Bab 14 Tragedi

...***...

Setelah ledakan besar yang diakibatkan oleh Bima, sepertiga monster yang mengejar telah hancur bersama dengan intinya.

Bima dan Aria mengalami luka ringan akibat gelombang kejut sebelumnya, sementara itu monster yang masih hidup mulai meregenerasi beberapa bagian tubuhnya yang hancur akibat ledakan.

" Sebaiknya kita harus segera pergi Bima."

" Ya kau benar, kita harus bergegas."

Sementara itu Adi yang masih dikejar oleh monster berekor itu sedang kewalahan karena kehabisan tenaga.

Monster itu mengejar Adi dengan merayap di dinding dengan sebuah cairan yang menetes dari ujung ekornya.

Setelah jarak yang agak dekat, monster itu melompat dan menyerang dengan cakarnya yang tajam.

Saat Adi sedang kewalahan, ia pun mengambil sebuah pintu mobil dan mengarahkannya ke monster itu.

" Agh... Dasar kau monster sialan!" Adi pun melemparkan monster itu hingga membuatnya tersungkur.

Monster itu menatap tajam Adi dengan merangkak secara perlahan dan memutari nya.

Adi menatap kembali monster itu dengan berlindung pada sebuah pintu mobil yang penyok dan bekas cakaran yang sangat merusak.

Setelah saling tatap menatap, monster tersebut mengarahkan ekornya ke depan dan menunjukkan taringnya yang penuh liur.

Di sisi lain Bima dan Aria berlari tanpa tujuan di dalam sebuah gedung perkantoran yang porak poranda dengan kertas dokumen yang berserakan dilantai.

" Apa kau tidak apa-apa Bima?"

" Yah, aku tak apa-apa."

" Apa maksudmu, lihat tangan kananmu terluka karena serpihan kaca."

" Sini, berikan tangan mu akan ku beri pertolongan pertama."

" Ah... Aku tidak sadar kalau sudah terluka, maaf merepotkan mu."

" Seharusnya kau lebih memerhatikan tubuhmu, bagaimana jika luka ini terinfeksi."

Bima hanya bisa tersenyum dan tak bisa berkata-kata karena ia sangat bersyukur dapat bertemu seseorang seperti Aria.

" Nah luka mu sudah ditangani, sekarang sebaiknya kita beristirahat sebentar untuk memulihkan tenaga kita."

Selesai beristirahat dalam beberapa menit, mereka berdua lanjut berjalan dan melihat keadaan diluar dari dalam gedung.

Setelah melihat dan mengecek, ada sebuah ledakan di salah satu gedung tepat pak Sudiarto berada.

" Tunggu, dari arah sana kan jalan pak Sudiarto pergi."

" Kau benar Bima, semoga saja dia baik-baik saja."

" Yah kau benar, kita harus segera bergegas dan menolong mereka semua."

Saat Aria pergi, Bima sempat teralihkan oleh bayangan seseorang dari atas gedung tak jauh dari mereka berada.

" Ada apa Bima?"

" Tidak apa-apa, sepertinya aku salah lihat."

Di dalam sebuah gang yang kotor, Deo sedang menarik nafasnya karena kecapean akibat terus-menerus berlari tanpa arah.

" Hah... Dimana yang lainnya?"

Deo pun berjalan menuju jalan utama sembari melihat-lihat kearah sekitar dengan perasaan waspada.

Sesampainya di jalan utama, ia melihat Adi sedang berhadapan dengan monster berekor yang terus-menerus mengarahkan cakar dan ekornya kepada Adi.

Kak Adi? Sial, ternyata dia mengejar kakak. Batin Deo dengan rasa khawatir dan tak berdaya karena ia tidak bisa melakukan apa-apa.

Adi bersusah bayah menghindari serangan ekornya dengan pintu mobil yang sudah rusak parah, ia mengerutkan dahinya karena rasa kesal akibat monster itu.

Saat Adi berfokus dalam menghindari serangan, ia melihat Deo dari pantulan spion pada pintu mobil tersebut.

Sial, aku harus terus menahan monster ini agar ia tidak menyerang Deo. Batin Adi dengan wajah yang berlumuran keringat.

