun hancur akibat pertarungan kedua entitas yang sangat liar, meskipun agak samar-samar pak Sudiarto melihat seekor monster berupa anjing yang sedang bertarung dengan seseorang bertudung putih.

Tak mau terlibat dengan pertarungan itu, pak Sudiarto kemudian bersembunyi dan melihat dibalik kaca jendela.

Dengan sangat sengit kedua entitas itu terus beradu kekuatan dengan sangat dahsyat, meskipun orang bertudung putih itu nampak kecil dibanding monster anjing itu namun ia berhasil menyudutkan monster tersebut dengan tentakel di tangan kanannya.

" Jadi begitu, ternyata dia juga seorang monster." Ucap Bima.

" Eh tunggu, kenapa kalian kemari, cepat berlindung ke belakang."

Dengan gigitan yang sangat mengerikan, monster anjing itu berhasil mengigit tangan kanan si tudung putih itu.

Darah pun bercucuran ke tanah, meskipun tangannya terputus namun si tudung putih itu tidak berteriak dan malah menyerang monster anjing itu dengan lebih agresif lagi.

Setelah tangan kanannya pulih kembali, si tudung putih itu melemparkan monster anjing tersebut hingga membuatnya terlempar ke arah menara listrik dan membuatnya tersetrum akibat kabel yang putus.

Si tudung putih dengan mata merahnya pun melihat pak Sudiarto dan lantas mendekatinya dengan tatapan yang mengerikan.

" Sial, Bima dan Aria kalian berdua cepatlah keluar dari sini!"

Mendengar teriakan pak Sudiarto, si tudung putih pun berlari dan langsung menendang pintu hingga terlempar.

" Agh!" Pak Sudiarto berlari dan mengangkat kapaknya untuk diarahkan ke si tudung putih itu.

Namun, serangannya tidak dapat menggores tangan kirinya yang ia pakai untuk menahan kapak pak Sudiarto.

Pak Sudiarto pun dilempar olehnya dan mendarah di atas kardus yang tak terpakai.

" Pak Sudiarto!" Teriak Bima.

Si tudung putih pun menatap Bima dan mendekatinya dengan perlahan, monster anjing yang berhasil bangun pun menyerang kembali si tudung putih dan membawanya keluar dengan cara digigit.

Agar ia dapat terlepas darinya, si tudung putih mencabut gigi taringnya dengan kedua tangan dan ia pun berhasil terlepas dari monster anjing tersebut.

Sesudah terlepas ia pun mengambil kaki depan monster itu dan melemparkannya ke arah gudang kedua yang tak jauh darinya, monster itu pun terlempar dan membuat beberapa bom di dalamnya meledak.

Pak Sudiarto pun berlari ke arah bengkel kendaraan dan mengambil salah satu mobil militer disana, sementara Bima dan Aria bersembunyi di salah satu ruangan.

Sementara mereka sedang sibuk dengan dirinya masing-masing, di arah kejauhan ada seseorang yang sedang melihat pertarungan si tudung putih melawan si monster anjing.

" Wah... Tak kusangka mereka berdua akan bertarung dengan sangat sengit, oh tunggu ternyata di arah sana ada beberapa manusia yang selamat."

Pak Sudiarto yang telah berhasil menghidupkan mobilnya, lantas ia pun menabrakkannya ke arah si tudung putih tersebut hingga membuatnya terpental sejauh beberapa meter.

Bima dan Aria pun menghampiri pak Sudiarto untuk mengecek keadaannya.

Saat mereka berdua sedang mengeceknya, si tudung putih itu bangkit kembali dengan tubuh yang dipenuhi oleh asap.

Karena kejadian barusan, membuat tudung yang ia pakai terbuka sehingga membuat wajahnya terlihat dengan jelas.

Bima yang melihatnya terkejut dengan wajahnya tersebut, karena orang bertudung putih itu ternyata adalah teman dekatnya yaitu Rael.

>Bersambung...

Episodes
1 Bab 1 Hari kehancuran
2 Bab 2 Bertahan hidup
3 Bab 3 Bertahan hidup (2)
4 Bab 4 Terminal
5 Bab 5 Menuju puncak
6 Bab 6 Kembali
7 Bab 7 Anggota baru
8 Bab 8 Bandam Land
9 Bab 9 Sebuah harapan baru
10 Bab 10 Sang pelari
11 Bab 11 Sinar bintang di langit malam
12 Bab 12 Monster berekor
13 Bab 13 Pertarungan orang terlatih
14 Bab 14 Tragedi
15 Bab 15 Perpisahan
16 Bab 16 Identitas
17 Bab 17 Reuni
18 Bab 18 Nirwana
19 Bab 19 Harapan
20 Bab 20 Pertarungan
21 Bab 21 Kornea merah
22 Bab 22 Maniak
23 Bab 23 Keluarga
24 Bab 24 Kepercayaan
25 Bab 25 Pekerjaan
26 Bab 26 Menjarah
27 Bab 27 Menguping
28 Bab 28 Aktivitas
29 Bab 29 Penyerbuan
30 Bab 30 Bencana susulan
31 Bab 31 Umpan
32 Bab 32 Teruslah berlari
33 Bab 33 Sidang
34 Bab 34 Kebenaran
35 Bab 35 Dukungan
36 Bab 36 Bekerja keras
37 Bab 37 Keras kepala
38 Bab 38 Topeng gas
39 Bab 39 Penjelajahan
40 Bab 40 Pengintai
41 Bab 41 Bukti
42 Bab 42 Pendatang baru
43 Bab 43 Kecurigaan
44 Bab 44 Penyusup
45 Bab 45 Pertemanan
46 Bab 46 Penyerangan
47 Bab 47 Ketidak pedulian
48 Bab 48 Immortal Projects
49 Bab 49 Kucing liar
50 Bab 50 Daging
51 Bab 51 Gladiator
52 Bab 52 Pertandingan dimulai
53 Bab 53 Cerberus
54 Bab 54 Barbel
55 Bab 55 Sarah
56 Bab 56 Klana
57 Bab 57 Home run
58 Bab 58 Terjerat
59 Bab 59 Akhir Distopia
60 Bab 60 Kripa
61 Bab 61 Rembulan
62 Bab 62 Bahaya baru
63 Bab 63 Pesan
64 Bab 64 Video
65 Bab 65 Bermain dengan api
66 Bab 66 Persiapan
67 Bab 67 Garda depan
68 Bab 68 Kembali lagi
69 Bab 69 Ogre
70 Bab 70 Jaka
71 Bab 71 Emosi
72 Bab 72 Trauma
73 Bab 73 Penyesalan
74 Bab 74 Penentuan
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Bab 1 Hari kehancuran
2
Bab 2 Bertahan hidup
3
Bab 3 Bertahan hidup (2)
4
Bab 4 Terminal
5
Bab 5 Menuju puncak
6
Bab 6 Kembali
7
Bab 7 Anggota baru
8
Bab 8 Bandam Land
9
Bab 9 Sebuah harapan baru
10
Bab 10 Sang pelari
11
Bab 11 Sinar bintang di langit malam
12
Bab 12 Monster berekor
13
Bab 13 Pertarungan orang terlatih
14
Bab 14 Tragedi
15
Bab 15 Perpisahan
16
Bab 16 Identitas
17
Bab 17 Reuni
18
Bab 18 Nirwana
19
Bab 19 Harapan
20
Bab 20 Pertarungan
21
Bab 21 Kornea merah
22
Bab 22 Maniak
23
Bab 23 Keluarga
24
Bab 24 Kepercayaan
25
Bab 25 Pekerjaan
26
Bab 26 Menjarah
27
Bab 27 Menguping
28
Bab 28 Aktivitas
29
Bab 29 Penyerbuan
30
Bab 30 Bencana susulan
31
Bab 31 Umpan
32
Bab 32 Teruslah berlari
33
Bab 33 Sidang
34
Bab 34 Kebenaran
35
Bab 35 Dukungan
36
Bab 36 Bekerja keras
37
Bab 37 Keras kepala
38
Bab 38 Topeng gas
39
Bab 39 Penjelajahan
40
Bab 40 Pengintai
41
Bab 41 Bukti
42
Bab 42 Pendatang baru
43
Bab 43 Kecurigaan
44
Bab 44 Penyusup
45
Bab 45 Pertemanan
46
Bab 46 Penyerangan
47
Bab 47 Ketidak pedulian
48
Bab 48 Immortal Projects
49
Bab 49 Kucing liar
50
Bab 50 Daging
51
Bab 51 Gladiator
52
Bab 52 Pertandingan dimulai
53
Bab 53 Cerberus
54
Bab 54 Barbel
55
Bab 55 Sarah
56
Bab 56 Klana
57
Bab 57 Home run
58
Bab 58 Terjerat
59
Bab 59 Akhir Distopia
60
Bab 60 Kripa
61
Bab 61 Rembulan
62
Bab 62 Bahaya baru
63
Bab 63 Pesan
64
Bab 64 Video
65
Bab 65 Bermain dengan api
66
Bab 66 Persiapan
67
Bab 67 Garda depan
68
Bab 68 Kembali lagi
69
Bab 69 Ogre
70
Bab 70 Jaka
71
Bab 71 Emosi
72
Bab 72 Trauma
73
Bab 73 Penyesalan
74
Bab 74 Penentuan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!