Beberapa saat setelah menyerang terus-menerus, monster itu secara tidak sengaja melihat Deo yang berada di trotoar.

Monster itu pun berlari kearah Deo dan melompat dengan cakar tajamnya.

" Cepatlah pergi Deo!"

Tak disangka monster itu tiba-tiba terlempar akibat pak Sudiarto memukulnya dengan sangat keras, akibat pukulannya monster itu memasang ekspresi marah kepada pak Sudiarto.

" Hah, jika kau ingin bertarung maka lawanlah musuh yang setara dengan mu."

Monster itu pun menyerang pak Sudiarto sembari berteriak dengan nada tinggi, ia pun mengarahkan ekornya kepada pak Sudiarto.

Pak Sudiarto pun, menghindarinya dan memegang ekor monster itu dan melemparnya.

Karena serang itu, monster tersebut tambah marah dan dari tubuhnya mulai berubah warna menjadi keunguan. Bukan hannya warna tubuhnya saja, tetapi beberapa bagian tubuhnya mulai berubah bentuk dan dipenuhi dengan duri-duri yang tajam.

" Hahaha, kau pasti bercanda kan?" Tanya Adi.

" Sepertinya ini akan menjadi tambah berbahaya, Deo cepatlah bersembunyi dari tempat ini." Ujar pak Sudiarto.

Namun tak berselang lama, monster tersebut mulai menyerang Adi dan pak Sudiarto hingga membuatnya terlempar cukup jauh.

Tak berselang lama monster itu berhasil mengejar Deo dan menusukkan ekornya tepat diperutnya hingga berlubang.

" Deo!!"

Adi pun marah sejadi-jadinya dan berlari ketempat Deo dengan menghajar monster itu dengan pintu mobil yang sedang ia pegang.

Monster tadi yang tersungkur, bangkit kembali dan ingin menyerang Adi dengan ekornya.

Namun suara tembakan pun terdengar dan membuat ekor monster tadi terputus, monster itu pun marah dan melihat Aria yang barusan dengan sniper nya.

" Adi tangkap tombak ku ini!" Teriak Bima.

Adi pun berhasil menangkapnya dan mulai menyerang monster itu dengan tombak yang barusan ia dapat, Aria pun ikut membantu dengan menembaki kaki monster tersebut dengan sniper dari atas gedung.

" Agh... Rasakan ini monster brengsek!"

Adi pun berhasil menusukkan tombaknya tepat di dada monster itu, pak Sudiarto pun mengunakan kapaknya yang sempat terjatuh ditengah jalan dan mengayunkannya hingga membuat kepala monster itu terputus, setelahnya pun pak Sudiarto mengarahkan kapaknya di perut monster itu.

>Bersambung...

Episodes
1 Bab 1 Hari kehancuran
2 Bab 2 Bertahan hidup
3 Bab 3 Bertahan hidup (2)
4 Bab 4 Terminal
5 Bab 5 Menuju puncak
6 Bab 6 Kembali
7 Bab 7 Anggota baru
8 Bab 8 Bandam Land
9 Bab 9 Sebuah harapan baru
10 Bab 10 Sang pelari
11 Bab 11 Sinar bintang di langit malam
12 Bab 12 Monster berekor
13 Bab 13 Pertarungan orang terlatih
14 Bab 14 Tragedi
15 Bab 15 Perpisahan
16 Bab 16 Identitas
17 Bab 17 Reuni
18 Bab 18 Nirwana
19 Bab 19 Harapan
20 Bab 20 Pertarungan
21 Bab 21 Kornea merah
22 Bab 22 Maniak
23 Bab 23 Keluarga
24 Bab 24 Kepercayaan
25 Bab 25 Pekerjaan
26 Bab 26 Menjarah
27 Bab 27 Menguping
28 Bab 28 Aktivitas
29 Bab 29 Penyerbuan
30 Bab 30 Bencana susulan
31 Bab 31 Umpan
32 Bab 32 Teruslah berlari
33 Bab 33 Sidang
34 Bab 34 Kebenaran
35 Bab 35 Dukungan
36 Bab 36 Bekerja keras
37 Bab 37 Keras kepala
38 Bab 38 Topeng gas
39 Bab 39 Penjelajahan
40 Bab 40 Pengintai
41 Bab 41 Bukti
42 Bab 42 Pendatang baru
43 Bab 43 Kecurigaan
44 Bab 44 Penyusup
45 Bab 45 Pertemanan
46 Bab 46 Penyerangan
47 Bab 47 Ketidak pedulian
48 Bab 48 Immortal Projects
49 Bab 49 Kucing liar
50 Bab 50 Daging
51 Bab 51 Gladiator
52 Bab 52 Pertandingan dimulai
53 Bab 53 Cerberus
54 Bab 54 Barbel
55 Bab 55 Sarah
56 Bab 56 Klana
57 Bab 57 Home run
58 Bab 58 Terjerat
59 Bab 59 Akhir Distopia
60 Bab 60 Kripa
61 Bab 61 Rembulan
62 Bab 62 Bahaya baru
63 Bab 63 Pesan
64 Bab 64 Video
65 Bab 65 Bermain dengan api
66 Bab 66 Persiapan
67 Bab 67 Garda depan
68 Bab 68 Kembali lagi
69 Bab 69 Ogre
70 Bab 70 Jaka
71 Bab 71 Emosi
72 Bab 72 Trauma
73 Bab 73 Penyesalan
74 Bab 74 Penentuan
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Bab 1 Hari kehancuran
2
Bab 2 Bertahan hidup
3
Bab 3 Bertahan hidup (2)
4
Bab 4 Terminal
5
Bab 5 Menuju puncak
6
Bab 6 Kembali
7
Bab 7 Anggota baru
8
Bab 8 Bandam Land
9
Bab 9 Sebuah harapan baru
10
Bab 10 Sang pelari
11
Bab 11 Sinar bintang di langit malam
12
Bab 12 Monster berekor
13
Bab 13 Pertarungan orang terlatih
14
Bab 14 Tragedi
15
Bab 15 Perpisahan
16
Bab 16 Identitas
17
Bab 17 Reuni
18
Bab 18 Nirwana
19
Bab 19 Harapan
20
Bab 20 Pertarungan
21
Bab 21 Kornea merah
22
Bab 22 Maniak
23
Bab 23 Keluarga
24
Bab 24 Kepercayaan
25
Bab 25 Pekerjaan
26
Bab 26 Menjarah
27
Bab 27 Menguping
28
Bab 28 Aktivitas
29
Bab 29 Penyerbuan
30
Bab 30 Bencana susulan
31
Bab 31 Umpan
32
Bab 32 Teruslah berlari
33
Bab 33 Sidang
34
Bab 34 Kebenaran
35
Bab 35 Dukungan
36
Bab 36 Bekerja keras
37
Bab 37 Keras kepala
38
Bab 38 Topeng gas
39
Bab 39 Penjelajahan
40
Bab 40 Pengintai
41
Bab 41 Bukti
42
Bab 42 Pendatang baru
43
Bab 43 Kecurigaan
44
Bab 44 Penyusup
45
Bab 45 Pertemanan
46
Bab 46 Penyerangan
47
Bab 47 Ketidak pedulian
48
Bab 48 Immortal Projects
49
Bab 49 Kucing liar
50
Bab 50 Daging
51
Bab 51 Gladiator
52
Bab 52 Pertandingan dimulai
53
Bab 53 Cerberus
54
Bab 54 Barbel
55
Bab 55 Sarah
56
Bab 56 Klana
57
Bab 57 Home run
58
Bab 58 Terjerat
59
Bab 59 Akhir Distopia
60
Bab 60 Kripa
61
Bab 61 Rembulan
62
Bab 62 Bahaya baru
63
Bab 63 Pesan
64
Bab 64 Video
65
Bab 65 Bermain dengan api
66
Bab 66 Persiapan
67
Bab 67 Garda depan
68
Bab 68 Kembali lagi
69
Bab 69 Ogre
70
Bab 70 Jaka
71
Bab 71 Emosi
72
Bab 72 Trauma
73
Bab 73 Penyesalan
74
Bab 74 Penentuan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!